Hikayat Permaisuri Ketiga dari 31 Istri Bupati Terkaya di Sumedang

Unak Anik Jabar

Hikayat Permaisuri Ketiga dari 31 Istri Bupati Terkaya di Sumedang

Nur Azis - detikNews
Senin, 11 Okt 2021 08:45 WIB
Pepeten atau tempat perhiasan terpajang di Museum Prabu Geusa Ulun Karaton Sumedanglarang, Kabupaten Sumedang. Pepeten tersebut peninggalan dari Pangeran Aria Suria Kusumah Adinata (1836-1882) pada saat menikah dengan Raden Ayu Mustikaningrat.
Pepeten atau tempat perhiasan terpajang di Museum Prabu Geusa Ulun Karaton Sumedanglarang, Kabupaten Sumedang. Pepeten tersebut peninggalan Pangeran Aria Suria Kusumah Adinata pada saat menikah dengan Raden Ayu Mustikaningrat. (Foto: Nur Azis/detikcom)
Sumedang -

Sebuah pepeten atau tempat perhiasan terpajang di Museum Prabu Geusa Ulun Karaton Sumedanglarang, Kabupaten Sumedang. Pepeten tersebut peninggalan dari Pangeran Aria Suria Kusumah Adinata (1836-1882) pada saat menikah dengan Raden Ayu Mustikaningrat.

Berbagai sumber literasi menyebutkan Raden Ayu Mustika Ningrat merupakan putri dari bupati Galuh, Raden Adipati Aria Kusumadiningrat (1839-1886) atau Kanjeng Prebu dan The Pit Nio, seorang perempuan dari keturunan saudagar Tionghoa. The Pit Nio merupakan istri ketiga dari 8 istri yang dimiliki Kanjeng Prebu. Ia pun berganti nama menjadi Ni. R.A. Juwita Ningrat setelah menjadi istri bupati. Dari pernikahannya itu, keduanya dikaruniai 19 putra-putri, salah satunya Raden Ayu Mustika Ningrat.

Setelah dewasa, Raden Ayu Mustika Ningrat dipersunting menjadi istri oleh Pangeran Aria Suria Kusumah Adinata atau dikenal juga dengan sebutan Pangeran Sugih. Raden Lily Djamhur Soemawilaga, yang merupakan keturunan Karaton Sumedanglarang menjelaskan, berdasarkan catatan babon atau Silsilah Karaton Sumedanglarang, Raden Ayu Mustikaningrat merupakan permaisuri atau padmi ketiga dari 31 istri yang dimiliki Pangeran Sugih.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sosok Ayu Mustikaningrat, kata Lili, putri dari bupati Galuh saat bupati beristrikan keturunan dari saudagar Tionghoa. "Tidak dapat dipungkiri Tionghoa telah ada sejak dari dulu di nusantara, bahkan para Wali penyebar agama Islam beberapa di antaranya keturunan Tionghoa," ujar Lili kepada detikcom, beberapa waktu lalu

"Dalam babon disebutkan, Dalem Istri Kesatu yaitu Raden Ayu Ratna Ningrat, Dalem Istri Kedua Raden Ayu Rajapamerat, Dalem Istri Ketiga Raden Ayu Mustikaningrat, di situ disebutkan Dalem Istri yang berarti padmi atau permaisuri," kata Lili.

ADVERTISEMENT

Masih berdasarkan catatan babon, lanjut Lili, istri pertama Pangeran Sugih adalah Nyi Raden Bodedar yang berasal dari Singaparna Tasikmalaya. Namun, ia tidak menjadi permaisuri lantaran saat dipersunting menjadi istri, Pangeran Sugih belum diangkat menjadi Dalem Sumedang sebagai kelanjutan dari Prabu Geusan Ulun.

"Nyi Raden Bodedar adalah istri pertama Pangeran Sugih, namun menjadi istri Pengeran Sugih sebelum menjadi Dalem Sumedang. Dalam catatan tidak tertulis sebagai padmi atau permaisuri, namun tercatat sebagai istri pertama, dan yang lainnya merupakan selir selain dari padmi atau permaisuri," tutur Lili.

Lihat juga Video: Partai Buruh Targetkan Jadi Penguasa, Raih 5-10 Kursi Wali Kota-Bupati

[Gambas:Video 20detik]



Lili menjelaskan Pangeran Sugih tidak semata-mata ingin melampiaskan hawa nafsunya dengan memiliki 31 istri. Namun lebih dari itu, ia memiliki misi dan visi ingin menyatukan kembali wilayahnya di Tatar Priangan.

"Makanya ia (Pangeran Sugih) menikahi putri-putri dari orang-orang berpengaruh di tanah Priangan, seperti salah satunya Raden Ayu Rajapamerat yang merupakan putri dari Raden Aria Wiranatakusuma tiga dari Karang Anyar Bandung," kata Lili.

Sementara itu, dari pernikahannya dengan Raden Ayu Mustikaningrat, Pangeran Sugih memiliki 14 putra-putri, di antaranya Nyi Raden Emas, Nyi Raden Radjakomala, Raden Panji Soeriakoesoemah, Raden Soemitra Atmadja dan Raden Ayu Lamininingrat.

Kemudian, Raden Wijaya Surya, R.A.A Surya Natabrata, Raden Ganda Koesoemah, Nyi Raden Ratna Ningrat, Nyi Raden Kancana Ningrat, Raden Kusuma Yudha, Raden Kanduruan Surya Gunawan, R.A.A Kusuma Dilaga dan Raden Kusuma Winata.

"Termasuk pernikahannya dengan Ayu Mustikaningrat. Selain soal perasaan, juga untuk menjalin hubungan bilateral dengan wilayah Galuh agar keturunan keduanya semakin kuat di Tatar Priangan," ucap Lili.

Dewasa ini, menurut Lili, silsilah semestinya menjadi pengingat bahwa di Sumedang ini semuanya bersaudara. Entah itu dari keturunan permaisuri ataupun keturunan selir. Hal itu sebagaimana yang dicita-citakan oleh Pangeran Sugih.

"Kalau sekarang mau dari istri Padmi atau Selir itu tidak penting yang penting perlu diingat bahwa kita satu keturunan dan bersaudara," ujar Lili.

Halaman 2 dari 2
(bbn/bbn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads