Aksi dilakukan di halaman SMPN 1 Surakarta, Jumat (16/6/2017). Para peserta aksi berjumlah 20-an orang yang terdiri dari orang tua lulusan SMP dan orang tua siswa kelas IX.
Mereka menandatangani poster-poster bertuliskan protes terhadap Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sebagai pelaksana PPDB online. Poster tersebut antara lain bertuliskan 'Jangan Paksakan Gakin' dan 'Dukung Gakin Berprestasi'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Gubernur Ganjar: Ada Penggunaan Surat Miskin Palsu di PPDB 2017
Baca juga: Polemik Siswa SMA Gakin Dikhawatirkan Timbul Masalah Pembiayaan
Isi Pergub yang menjadi polemik ialah tidak adanya batasan maksimal siswa dari keluarga miskin (gakin). Siswa gakin dapat memasuki sekolah manapun dengan syarat memiliki nilai ujian 24 atau rata-rata 6.
"Kita bukannya tidak senang dengan gakin. Tetapi gakin ini juga harus berprestasi. Kalau maksimal 20 persen itu baru proporsional, biar gakin bersaing dengan gakin. Gakin jangan menggeser siswa reguler yang berprestasi," ujar Bambang.
Dia khawatir adanya siswa gakin bernilai rendah yang masuk di sekolah favorit akan menjadi beban para pengajar. "Biasanya mereka adaptasinya buruk. Jangan dieksploitasi lah kalau kaya gini. Ini terlalu dipaksakan," katanya.
Baca juga: Jika Siswa Gakin Palsu Dicoret, Kursinya Tetap Dibiarkan Kosong
Selain lulusan SMP, orang tua kelas IX SMP juga meminta regulasi tersebut segera dicabut. Mereka khawatir bakal menemui masalah yang sama pada PPDB 2018 nanti.
"Masalahnya, surat keterangan tidak mampu (SKTM) itu bisa dipalsukan. Jangan sampai nanti orang itu berlomba-lomba jadi orang miskin, bukan orang pandai," pungkasnya. (mbr/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini