Menapaki Benteng Pasir Kolecer Pertahanan Belanda di Sumedang

Menapaki Benteng Pasir Kolecer Pertahanan Belanda di Sumedang

Nur Azis - detikNews
Senin, 20 Des 2021 11:54 WIB
Benteng Pasir Kolecer di Sumedang.
Foto: Benteng Pasir Kolecer di Sumedang (Nur Azis/detikcom).
Sumedang -

Benteng Pasir Kolecer, demikian warga setempat menyebut benteng peninggalan Belanda satu ini. Benteng tersebut berada di kawasan Gunung Gadung, Desa Sukajaya, Kecamatan Sumedang Selatan.

Seperti yang telah detikcom ulas dua hari ke belakang saat membahas tentang Benteng peninggalan Belanda lainnya, yakni Benteng Pasir Laja bahwa Benteng Pasir Kolecer letaknya memang tidak tidak jauh dari Benteng peninggalan Belanda Pasir Laja atau berjarak sekitar 500-750 meter.

Dari pantauan detikcom di lokasi, Benteng Pasir Kolecer memiliki dua bangunan yang menyerupai bunker persembunyian dan benteng pertahanan. Benteng tersebut berada di atas bukit yang diapit oleh area pesawahan dan lembah perbukitan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Satu bangunan benteng yang menyerupai bunker berukuran sekitar 5x6 meter dengan ruang persembunyian di dalamnya. Sementara benteng satunya lagi berukuran lebih besar, yakni 5,6x7,5 meter. Selain memiliki ruang bunker, benteng kedua memiliki tembok menyerupai pos pantau dan dinding pertahanan.

Meski terkesan tersembunyi, namun kini ada dua rumah warga yang berada dekat lokasi benteng. Benteng itu pun masih tampak terlihat utuh meski pintu benteng sudah tidak ada.

ADVERTISEMENT

Menurut warga benteng itu memang awalnya memiliki pintu. Namun kini pintu itu sudah tidak ada.

"Waktu saya masih kecil, benteng itu ada pintunya namun sekarang sudah tidak ada," ungkap Opik warga setempat kepada detikcom.

Benteng Pasir Kolecer di Sumedang.Benteng Pasir Kolecer di Sumedang. Foto: Nur Azis

Kawasan benteng oleh warga sekitar dulunya menjadi salah satu area favorit bermain. "Dulu memang suka jadi area bermain, ya warga mengenalnya benteng bekas Belanda," ujarnya.

Juru Pelihara dari Balai Pelestarian Cagar Budaya Banten Nana mengatakan situs Benteng Gunung Gadung dibangun pada tahun 1907 oleh pemerintah kolonial Belanda. Benteng tersebut pertama kali ditemukan oleh tim dari kantor Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Serang.

"Waktu dulu sangat tidak terawat sekali bahkan bangunan bentengnya pun tidak terlihat oleh semak-semak dan hampir penuh oleh tanah bekas longsoran, lalu pada tahun 1998 juga kantor Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Serang menempatkan dan mengangkat juru pelihara untuk merawat, menjaga dan memelihara benteng," paparnya.

Nana menjelaskan Benteng Pasir Kolecer memiliki dua bangunan benteng. bangunan pertama berfungsi sebagai pos jaga atau pos pertahanan. "Sementara fungsi bangunan benteng yang ke dua yaitu sebagai gudang senjata dan amunisi," ujarnya.

Benteng pertama dan kedua berjarak sekitar 15 meter. Benteng kedua memiliki sebuah landasan tempat menyimpan meriam yang mengarah ke sebuah hutan.

"Pemerintah Kolonial Belanda membangun Benteng Gunung Gadung dua ini diperuntukkan untuk menghadang musuh yang datang dari arah selatan," terangnya.

Nana menyebutkan,Benteng Pasir Kolecer dan Benteng Pasir Laja dibangun dengan mempekerjakan penduduk sekitar. Bahan-bahannya pun, kata Nana, berasal dari penduduk yang dibeli oleh Belanda.

"Kolonial Belanda pada waktu itu mempekerjakan penduduk setempat tidak dengan cara kerja paksa melainkan diberi upah akan tetapi upahnya tidak sebanding dengan beban pekerjaan para penduduk," katanya.

Benteng pasir Kolecer dan Pasir Laja kini menjadi salah satu cagar budaya di bawah perlindungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Balai Pelestarian Cagar Budaua Banten.

"Masyarakat luar kota pun suka ada yang berkunjung ke sini ke Benteng Gunung Gadung," pungkasnya.

(mso/mso)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads