Kasus COVID-19 di Jabar perlahan merangkak naik. Bahkan, tercatat ada 492 kasus probable Omicron di Jabar.
"Di Jawa Barat lonjakan terhadap rumah sakit sudah mulai terasa. Per hari ini sekitar 15 persen, dari Paling rendah sekitar 1,3 persen di tanggal 2 Januari. Jadi di hari-hari awal tahun kita sangat rendah kemudian mengalami peningkatan," ujar Gubernur Jabar Ridwan Kamil di Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (31/1/2022).
Untuk kasus Omicron, kata Emil sapaannya, sejauh ini memang belum ada konfirmasi Omicron di Jabar. Akan tetapi, ada 492 warga yang probable Omicron dengan gejala yang mirip kasus Omicron.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi belum menjadi Omicron karena harus dilakukan pengetesan sequence genome satu kali lagi, apakah yang 492 ini dia Delta, Alfa atau Omicron. Tapi di hari ini jumlah itu masuk kategori yang positif (COVID-19), tapi belum pasti Omicron. Kita tunggu, mudah-mudahan tidak, tapi apapun itu tentunya kita akan treatment," tutur Emil.
Emil menuturkan rata-rata kasus COVID-19 di Jabar berada di wilayah Bodebek. Begitupun dengan 492 kasus probable Omicron.
"Kalau ngomongin di mana, saya jawab Bodebek ya. Jadi yang 400-an (probable Omicron) sekian juga ngumpulnya di sana. Dari dulu sudah rumus yang sama. Kedua, Bandung Raya kan begitu, tapi tidak setinggi Bodebek. Jadi 400-an sekian itu ngumpulnya di Bodebek, kemudian Bandung Raya," kata dia.
Emil mengatakan pihaknya sudah menyiapkan langkah antisipasi. Salah satunya menyiapkan ruang-ruang isolasi di sejumlah tempat.
"Di seluruh Jawa Barat itu ada sekitar 120 kalau tidak salah, itu juga sudah mulai dirawat. Mereka yang melakukan kegiatan karantinanya di fasilitas negara," tutur Emil.
PTM di Kota Bogor Dihentikan
Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di Kota Bogor diberhentikan sementara. Hal ini imbas dari kenaikan kasus COVID-19 di sekolah Kota Bogor.
"Dari semua daerah, Kota Bogor kami setujui PTM-nya akan diberhentikan dulu, ditunda (karena) ada kenaikan kasus di sekolah yang juga berhubungan dengan domisili dari wilayah tempat sekolah itu ada," ucap Gubernur Jabar Ridwan Kamil.
Emil mengatakan penundaan ini setelah Pemprov Jabar mendapatkan permintaan dari Wali Kota Bogor Bima Arya. "Pak Bima Arya Walikota Bogor menyampaikan sebuah fenomena sehingga kami izinkan," ujarnya.
Emil meminta seluruh kepala daerah di Jabar turut serta memantau pergerakan kasus di wilayahnya terutama di lingkungan sekolah. Lebih khusus lagi, kata dia, kepala daerah di wilayah Jabodetabek untuk memantau pergerakan.
"Kami minta semua kepala daerah memonitor, tapi per hari ini karena memang episentrumnya ada di Bogor, Depok, Bekasi. Memang rata-rata kemungkinan ada perubahan-perubahan kebijakan mayoritas di wilayah itu," kata dia.
"Tapi kasus yang terukur baru di Kota Bogor, tapi feeling saya Depok, Bekasi kelihatannya memiliki pola peningkatan yang sama juga di titik sekolah. Jadi saya minta dievaluasi," tutur Emil menambahkan.