Ratusan kios di Pasar Atas Baru (PAB) Kota Cimahi tidak bertuan. Tercatat sejak 2019 ada 300 kios yang tidak diminati pedagang.
Sebagaimana pantauan detikcom, di lantai dua pasar itu tidak ada aktivitas jual-beli. Tidak terlihat satu kios atau pedagang pun yang berjualan di sana, yang terlihat hanya dinding penyekat antarkios yang masih terbuka.
Berbeda dengan aktivitas jual beli di lantai satu. Pembeli terus berdatangan untuk mencari kebutuhan pokok rumah tangga. Meski demikian, kegiatan itu hanya berlangsung dari dini hari hingga siang hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Total ada sekitar 507 kios di Pasar Atas Baru. Di lantai dua sekitar 200 kios yang kosong dan di lantai satu ada 100-an kios yang kosong," kata Kasubag Tata Usaha (TU) UPTD Pasar Kota Cimahi Andri saat ditemui di Kantor UPTD Pasar Atas Baru, Kota Cimahi, Selasa (25/1/2022).
Kenapa Pedagang Tak Berminat?
Menurut Andri, sejak 2019 kios di PAB tidak diisi pedagang. Pada awalnya, kata dia, beberapa kios di lantai satu akan dipergunakan bagi para pedagang kaki lima yang sempat berjualan di Gandawijaya, Kota Cimahi.
Namun saat ini tidak diisi. Sejumlah pedagang, tutur Andri, tidak berminat akan berjualan di PAB. Sebab, kios tersebut dianggap tidak strategis.
Selain itu, kios di lantai dua dinilai kurang didatangi pembeli. Alasannya karena barang yang akan dijual sama dengan barang yang dijual pedagang di lantai satu.
"Katanya barang yang dijual kan sama. Jadi untuk apa belanja ke atas toh di bawah barang yang dijual sama," ucap Andri.
Berbagai Cara Sudah Dilakukan
Andri menjelaskan masalah tersebut menjadi tantangan bagi UPTD Pasar Kota Cimahi. Sejumlah cara sudah dilakukan pihaknya, namun belum membuahkan hasil.
Andri sudah berkomunikasi dengan sejumlah penjual komoditi tertentu agar bisa membuka kios di PAB. Tetapi, sejak 2020 hingga 2021, tidak kunjung ada kesepakatan akan membuka kios di PAB.
"Harus komoditi khusus. Karena hasil survei Kementerian Perdagangan menyebutkan pasar berlantai dua, lantai duanya nggak jalan. Hampir di seluruh Indonesia," ujarnya.
Mereka pun dituntut untuk lebih inovatif dan kreatif agar menarik minat pedagang maupun pembeli untuk pergi ke pasar. "Kalau sudah jalan, maka akan ada retribusi dan masuk ke PAD," ucap Andri.