Mengawal Komoditas Lokal Tembus Pasar Global

Mengawal Komoditas Lokal Tembus Pasar Global

Baban Gandapurnama - detikNews
Minggu, 19 Sep 2021 17:06 WIB
Kawasan Pelabuhan Cirebon
Kawasan Pelabuhan Cirebon (Foto: Sudirman Wamad/detikcom)
Bandung -

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Provinsi Jawa Barat merespon positif kiprah Pelabuhan Cirebon yang melayani perdagangan antarpulau atau domestik dan pengiriman peti kemas ke luar negeri via jalur laut. Layanan tersebut sangat berpotensi melecut gairah pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat.

"Ketika aktivasi di Pelabuhan Cirebon berjalan, menjadikan posisi perdagangan antarpulau menjadi tambah menggeliat lagi. Apalagi dapat diaktivasi untuk ekspor," ujar Ketua Umum Kadin Indonesia Jawa Barat Tubagus Raditya Indrajaya saat berbincang bersama detikcom via sambungan telepon, Sabtu (18/9).

Menurut Raditya, komoditas asal Jawa Barat selama ini didistribusikan ke sejumlah wilayah di Indonesia lewat jalur udara, darat dan laut. Khusus pengiriman barang-barang via laut, kata dia, daerah utara Jawa Barat terdiri Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan (Ciayumajakuning) sangat diuntungkan dengan kehadiran Pelabuhan Cirebon.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ciayumajakuning ini bisa mengirim komoditas pertanian ke Ternate, Sulawesi, Banda, Papua, Kalimantan dan lainnya. Pelabuhan Cirebon diharapkan dapat memperhatikan serta meningkatkan perdagangan domestik antarpulau ini," ucap dia.

Berbicara tentang suplai barang-barang ekspor, menurut Raditya, Kadin Jabar mendorong para eksportir di Ciayumajakuning tidak lagi mengandalkan pengiriman dari Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Selagi Pelabuhan Cirebon dapat dan siap untuk menyediakan pelayanan bagi eksportir, apalagi dengan hampir selesainya juga Tol Cisumdawu, akan menggairahkan juga para eksportir di wilayah tengah dan selatan Jawa Barat. Raditya mengatakan hal tersebut mesti dimanfaatkan secara optimal dan maksimal oleh kalangan pengusaha di Jawa Barat.

ADVERTISEMENT

"Ekspor bisa langsung dari Pelabuhan Cirebon tanpa harus ke Tanjung Priok. Eksportir bisa memangkas waktu dan biaya. Proses ekspor jadi cepat, mudah dan murah," ujarnya.

Pemkot Cirebon dan Pelindo akan mengembangkan wisata sejarahPemkot Cirebon bersama Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II Cirebon dan Pelindo merencanakan menyulap kawasan Pelabuhan Cirebon menjadi destinasi wisata sejarah. (Foto: Sudirman Wamad/detikcom)

Kadin Jabar menyoroti pasar dunia. Organisasi pengusaha ini telah membentuk Badan Pengembangan Ekspor Kadin Indonesia Provinsi Jawa Barat, yang tugasnya membuat database tentang ekspor dan pengembangan potensi ekspor, serta membantu para pengusaha muda khususnya untuk belajar tentang ekspor, sehingga para eksportir Jawa Barat bisa mengetahui apa saja kendala dalam melakukan ekspor.

Berdasarkan catatan pihaknya, kata Raditya, saat ini sebanyak lebih dari 100 eksportir yang menggarap lapak luar negeri. Nantinya mereka diajak untuk bergabung dalam lembaga ekspor Kadin Jabar tersebut.

Pihaknya pun mengoptimalkan serta mengajak Gabungan Pengusaha Ekspor Indonesia (GPEI) Jawa Barat untuk bersama-sama memanfaatkan database yang dimiliki Kadin Jabar. Raditya berharap akan terus bertambah para eksportir di kalangan anak muda, seiring pengembangan kawasan industri Rebana Metropolitan di Jawa Barat.

"Kami apresiasi Pelabuhan Cirebon yang membantu proses ekspor. Ini merupakan sebuah trigger untuk tumbuh kembangkan eksportir-eksportir di Jawa Barat," kata Raditya.

Sejumlah pelabuhan dinaungi Pelindo yang terintegrasi dari timur ke barat Indonesia, menurut Raditya, berperan mengawal aneka komoditas lokal di nusantara menembus pasar global. Dia mencontohkan komoditas asal Jawa Barat antara lain mebel, pertanian, buah-buahan dan tanaman hias yang sangat diminati sejumlah negara di Asia dan Eropa.

