Bupati Pandeglang Irna Narulita merespons soal batu lava sisa letusan Gunung Krakatau 1883 silam yang kini malah jadi ganjal pagar beton di Pantai Karangsari, Carita. Irna memastikan polemik itu terjadi karena ketidaktahuan pemilik lahan.
"Kita baik sangka saja dulu. Mungkin mereka tidak tahu kalau itu situs bersejarah," kata Irna di Pandeglang, Kamis (2/12/2021).
Irna menilai pemagaran di lokasi batu lava itu terjadi lantaran pemilik lahan tak tahu benda tersebut merupakan cagar alam yang dilindungi pemerintah. Mengingat, pada 2020 lalu, Pemkab Pandeglang telah menetapkan situs memorial atau memory site itu sebagai salah satu Geopark Ujung Kulon.
"Saya sudah sampaikan ke Dinas Pariwisata Pandeglang agar melakukan pendekatan. Supaya pemilik lahan mau bersama-sama merawat situs tersebut," ucapnya.
Irna meyakini jika situs itu dirawat dengan baik, nantinya menarik kunjungan wisatawan. "Itu kan warisan geologi ya, kalau betul-betul dirawat nanti banyak tuh yang mau lihat ke sana. Apalagi saat ini kita sedang berproses menuju Geopark Ujung Kulon," kata Irna.
Diberitakan sebelumnya, bongkahan batu lava sisa letusan Gunung Krakatau di Pantai Karangsari, Carita, tiba-tiba menjadi perbincangan hangat di lingkungan warga sekitar. Bagaimana tidak, batu yang merupakan situs memorial atau memory site yang menjadi saksi bisu letusan Gunung Krakatau pada tahun 1883 silam kini malah jadi tempat untuk mengganjal pagar beton yang berdiri kokoh di kawasan objek wisata di Kabupaten Pandeglang, Banten tersebut.
Warga setempat pun meyakini bongkahan batu tersebut sudah ada sejak puluhan tahun silam. Hal itu dibuktikan dengan hasil penelitian Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Banten mengenai jejak-jejak letusan Gunung Krakatau tahun 1883.
![]() |
Dikutip dalam laman Dinas ESDM telah membuktikan batu lava di Pantai Karangsari memiliki campuran batuan dan gas bersuhu tinggi hingga lebih dari 400 celcius. Temuan itu menjadi bukti adanya proses geologi letusan Krakatau berupa tsunami dan aliran piroklastik atau awan panas.
Pantauan detikcom di lokasi, batu dengan diameter sekira tiga meter itu kini sudah diapit oleh pagar beton yang terpasang di belakang pos pengelola hingga ke ujung lahan Pantai Karangsari. Karena batu tersebut tak bisa dipindahkan, sang pemasang pagar rupanya malah terus melanjutkan pekerjaannya dengan menyisakan ruang yang hanya cukup untuk batu tersebut, tanpa menghilangkan bagian atas dari pagar beton itu.
Jika dilihat lebih dekat, batu lava sisa letusan Gunung Krakatau ini tampak seperti menyangga dan jadi ganjalan dari kokohnya pagar beton. Di batu tersebut, juga terdapat tulisan prasasti untuk mengenang letusan Gunung Krakatau pada 27 Agustus 1883. Tulisan itu berbunyi 'Monumen Gunung Krakatau, Semoga Gemuruh Gunturmu, Semoga Kobaran Api Kawahmu, Semoga Gulung Gelombangmu Selalu Mengingatkan Kami Kepada Kebesaran Nya'.
Tulisan itu juga dilengkapi nama Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat dan Menteri Pariwisata pada saat itu.
Lihat juga video 'Begini Perjuangan Warga Pandeglang Seberangi Sungai dengan Getek':