Kabupaten Pangandaran dan Kota Banjar saat ini dinyatakan dalam PPKM level 1 COVID-19. Hal itu tertuang dalam instruksi Mendagri nomor 53 tahun 2021 tentang pemberlakuan PPKM COVID-19 wilayah Jawa dan Bali, tertanggal 18 Oktober 2021.
Dua daerah yang bertetangga ini dianggap sudah memenuhi target indikator-indikator penanganan COVID-19 termasuk capaian vaksinasi.
Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata mengapresiasi pencapaian Kabupaten Pangandaran menjadi PPKM level 1. Menurut dia setidaknya hal itu menjadi bukti bahwa target-target penanggulangan COVID-19 bisa dicapai oleh Pangandaran.
"Tapi saya kira poin pentingnya bukan itu. Bukan soal leveling. Yang paling penting itu bagaimana masyarakat Pangandaran bisa hidup berdampingan dengan COVID-19. Masyarakat harus tetap waspada," kata Jeje, Selasa (19/10/2021).
Selain kesadaran penerapan prokes yang harus tetap terjaga, Jeje juga mengatakan yang tak kalah penting adalah terwujudnya imunitas komunal atau herd immunity. Sehingga upaya vaksinasi di Pangandaran, kata Jeje, tidak akan selesai di angka 70 persen.
"Vaksinasi jalan terus. Kalau sekarang 70 persen se Kabupaten, target kita selanjutnya adalah 70 persen di tingkat desa bahkan tingkat RT. Jadi kita break down, dalam skala yang lebih kecil. Kalau dilihat se Kabupaten memang sudah bagus, tapi ada beberapa wilayah desa atau dusun yang tingkat vaksinasinya masih rendah," kata Jeje.
Selain vaksinasi, Jeje juga mengatakan akan tetap menaruh perhatian pada upaya-upaya testing secara acak di berbagai kalangan. "Testing juga kita terus lakukan, agar kondisi yang sudah bagus ini bisa terus terjaga. Kita dtargetkan testing sebanyak 58 orang per hari, tapi kita sudah bisa melampaui target tersebut. Dalam sehari kami justru menargetkan 200 orang untuk menjalani testing," kata Jeje.
Testing dilakukan untuk beberapa kalangan atau aktivitas yang dianggap rawan penularan, seperti sekolah, pasar dan aktivitas pariwisata.
Hal senada diungkapkan Agus Nugraha, juru bicara Satgas COVID-19 Kota Banjar. Menurut dia Kota Banjar menjadi level 1 adalah buah kerja keras semua pihak.
"Ini hasil sinergitas semua pihak, tak hanya Pemkot Banjar, TNI dan Polri tapi hasil kerja semua termasuk masyarakat Kota Banjar," kata Agus.
Namun demikian Agus mengingatkan bahwa level 1 itu hakikatnya adalah sebuah capaian administrasi, ancaman terjadinya lonjakan COVID-19 masih menjadi bayang-bayang.
"Level 1 itu hanya catatan administrasi walau pun itu adalah sebuah indikator, tapi kami ingin mengimbau masyarakat jangan lengah," kata Agus.
Dia mengingatkan terkait adanya prediksi para ahli mengenai potensi lonjakan gelombang ketiga di akhir tahun, sehingga penerapan Prokes dan pembatasan-pembatasan harus tetap dilaksanakan.
"Kita harus melatih masyarakat mengenai adaptasi kebiasaan baru atau new normal. Intinya jangan euforia," kata Agus.
(mso/mso)