"Kalau dari Jawa Barat, salah satunya yang menjadi ikon yaitu mangga gedong gincu. Gedong gincu ini primadona untuk pasar Jepang, Korea dan sejumlah negara di Eropa. Selain itu ada eksportir rotan, porang, tekstil dan kepiting, serta produk produk lainnya " tutur Raditya.

Data teranyar yang diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor pada Agustus naik 20,95% dibanding bulan sebelumnya atau Juli 2021. Sementara bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya atau year on year (yoy), nilai ekspor melesat hingga 64,1%.

Ekspor untuk kelompok migas maupun nonmigas secara month to month (mtm) sama-sama mengalami kenaikan, yakni 7,48% untuk migas dan 21,75% untuk nonmigas. Ekspor nonmigas Agustus 2021 terbesar adalah ke Tiongkok yaitu US$ 4,78 miliar, disusul Amerika Serikat US$ 2,25 miliar dan India US$ 1,72 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 42,98 persen.

Memetakan Jaringan Eksportir

Sejauh ini Pelabuhan Cirebon telah memetakan jaringan eksportir yang bernaung di Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan (Ciayumajakuning). Otoritas Pelabuhan Cirebon pun bergerak jemput bola mendata para eksportir di wilayah tersebut.

"Pangsa pasar peti kemas ini sudah kami petakan dan survei. Caranya, kami door to door ke pengusaha," kata DGM Komersial IPC Cirebon Adriansyah kepada detikcom, Jumat (17/9).

Menurut dia, eksportir di Ciayumajakuning bermacam bidang mulai mebel, pakan ternak, tekstil, sepatu hingga buah-buahan. Catatan Adriansyah ada sebanyak 20 pengusaha yang siap memanfaatkan pengiriman komoditas tersebut ke luar negeri melalui jasa Pelabuhan Cirebon yang nantinya diberangkatkan via Pelabuhan Tanjung Priok.

Para eksportir di Ciayumajakuning mengirim komoditi ke sejumlah negara di Eropa dan Asia yang antara lain Amerika dan Bangladesh. "Potensi ekspor yang cukup besar itu mebel dan kerajinan tangan," ucap Adriansyah menegaskan.

Sekadar diketahui, dua tahun lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta kepada seluruh pejabat menteri untuk meningkatkan ekspor mebel dan produk kayu, serta rotan Tanah Air. Hal itu diungkapkan Jokowi saat membuka rapat terbatas (ratas) mengenai peningkatan ekspor permebelan, rotan dan kayu di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Selasa 10 September 2019.

Adriansyah menjelaskan eksportir asal Ciayumajakuning tak perlu jauh-jauh mengirim komoditas ke Tanjung Priok bila urusan teknisnya dipersiapkan di Pelabuhan Cirebon. Hal tersebut, kata dia, dapat memangkas waktu dan menekan biaya yang dikeluarkan para eksportir.

Selama ini, menurut Adriansyah, eksportir harus menunggu kedatangan peti kemas kosong yang diangkut truk trailer dari Jakarta. Setelah tiba di Cirebon, misalnya, peti kemas yang telah diisi komoditas milik eksportir itu kembali lagi dibawa truk trailer ke Jakarta.

"Kami ingin memudahkan pengusaha eksportir di Ciayumajakuning," katanya.

Pengusaha mebel rotan ketiban rezeki dari penguatan dolar ASMebel rotan buatan Cirebon. (Foto: Sudirman Wamad/detikcom)

Kontribusi Pelabuhan Cirebon sebagai pelabuhan pengumpan (feeder) untuk layanan peti kemas ekspor setidaknya mengurangi volume beban di Tanjung Priok, Jakarta. Selain itu, pelayanan jalur laut tersebut turut andil menekan dampak kerusakan jalan raya area Cirebon menuju Jakarta dan sebaliknya akibat bobot berat muatan kendaraan.

Pihaknya tengah mematangkan rencana Pelabuhan Cirebon menjadi gerbang ekspor-impor. Bila tak ada aral melintang, pelayanan tersebut mulai berlangsung sebelum 2022.

"Target nanti akhir tahun 2021 ini. Kami harus menyiapkan secara matang. Sebab, kami nggak mau melayani sekali, lalu selesai. Kami ingin terus berkelanjutan," ujarnya.

Adriansyah mengungkapkan pihaknya menyiapkan kapal pengangkut peti kemas. Tahap awal, sambung dia, frekuensi ekspor peti kemas yang dilayani Pelabuhan Cirebon satu minggu sekali.

"Potensi yang bisa kami dapatkan 3.000 TEUs (Twenty Equivalent Units atau satuan ekivalen dari peti kemas) per bulan. Satu TEUs itu sama dengan peti kemas ukuran 20 feet," tutur Adriansyah.

Kawal Komoditas

Oktober 2021 ini Pelindo I hingga IV dilebur dalam satu wadah bernama PT Pelabuhan Indonesia (Persero). Mergernya empat perusahaan BUMN bidang pelabuhan tersebut bertujuan mendongkrak produktivitas serta efisiensi melalui standardisasi proses bisnis dan pelayanan di pelabuhan.

Merger ini digadang-gadang memudahkan koordinasi pengembangan kawasan industri dan ekonomi khusus di sekitar pelabuhan daerah-daerah. Sehingga mendorong peningkatan konektivitas hinterland yang akan berdampak pada meningkatnya volume ekspor-impor dan trafik pelabuhan.

Selain itu, penggabungan ini akan meningkatkan posisi Pelindo terintegrasi menjadi operator terminal peti kemas terbesar nomor 8 dunia dengan target throughput peti kemas sebesar 16,7 juta TEUs. Visi Pelindo ke depan yaitu 'Menjadi Pemimpin Ekosistem Maritim Terintegrasi dan Berkelas Dunia', misinya yakni 'Mewujudkan jaringan ekosistem maritim nasional melalui peningkatan konektivitas jaringan dan integrasi pelayanan guna mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia'.

DGM Komersial IPC Cirebon Adriansyah mengatakan integrasi Pelindo ini memperkuat konektivitas dan kolaborasi dengan pengelola pelabuhan induk. Baik itu skala domestik, ekspor dan impor.

Terutama soal eksistensi Pelabuhan Cirebon yang membidik layanan distribusi logistik untuk eksportir di Ciayumajakuning. "Konsep kita tak mengubah pola yang sudah berjalan. Barang dari eksportir tetap melalui jalur Jakarta atau Semarang (pelabuhan induk). Namun kita mendekatkan dengan para eksportir di Ciayumajakuning tanpa harus ke Jakarta (Pelabuhan Tanjung Priok) dan Semarang (Pelabuhan Tanjung Emas)," ucapnya

"Kami sudah menyusun konsep feeder service, Cirebon ke Jakarta atau Cirebon ke Semarang. Pengangkutan peti kemas itu dilayani di Pelabuhan Cirebon untuk dibawa ke Jakarta dan Semarang, lalu kapal pengangkutnya berangkat ke luar negeri," kata Adriansyah menambahkan.

Menurut dia, Pelabuhan Cirebon jauh-jauh hari bersiap diri mewujudkan gerbang ekspor-impor di Jawa Barat. Konsep yang menguntungkan eksportir digulirkan demi menggeliatkan volume pengiriman komoditas ekspor.

Ia merinci keuntungan yang ditawarkan kepada eksportir di Ciayumajakuning. "Selama ini kalau ekspor via Jakarta dan Semarang. Untuk mendapatkan dokumen Bill of Lading (BL) atau manifes perlu dua atau tiga hari. Dokumen itu dibutuhkan sebagai bukti pembayaran dari buyer luar negeri kepada mereka (eksportir). Eksportir bisa memperoleh pembayaran dari buyer lebih cepat," tuturnya.

Kawasan Pelabuhan CirebonKawasan Pelabuhan Cirebon (Foto: Sudirman Wamad/detikcom)

Hal lainnya, Adriansyah mengungkapkan, pengeluaran eksportir lebih murah untuk layanan cargo handling yang meliputi bongkar muat, penyimpanan dan penyusunan barang. Selain itu, eksportir tidak lagi repot memasukkan barang ke dalam peti kemas atau kontainer (stuffing). Pelabuhan Cirebon sudah menyiapkan area stuffing yang didukung tenaga manusia dan alat mekanis.

"Selama ini kontainer kosong dibawa dari Jakarta ke Cirebon. Setelah tiba di Cirebon, kontainer itu diisi barang-barang yang akan diekspor. Kendala dihadapi eksportir, misalnya kontainernya itu rusak kotor dan tak sesuai ekspektasi. Akibatnya kontainer itu dikembalikan, eksportir pun harus menunggu lagi. Solusinya, kontainer kosong itu disiapkan di Pelabuhan Cirebon," kata Adriansyah.

Dia menjelaskan pengurusan bea cukai bisa diurus dan diselesaikan di Pelabuhan Cirebon. Sehingga, menurutnya, eksportir tidak perlu lagi mengurus atau menyuruh orang membereskan urusan bea cukai itu ke Jakarta.

"Kami sudah berkoordinasi dengan Kantor Bea Cukai Cirebon. Izin kawasan pabean untuk ekspor dan impor sudah kami miliki dari Bea Cukai Cirebon. Selain itu, eksportir jangan khawatir barang rusak dan terlambat. Sebab kami sudah menyiapkan sarananya," ujar Adriansyah.

Halaman 2 dari 3
(bbn/mud)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads