Wildan mengatakan hasil dari kegiatan usaha itu nantinya akan dimanfaatkan untuk membantu pesantren dan tentunya para santri yang terlibat akan ikut menikmati hasilnya. Jauh sebelum budidaya melon, Ponpes Bustanul Ulum selama ini menjalankan budi daya ikan air tawar. Mulai dari ikan gurame, nila dan lele.
"Budi daya ikan juga masih jalan. Walaupun budi dayanya masih relatif tradisional, tetap berjalan. Kebetulan pesantren kami terletak di daerah yang memiliki pasokan air yang melimpah, jadi sangat mendukung budi daya ikan," ujar Wildan.
Selain di sektor pertanian dan perikanan, pesantren ini juga sempat menggarap bisnis lain yaitu produksi kecimpring. Pengurus pesantren dan santri ikut terlibat dalam produksi cemilan khas masyarakat Sunda tersebut. Hanya saja, kapasitas usahanya belum signifikan karena terkendala minimnya penjualan. Produksi kecimpring dilakukan baru sebatas menerima pesanan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Semua potensi wirausaha yang kami miliki dan dianggap memungkinkan, akan kami coba. Tujuan kami tentunya agar santri Bustanul Ulum tak hanya menguasai ilmu agama saja. Tapi mereka juga harus memiliki keterampilan untuk berwirausaha. Mereka harus berdikari," ucapnya.
Dia mengapresiasi berbagai program pemberdayaan ekonomi pesantren yang dilakukan oleh sejumlah pihak, baik pemerintah maupun pihak lainnya. "Ya tentunya kami berterima kasih, sekarang mulai banyak program pemberdayaan ekonomi pesantren yang bisa diakses. Walaupun memang jumlahnya terbatas. Tentu ke depan kami berharap, program pemberdayaan pesantren bisa diperbanyak dan lebih beragam. Termasuk kami berharap Pemda juga bisa ikut membuat program serupa," tutur Wildan.
Ponpes yang dipimpin oleh KH Ade Hidayat itu terkenal di Kota Banjar sebagai pesantren yang memadukan pola pendidikan tradisional dan modern. Seperti pada umumnya, Ponpes Bustanul Ulum mengajarkan kajian-kajian salafiyah atau membedah kitab-kitab kuning. Selain itu pun pendidikan formal juga digelar mulai dari tingkat usia dini hingga SMK.
"Pendidikan formal sampai SMK juga tersedia. Kitab-kitab modern juga diajarkan, bahkan semua santri diwajibkan berkomunikasi dalam bahasa Inggris dan Arab dalam percakapan sehari-hari," katanya.
Di Hari Santri tahun ini, Ponpes Bustanul Ulum juga menggelar kegiatan. Salah satunya kegiatan lomba baca kitab kuning serta menggelar upacara peringatan Hari Santri di lingkungan pesantren.
(bbn/bbn)