Kasus COVID-19 termasuk varian Omicron di Jawa Barat mengalami peningkatan. Bupati Ciamis Herdiat Sunarya menyatakan akan meningkatkan vaksinasi dosis 2 dengan jemput bola secara door to door.
Kemungkinan Ciamis tidak Level 1 lagi di evaluasi berikutnya. Mengingat capaian vaksinasi dosis 2 baru 48 persen. Agar tidak masuk Level 3, Pemkab Ciamis akan menggenjot vaksinasi dengan cara menyisir warga secara door to door. Paling tidak vaksinasi untuk dosis kedua bisa mencapai 60 persen. Sedangkan untuk dosis pertama Ciamis sudah mencapai 83 persen.
"Kemungkinan, kelihatannya pada evaluasi berikutnya Ciamis tidak Level 1 karena vaksinasi dosis 2 belum mencapai 70 persen," ujar Herdiat usai mengikuti arahan Presiden Jokowi secara daring di Aula Setda Ciamis, Senin (7/2/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk itu, Herdiat mengimbau kepada masyarakat yang belum vaksinasi dosis 2 agar segera melaksanakannya. Hal ini dilaksanakan untuk kepentingan bersama. Mengingat pada level 3, aktivitas akan lebih dibatasi daripada Level 2 atau Level 1.
Herdiat mengatakan sesuai dengan arahan Presiden Jokowi, masyarakat diimbau tidak perlu panik. Namun harus tetap waspada dengan meningkatnya kasus Covid-19 saat ini.
"Terutama varian Omicron yang penyebarannya sangat cepat. Di Ciamis ada 12 kasus baru, tapi kita belum mengetahui itu Omicron atau varian delta," ucapnya.
Herdiat menegaskan akan kembali menggencarkan edukasi dan sosialisasi ke masyarakat mengenai protokol kesehatan. Satgas di daerah lebih proaktif mengingatkan masyarakat yang saat ini banyak yang abai prokes. Padahal pandemi COVID-19 belum berakhir.
"Kondisi di daerah memang sekarang banyak abai prokes. Jadi kita akan tingkatkan lagi edukasi dan sosialisasi. Minimal memakai masker saat beraktivitas dan vaksinasi," tutur Herdiat.
Bogor Cek Kesiapan Rumah Sakit
Wali Kota Bogor Bima Arya bersama pimpinan dearah Kota Bogor meninjau langsung kesiapan rumah sakit di Kota Bogor untuk menghadapi lonjakan kasus COVID-19. Bima memprediksi, lonjakan kasus bakal melebihi ketika varian delta.
"Dua hari yang lalu Kota Bogor mencatatkan angka yg sangat tinggi sekali, 741 (kasus positif COVID-19 dalam sehari) itu mendekati jumlah puncak di masa delta (COVID-19 varian delta), diperkirakan kita akan terus naik melewati angka delta itu. Oleh karena itu kita pastikan kesiapan tempat tidur di rumah sakit," kata Bima Arya didampingi Kapolresta Bogor Kota Kombes Susatyo Purnomo Condro di RSUD Kota Bogor, Senin (7/2/2022).
"Kami sudah perintahkan seluruh rs untuk melakukan konversi dari umum menjadi layanan Covid, kami sudah mengunjungi dua rs secara keseluruhan kami lihat sudah di konversi baik itu di RS Hermina maupun RSUD," sambungnya.
Bima menegaskan pasien positif COVID-19 yang kini dirawat di rumah sakit merupakan pasien yang hanya mengalami gejala sedang hingga berat. Sementara yang bergejala ringan, diarahkan untuk isolasi mandiri di rumah.
"Ada angka-angka yang saya kira penting yaitu sebagian besar yg dirawat karena belum divaksin, ya ini kami akan koordinasiian tentunya kalau yang belum divaksin dari kabupaten dan tentunya kami akan lakukan itu," kata Bima.
Menurut Bima, saat ini Bed Occupancy Rate (BOR) di rumah sakit di Kota Bogor berada di angka 31 persen. Pihaknya kini mempersiapkan rumah sakit lapangan untuk penanganan pasien positif COVID-19.
"BOR kita sekarang 31 persen, lebih banyak itu yang ringan. Tetapi di beberapa kota saat kami rapat koordinasi dengan Pak Luhut (Menko Marves) itu trennya tetap naik. Kalau di Bogor Alhamdulillah bisa terkendali, jadi artinya kita tidak boleh lalai, kita tidak boleh lengah dan kita harus monitor terus," kata Bima.
Dirut RSUD Kota Bogor Ilham Chaidir mengatakan saat ini 33,7 persen tempat tidur di RSUD Kota Bogor telah dikonversi untuk pasien positif COVID-19. RSUD Kota Bogor juga akan menambah tempat tidur dari yang semula hanya 133, menjadi 152 tempat tidur.
"APD sudah jauh-jauh hari, termasuk SDM. Makanya SDM yang kemarin kontrak tidak kita putuskan. Untuk mengantisipasi ini. Jadi kita sudah jauh-jauh hari mengantisipasi. Bahkan kita lihat, kan mayoritas orang Bogor pegawainya, kita harapkan perawat-perawat ini menjadi pegawai tetap nantinya," ujar Ilham.