Kunjungi Aceh, Ridwan Kamil Cerita Soal Air Mata Saat Desain Museum Tsunami

Yudha Maulana - detikNews
Sabtu, 25 Des 2021 21:40 WIB
Foto: Yudha Maulana
Bandung -

Museum Tsunami Aceh di Jalan Iskandar Muda, Banda Aceh, Provinsi Aceh menjadi pengingat tragedi dan simbol kebangkitan rakyat Tanah Rencong dari terjangan tsunami yang pernah melanda wilayah tersebut pada 2004 silam.

Museum yang diresmikan pada tahun 2009 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu lahir dari sentuhan tangan Ridwan Kamil, yang menjadi pemenang sayembara desain Museum Tsunami tingkat internasional pada 2007 lalu.

Salah satu titik yang membuat bulu kuduk merinding adalah 'Sumur Doa'. Sumur Doa adalah bangunan yang menjulang tinggi dengan lafaz Allah di atasnya, di sekeliling dindingnya terdapat nama-nama korban yang meninggal akibat tsunami.

Diterangi lampu yang temaram dengan lantunan ayat suci, membuat siapapun yang masuk sana hanyut dalam perenungan, sekaligus mendoakan ratusan ribu orang korban yang meninggal dunia. Tak terasa air mata pun menetes ketika memasuki Sumur Doa.

Dalam kunjungannya ke Aceh pada Sabtu (25/12/2021), Gubernur Jabar Ridwan Kamil menceritakan proses pengerjaan Museum Tsunami yang disebutnya menguras air mata. Menurutnya, membuat memento tersebut berbeda dengan berbagai proyek yang pernah ia garap sebelumnya.

"Banyak meneteskan air mata aja dalam proses sketsanya, termasuk saat presentasinya juga terbata-bata," ujar Ridwan Kamil.

"Ini museum yang menjadi pengingat tragedi, belum pernah seumur hidup saya seperti ini. Kebanyakan kan arsitektur ibadah, arsitektur kebahagiaan. Kalau ini arsitektur kesedihan, nah yang kedua museum covid,agak sedih tapi tak (sesedih) ini," ujar pria yang akrab disapa Kang Emil itu.

Ia mengaku bahagia dengan pembangunan Museum Tsunami yang dibangun hampir 100 persen sesuai rancangannya. Namun, katanya, yang terpenting museum tersebut diharapkan menjadi warisan untuk orang Aceh.

"Apapun yang terjadi tetap harus tawakkal," katanya.

Dari sisi rancang bangunnya, Kang Emil memadukan rumah tradisional Aceh yang dibentuk seperti gelombang besar layaknya gelombang tsunami dalam tema besar bertajuk "Rumah Aceh as Escape Hill".

Saat jni, Museum Tsunami Aceh menjadi destinasi wisata kemanusiaan di Aceh, selain Masjid Baiturahman yang lokasinya berdekatan di jantung Banda Aceh.

Kang Emil mengatakan, pembangunan museum ini pun merupakan bentuk persahabatan Jabar dengan Aceh. "Tukang yang membuatnya sebagian berasal dari Jabar, kemudian batu-batu bulat tadi juga berasal dari Padalarang, diangkut dengan menggunakan truk," ujarnya.

Dalam kunjungannya di Aceh, Kang Emil juga akan menyaksikan MoU antara BUMD Migas Hulu Jabar dengan PEMA soal Participating Interest (PI) di wilayah Aceh pada Minggu (26/12/2021). Kemudian menjadi pembicara dalam Milenial Bersi(e)rgi pada malam harinya.




(yum/ern)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork