Pesona Jembatan Cincin Sumedang yang Dicap Angker

ADVERTISEMENT

Unak Anik Jabar

Pesona Jembatan Cincin Sumedang yang Dicap Angker

Nur Azis - detikNews
Sabtu, 09 Okt 2021 15:02 WIB
Jembatan Cincin yang berada di  Cisaladah, Desa Cikuda, Jatinangor, Sumedang, masih berdiri kokoh hingga saat ini.
Jembatan Cincin di Sumedang. (Foto: Nur Azis/detikcom)
Sumedang -
Narasi soal cerita mistis Jembatan Cincin yang berada di Cikuda, Kecamatan Jatinangor, Sumedang dibantah oleh sesepuh di sekitar jembatan Cincin. Cerita yang ada seolah dicap angker itu terlalu dibesar-besarkan dan tidak terbukti kebenarannya.
"Tidak ada yang angker di jembatan Cincin itu, buktinya siang malam, jembatan ini ramai dilewati warga," kata sesepuh di sekitar jembatan Cincin, Aba Adibrata (71), saat ditemui detikcom, Sabtu (9/10/2021).
Menurutnya, selama tinggal di dekat jembatan Cincin tidak pernah mengalami hal mistis atau kejadian angker. "Belum pernah. Tidak ada yang angker di sini itu, cuma orang saja membesar-besarkan," ucapnya.
Dia menjelaskan pengalaman mistis yang diceritakan terkait jembatan Cincin, kebanyakan lebih kepada prilaku pribadi. Rata-rata, kata dia, pengalaman itu karena terbawa perasaan takut dan salah penglihatan.
"Seperti gini, waktu itu bapak (Aba) pas pulang nonton bioskop malam-malam di tempat yang gelap. Bapak lihat seperti berwujud orang yang sedang melambai. Bapak saat itu lari terbirit-birit, eh besoknya pas dilihat ternyata pohon pisang," ujar Aba.
Jembatan Cincin yang berada di  Cisaladah, Desa Cikuda, Jatinangor, Sumedang, masih berdiri kokoh hingga saat ini.Jembatan Cincin di Jatinangor Sumedang masih berdiri kokoh hingga saat ini. (Foto: Nur Azis/detikcom)
Menurutnya, jembatan Cincin dianggap berbau hal mistis dan angker karena dulu oleh sebagian orang dijadikan tempat untuk meminta nomor togel. Kebanyakan dari mereka menganggap bahwa di jembatan tersebut bisa mendatangkan keberuntungan dari makhluk gaib.
"Itu kenapa angker karena awalnya sudah dianggap begitu, padahal itu sulit dibuktikan. Jika suatu tempat dianggap angker, makhluk selain manusia akan senang menggoda kita. Harusnya kita cukup sama Allah saja tempat meminta dan tempat menaruh rasa takut, bukan sama hal begituan (makhluk gaib)," tutur Aba.
Dia menyatakan setiap zaman maka akan berbeda pula orang yang melakoninya. Jika dulu suatu tempat dianggap keramat karena memang tempat itu memiliki nilai yang harus dihormati. Namun zaman sekarang, tempat dianggap keramat lantaran dijadikan untuk meminta hal-hal yang berbau materialistis.
"Zamannya sama, cuma orang yang melakoninya berbeda. Sekaran serba duniawi, bahkan tempat keramat pun dijadikan tempat meminta hal-hal keduniawian, bukan untuk mencari ilmu," ujar Aba.
Simak juga 'Melihat Patung Ikonik Daendels dan Pangeran Kornel di Sumedang':



ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT