Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Kesbangpol Kabupaten Sukoharjo, Gunawan Wibisono, dalam seminar peringatan Harlah GP Ansor ke-83 yang diadakan oleh Satkorcab Banser Sukoharjo, Sabtu (20/5/2017).
"Perbedaan itu sebuah keniscayaan yang terjadi di Indonesia yang terdiri dari beragam suku yang menganut keyakinan masing-masing. Justru itulah kekuatan kita sebagai bangsa majemuk. Namun justru kemajemukan itu akan dikikis kelompok pesanan dengan memanasi-manasi perbedaan itu sebagai pemicunya," ujar Gunawan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Pasintel Kodim 0726/Sukoharjo, Kapten Muhammad Azis, menilai maraknya aksi yang mengarah pada intoleransi hingga radikalisme, harus diwaspadai ada campur tangan asing. Strategi memecah belah-bangsa seakan menjadi cara jitu, mengingat Indonesia terdiri dari berbagai macam suku dan agama.
"Negara ini kaya, sumber mineral tinggi, bahan alam melimpah dan sumber energi tersedia di Indonesia yang tidak dimiliki negara lain. Ada keinginan untuk menguasai dengan melibatkan pihak ketiga atau warga Indonesia sendiri. Stigma bahwa Sukoharjo sarang teroris itu juga selalu didengung-dengungkan untuk melemahkan kita," ungkapnya.
Sementara itu, Wakil Ketua PC NU Sukoharjo, Ahmad Hafid mengajak seluruh masyarakat duduk bersama membahas kembali dasar negara Pancasila dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
"Mari kita diskusikan kembali mengenai Bhinneka Tunggal Ika. Bagaimana upaya untuk menyelesaikan suatu kasus dengan tetap menjalankan hukum yang berlaku," tuturnya.
Sebagai penyelenggara, Satuan Kordinasi cabang Banser Sukoharjo, ingin mewadahi diskusi kebinekaan tersebut. "Kita ingin menumbuhkan lagi toleransi dalam berbangsa dan bernegara," kata Kasat Korcab Banser Sukoharjo, Dwi Nugroho.
Seminar tersebut selanjutnya ditutup dengan ikrar setia pada Pancasila dan UUD 1945 sebagai konstitusi NKRI yang berbhineka tunggal ika. Ikrar itu disampaikan oleh para pimpinan organisasi kepemudaan di Sukoharjo, Jawa Tengah. (mbr/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini