"Bawa...bawa! Masukin...masukin ke dalam mobil!" ucap Kolonel Infanteri Priyanto bernada lantang selagi menatap sejoli korban kecelakaan.
Titah gamblang dilafalkan Priyanto (Kepala Seksi Intel Kasrem Gorontalo) kepada Kopda Andreas Dwi Atmoko (anggota Kodim Gunungkidul/Kodam Diponegoro) dan Kopda Ahmad Sholeh (anggota Kodim Demak/Kodam Diponegoro) itu melekat di kepala pria inisial S. Dia sempat berinteraksi dengan trio TNI tersebut sewaktu mendekati lokasi insiden kecelakaan lalu lintas di Jalan Nasional III, Desa Ciaro, Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu 8 Desember 2021.
Selepas asar, pukul 15.20 WIB, ia terkesiap menyaksikan pasangan kekasih, Handi Saputra (18) dan Salsabila (14), terkapar tak berdaya di jalan landai beraspal dekat SPBU. Bermula saat S, yang tengah mengisi bensin sepeda motornya, mendengar benturan keras dari area jalan raya.
S dan sejumlah warga melihat Isuzu Phanter berkelir hitam dan motor Suzuki Satria FU yang dikendarai Handi-Salsa. S yang saat itu selesai mengisi amunisi motornya di SPBU, kemudian turun ke lokasi dan berupaya membantu evakuasi.
Kala itu, dia sempat terperangah. Melihat dua orang berbadan tegap, turun dari mobil dan mulai bergerak sigap mengangkut dua tubuh korban. Kepala korban yang penuh luka serta hancurnya motor sejoli membuat S sempat gemetar kala. mengaku tak kuasa mengevakuasi Salsa karena takut.
"Kemudian saya menepikan motor korban. Posisi motor (korban) masih di tengah jalan," kata S.
Dia sempat membantu mengevakuasi tubuh Handi ke pinggir jalan. Tak ada perbincangan antara S dengan Kolonel Priyanto dan Kopda Ahmad Sholeh saat mengevakuasi. Namun, seingat S, sang kolonel sempat memberi perintah kepada dua kopral tersebut.
"Ayo cepat. Maju....maju, mobil cepat. Ayo cepat bawa ke rumah sakit terdekat," kata S menirukan bicara Priyanto.
Warga Rekam Trio TNI
Di seberang jalanan, Taufik Hidayat, turut menyaksikan Handi-Salsa terkapar. Dia mengaku tak menyangka apa yang dia lihat saat itu akan berakhir tragis seperti saat ini.
Opik, begitu dia disapa, tengah semangat mengerjakan tugasnya di toko bangunan sore hari itu. Hingga akhirnya suara benturan keras memecah konsentrasinya. Dia tertegun dan langsung menoleh ke jalan raya yang tepat ada di depannya.
"Saya tahunya pas terjadi benturan. Saya lihat ke pagar, sudah ada korban laki-laki terguling ke kolong mobil. Terpental," kataOpik.
Opik dan beberapa orang di toko bangunan itu menghampiri korban. Pertama kali dilihatnya soal Salsa, yang penuh luka, berada di kolong mobil. Sementara Handi terkapar di bagian depan.
Sama dengan S, Opik mengaku tak kuasa untuk mengevakuasi kedua korban. Namun, dia sigap dan bergerak cepat untuk mengabadikan momen. Berbekal ponsel yang dia genggam, sebuah video dan foto dijepretnya kala itu.
"Saya juga sempat catat pelat nomornya (mobil pelaku). Karena pas waktu itu saya kebetulan bawa pulpen. Kemudian saya catat di tangan," tutur Opik.
Dua pekerja toko, salah satunya Mang Oseng, bergegas ke tengah jalan untuk membantu Kolonel Priyanto dan Kopda Ahmad membawa korban ke dalam mobil. Ada dialog antara Kolonel Priyanto dan anak buahnya itu yang terdengar Mang Oseng.
"Gini katanya, pas si korban itu dimasukin ke mobil, terus yang di dalam itu (baju biru/Kopda Dwi Atmoko) mau pindah duduk di tengah ke belakang. Cuma kata yang baju hitam (Priyanto), 'Sudah kamu diam saja di situ'. Gitu katanya. Jadi memang itu yang mengendalikan, yang hitam itu. Orang yang menyuruh cepat dievakuasi itu," tutur Mang Oseng.
Simak video 'Tangan Diborgol, Kolonel Priyanto Cs Jalani Rekonstruksi Kasus Handi-Salsa':
(bbn/bbn)