Jadi Perajin Tempe, Pria di Lebak Ini Raup Cuan Rp 3 Juta/Hari

Jadi Perajin Tempe, Pria di Lebak Ini Raup Cuan Rp 3 Juta/Hari

Fathul Rizqoh - detikNews
Minggu, 16 Jan 2022 14:13 WIB
Perajin tempe di Kabupaten Lebak.
Foto: Perajin tempe di Kabupaten Lebak (Fathul Rizqoh/detikcom).
Lebak -

Tarwo (63), perajin tempe asal Pekalongan mengadu nasib di Rangkasbitung, Lebak. Dirinya memproduksi ratusan tempe setiap hari dengan keuntungan mencapai Rp 3 juta per hari.

Produksi tempe dilakukan di kontrakan Tarwo yang sederhana di Kampung Barangbang , Cijoro Pasir, Lebak. "Modal produksi sebesar Rp 1,3 juta dengan keuntungan bersih Rp 3 juta per hari," kata Tarwo kepada detikcom, Minggu (16/1/2022).

Usaha ini dilakoninya sejak 2017 lalu. Waktu itu, ia baru saja bangkrut dari usaha konveksi. Tarwo memutuskan untuk menjadi perajin tempe.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dulu bapak buka konveksi tapi 2017 bangkrut, banyak hutang. Ke Rangkasbitung juga enggak bawa apa-apa, mulai merintis lagi bikin tempe," ungkapnya.

Sejak remaja, Tarwo mengaku sudah bekerja di rumah produksi tempe. Dari sana ia belajar membuat tempe.

ADVERTISEMENT

"Dari remaja bapak sudah bikin tempe. Yah karena waktu itu senang juga bikin baju, tapi bangkrut balik lagi ke tempe," ucapnya.

Awal merintis, dirinya hanya dibantu oleh istri dan anaknya. Seiring berjalannya waktu, usahanya semakin besar. Sekarang Tarwo mempunyai tiga karyawan yang sigap membantu produksi tempe.

Berada di posisi ini, katanya, tidak lah mudah. Banyak lika-liku yang dihadapi. Mulai dari tidak punya tempat tinggal dan harus menempati rumah orang selama 1,5 tahun di Komplek Pendidikan. Hingga rintangan banjir yang kerap kali merendam rumahnya.

"Banyak hutang, Alhamdulillah dibolehin nempatin rumah orang di Komdik. Sekarang masih ngontrak tapi Alhamdulillah enggak ngerepotin orang," paparnya.

Saat membuat tempe, Tarwo terlihat sangat terampil. Tangannya dengan cepat memasukan kacang kedelai ke dalam plastik dan membentuknya.

Tempe-tempe yang sudah jadi nantinya akan di bawa ke Pasar Rangkasbitung. Di Pasar, istri dan anaknya lah yang akan berjualan. Selain itu, ada juga beberapa pedagang yang mengambil tempe darinya untuk dijual kembali.

"Jualnya ke pasar subuh (PasarRangkasbitung). Ada yang dijual sendiri, ada juga pedagang yang ambil (tempe) dari sini," tambahnya.

Cara Membuat Tempe

Kepada detikcom, Tarwo memperlihatkan caranya membuat tempe secara tradisional. Katanya, dalam memproduksi tempe dibutuhkan waktu selama empat hari. Rumah produksi ini beroperasi setiap hari dari pukul 08.00-17.00 WIB.

"Total empat hari dari kedelai sampai jadi tempe. Kita setiap hari (produksi)," ucapnya.

Pertama, 2,5 kuintal kacang kedelai direbus di dalam drum menggunakan tungku api selama 2,5 jam hingga 3 jam sampai air mendidih. Setelah itu, kedelai diangkat dan direndam selama satu malam.

Kedelai yang sudah matang kemudian dicuci bersih sambil digiling agar kulitnya terkelupas. "Rebus, kalau sudah mendidih di rendam semalaman. Lalu dicuci sambil digiling," jelasnya.

Kedelai yang sudah dicuci bersih selanjutnya diberi ragi dan dibiarkan sekitar 5 menit. Agar kedelai benar-benar kering, kedelai perlu ditiriskan menggunakan keranjang besar berlubang.

"Nanti ditiriskan. Harus kering, mau masuk proses fermentasi. Biar enggak busuk," tambahnya.

Tahap selanjutnya, pengemasan. Kedelai yang sudah kering akan dimasukan ke dalam plastik. Plastik yang digunakan harus diberi lubang agar proses fermentasi berjalan dengan baik.

"Plastiknya harus dibolong-bolong. Raginya, bakterinya enggak akan bekerja kalau enggak ada udara," sambungnya.

Setelah dikemas, kedelai akan dibiarkan selama empat hari. Suhu ruangan tidak boleh sangat panas atau terkena sinar mata hari langsung. Tidak boleh terlalu dingin juga, karena suhu yang tidak stabil akan memperlambat proses fermentasi.

"Ada dua tempat penyimpanan, di dalam dan di luar. (Penyimpanan) di dalam untuk kedelai yang baru dibungkus, diamkan dulu selama tiga hari. Kita bilangnya setengah matang. Nanti hari ke empat kita simpan di depan untuk menyempurnakan proses penjamuran," paparnya.

Terakhir, apabila kedelai yang sudah dibungkus telah dipadati jamur, maka tempe siap dipasarkan.

Halaman 2 dari 2
(mso/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads