.webp)
Ribuan buruh di Kabupaten Bandung Barat (KBB) mulai bergerak menuju Kantor Pemerintahan Gubernur Jawa Barat untuk melakukan aksi unjuk rasa selama tiga hari ke depan dimulai sejak Selasa (28/12/2021).
Para buruh yang mayoritas mengendarai sepeda motor juga melakukan aksi sweeping ke setiap perusahaan untuk meminta buruh yang belum turun mengikuti aksi supaya mogok kerja.
Ribuan buruh tersebut menutup ruas Jalan Cimereme menuju ke lokasi akhir mereka di Gedung Sate. Kondisi tersebut tak pelak membuat arus lalulintas macet parah dari kedua arah, baik yang hendak menuju Padalarang maupun menuju Cimahi arah Bandung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Iya ini masih kejebak macet soalnya ada demo buruh. Ya mau gimana lagi, harus sabar aja ikut di rombongan soalnya enggak bisa lewat juga," kata Rismawati (26), salah seorang pengendara yang terjebak macet akibat aksi buruh Bandung Barat.
Alasan di balik aksi unjuk rasa yang dilakukan ribuan buruh Bandung Barat itu yakni menuntut Gubernur Jabar Ridwan Kamil merevisi Surat Keputusan (SK) soal penetapan UMK sesuai PP Nomor 36 Tahun 2021 tentang pengupahan. Sebab penetapan UMK KBB pada tahun 2022 tetap sebesar Rp 3.248.283,28 atau tidak mengalami kenaikan sama sekali.
Orator yang berada di atas mobil komando terus menyuarakan agar semua pekerja yang tengah beraktivitas di pabrik untuk keluar dan mengikuti aksi unjuk rasa di depan Gedung Sate.
"Kita minta manajemen segera mengeluarkan seluruh karyawannya," ujar seorang orator.
Dengan adanya rencana unjuk rasa tersebut maka ribuan buruh di Bandung Barat akan kembali mogok kerja selama tiga hari berturut turut sesuai dengan agenda kegiatan unjuk rasa.
"Karena instruksi kita tidak disekat atau langsung, jadi kalau perlu menginap (di lokasi unjuk rasa) ya kita menginap," kata Ketua DPC Serikat Pekerja Nasional (SPN) Bandung Barat, Budiman.
(mud/mud)
