Sopir DAMRI Bandung di Era Emas: Lawan Copet-Penumpang Berjubel

Sopir DAMRI Bandung di Era Emas: Lawan Copet-Penumpang Berjubel

Yudha Maulana - detikNews
Senin, 01 Nov 2021 08:10 WIB
Bus Damri klasik dioperasikan kembali di Bandung
Bus DAMRI Bandung (Foto: Dok.detikcom)
Bandung -

Pandemi COVID-19 membawa senja lebih awal bagi Djawatan Angkoetan Dalam Negeri (DAMRI) cabang Bandung. Delapan rute disetop beroperasi karena minimnya minat warga Bandung untuk menumpang transportasi massal tersebut.

Sedianya, DAMRI pernah menjadi transportasi primadona bagi warga Bandung pada medio 1990-an. Sopir DAMRI Ade Abdul Fatah (52) ingat betul ketika ia berteriak 'awas ada copet' ketika membawa penumpang dari Dago-Leuwipanjang.

Isyarat verbal itu biasanya ia teriakkan bersama kondektur bus, bila ada komplotan pencopet 'spesialis bus' yang hendak masuk ke dalam bus dari halte-halte tertentu. Aksi pencopetan kala itu memang marak terjadi di transportasi umum, termasuk di bus yang dikemudikan oleh Ade.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di dalam bus itu sampai berdesakan, berjubel sampai-sampai copet juga masuk, kenapa saya tahu karena sering (menangkap basah), sementara penumpang tidak tahu, makanya saya dan kondektur meneriakkan awas ada copet karena memang kami tahu dan meminta penumpang agar waspada, sebelum pencopet itu masuk," ujar Ade ketika berbincang dengan detikcom, beberapa waktu lalu.

Pria yang telah 26 tahun malang melintang mengendarai gajah besi itu bahkan pernah berkelahi dengan pencopet. Kala itu ia membela penumpangnya yang jadi korban, sampai-sampai bekas luka melawan pencopet itu masih membekas di tangannya.

ADVERTISEMENT

"Dulu itu banyak copet di jalur Cicaheum-Cibeureum, Cicaheum-Leuwipanjang, Cibiru-Kebon Kalapa dan paling banyak itu jurusan Dago-Leuwipanjang," ucap Ade.

Lihat juga video 'Kisah Hidup WNI di Kanada, Jadi Sopir Truk Bergaji Rp 30 Juta Per Minggu':

[Gambas:Video 20detik]



Masa Keemasan DAMRI

Ade bergabung dengan DAMRI pada tahun 1995, ketika itu tarif naik DAMRI sebesar Rp 100 perak. Penumpang di dalam bus pun berjubel, ketika itu belum ada angkutan alternatif seperti angkot atau transportasi daring seperti saat ini.

"Penumpang setia menunggu di halte-halte DAMRI, dan selalu penuh. Dulu enak ya, tiap kali jalan minimal dua awak yakni sopir dan kondektur, kalau sekarang itu kita seperti sopir angkot, karena sopir juga melayani pembayaran," katanya.

Ade mengatakan, rektor UNPAD pun bahkan pernah memberikan apresiasi berupa THR kepada para sopir DAMRI jurusan Dipatiukur - Jatinangor, karena banyak mahasiswa yang terbantu. Rute itu juga lah yang menjadi titian karir pertama Ade bersama DAMRI.

Di masa-masa kejayaan DAMRI, Ade mengatakan ketika itu pendapatan sopir lebih banyak berasal dari uang dinas jalan (UDJ). Uang yang didapatkan dari UDJ per harinya, bahkan lebih besar dibandingkan dengan gaji bulanan sopir yang sebesar Rp 50 ribu per bulannya.

"Gaji hanya Rp 50 ribu, tapi pendapatan sehari-hari dari uang dinas jalan itu, dikarenakan penumpang itu rata-rata ada yang 90 orang, bahkan seratus orang berdesakan. Waktu itu emas Rp 18 ribu per gramnya, nah kalau dari UDJ itu setengah hari kita ibaratnya bisa beli dua gram emas, sehari-hari sudah enak walau bekerja dua sif," katanya.

"Sehingga karyawan lupa dengan hak-hak normatif yang ditetapkan UU, jadi uang gaji itu dianggap lupa. Sekarang sih kerja 12 jam juga pendapatannya lebih parah, bisa beli beras sekilogram saja belum tentu," tutur Ade melanjutkan.

Saat ini Ade bergabung dengan Forum Serikat Pekerja Metal Indonesia PUK DAMRI Cabang Bandung, ia tengah berjuang agar hak karyawan DAMRI yang tertunda bisa segera diselesaikan oleh perusahaan. Ia pun aktif dalam mengadvokasi bila hak-hak karyawan yang belum tuntas oleh perusahaan.

Halaman 3 dari 2
(yum/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads