Mengenal Padepokan Anti Galau Milik Ustaz Penumpas Dukun Santet

Hari Santri

Mengenal Padepokan Anti Galau Milik Ustaz Penumpas Dukun Santet

Sudirman Wamad - detikNews
Jumat, 22 Okt 2021 14:11 WIB
Ustaz Ujang Busthomi dan Padepokan Anti Galau
Padepokan Anti Galau di Cirebon. (Foto: Sudirman Wamad/detikcom)

Lulusan Pesantren

Padepokan Anti Galau tak jauh berbeda dengan pesantren lainnya. Bedanya hanya spesifikasi keilmuan yang dipelajari. Padepokan Anti Galau fokus mempelajari ilmu hikmah dan tasawuf.

"Kita juga ada kajian kitab-kitab. Proses pembelajaran kondisional," kata Kang Ujang.

"Intinya sama dengan pesantren lain. Tapi, kami di sini lebih kepada ajaran tirakat. Santri berpuasa, zikir dan lainnya. Maka syarat untuk santri di sini ya pernah belajar di pondok pesantren," kata Kang Ujang menambahkan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kang Ujang berharap santrinya bisa bermanfaat bagi orang lain setelah belajar di Padepokan Anti Galau. Santrinya bisa berdakwah untuk kebaikan. "Intinya untuk amal makruf nahi mungkar. Tidak semuanya harus jadi praktisi, yang terpenting bisa bermanfaat bagi orang lain," ucap Kang Ujang.

Salah seorang santri asal Serang, Banten, Muhammad Zaenudin (23) mengaku sudah enam bulan belajar agama di Padepokan Anti Galau. Sebelumnya, Zaenudin sempat menimba ilmu di salah satu pondok pesantren di Serang. Zaenudin tak bisa menjelaskan alasannya memilih Padepokan Anti Galau sebagai tempat memperdalam ilmu keagamaan.

ADVERTISEMENT

"Ya tanpa biaya. Alasannya kenapa ya, enggak ada sih. Dorongan hati saja. Tiba-tiba ingin ke sini. Allahualam. Di sini khusus ilmu hikmah," kata Zaenudin.

Ustaz Ujang Busthomi dan Padepokan Anti GalauPadepokan Anti Galau di Cirebon. (Foto: Sudirman Wamad/detikcom)

Selain ilmu hikmah, Zaenudin juga mengaku mendapatkan pelajaran agama lainnya. Seperti tasawuf, kajian kitab-kitab dan lainnya. Tak hanya itu, santri juga dianjurkan untuk berpuasa.

"Sudah enam bulan di sini. Alhamdulillah di sini selalu puasa. Kemudian diajarkan juga zikir-zikir," kata Zaenudin.

Sama halnya dengan Zaenudin, santri asal Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Reno (17) mengaku ingin mendalami ilmu hikmah. Sebelumnya ia menjadi santri di salah satu pondok pesantren di Karawang.

"Betah di sini. Sengaja ke sini, karena ini belajar dan memperdalam ilmu agama," ucapnya.

Lain halnya dengan Ridwan Al Ghifari (25), santri asal Tangerang. Ridwan mengaku sebelumnya telah belajar di beberapa pondok pesantren, seperti di Jatim, Cianjur dan lainnya. Setelah lima tahun berkelana menimba ilmu. Ridwan memutuskan untuk memperdalam ilmu hikmah.

"Kalau Kang Ujang itu mengajar santri-santri hari Senin. Beliau memberi nasihat dan bimbingan bagi santrinya. Di sini memang ada aturan," kata Ridwan.

Sekadar diketahui, untuk praktik terapi pengobatan di Padepokan Anti Galau yang dilakukan Kang Ujang diliburkan setiap Senin dan Selasa. Selain praktik pengobatan, Kang Ujang melalui Yayasan Al Busthomi Padepokan Anti Galau juga membuka tempat wisata, seperti Bukit Anti Galau, Talaga Langit, museum santet dan lainnya.

Ustaz Ujang Busthomi dan Padepokan Anti GalauPadepokan Anti Galau di Cirebon. (Foto: Sudirman Wamad/detikcom)

(bbn/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads