Aksi Pasukan 'Argo' Keroyok 'Ular Besi'

Aksi Pasukan 'Argo' Keroyok 'Ular Besi'

Baban Gandapurnama - detikNews
Minggu, 12 Sep 2021 13:24 WIB
Petugas Pencuci Kereta Api di Bandung
Tim pencuci kereta api di Stasiun Bandung. (Foto: Baban Gandapurnama/detikcom)
Bandung -

Yohana dan lima teman kerjanya menyongsong fajar sambil melakoni 'ritual' mengguyur kereta api di area Stasiun Bandung. Jemari tangannya mencengkeram erat aneka perkakas.

Tiga orang berhelm kuning dan bersepatu bot menyisir bagian luar rangkaian gerbong. Tiga lainnya menjelajah kabin. Sekelompok pemuda energik itu bermasker dan berkaus oranye yang punggungnya terpampang tulisan 'TRAIN WASH SERVICE'.

"Kami menamakan diri 'Argo'," kata Yohana tersenyum dan sengaja tak meneruskan ucapannya saat berbincang bersama detikcom, Selasa (31/8).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Orang sekitar mendadak tertawa terbahak-bahak. Yohana kembali menebar senyum. Ia masih merahasiakan makna julukan 'Argo' yang terdengar akrab di telinga kalangan pegawai Stasiun Bandung.

"Apa artinya?" kata detikcom.

ADVERTISEMENT

"Argo itu singkatan dari 'Artis Gosok-gosok'. Ha-ha-ha-ha...," ucap petugas lainnya menimpali.

Canda mewarnai pagi cerah itu memacu semangat skuad pencuci 'ular besi' mengarungi rutinitas dan menjaga imunitas selagi masa pandemi COVID-19.

Petugas Pencuci Kereta Api di BandungSejumlah petugas memandikan kereta api di area Stasiun Bandung. (Foto: Baban Gandapurnama/detikcom)

Sekadar diketahui, virus Corona yang awalnya terjadi di Wuhan, China, merapah ke berbagai negara, termasuk Indonesia. Pada 2 Maret 2020, Presiden Joko Widodo melansir pertama kalinya ada dua warga Indonesia terpapar COVID-19.

Semenjak itulah Corona menyebar luas ke seantero nusantara. Layanan moda transportasi publik pun terdampak pagebluk.

Selaku ujung tombak tim bersih-bersih kereta di kala pandemi, Yohana dan kawan-kawannya menyokong kontribusi besar bagi wajah PT Kereta Api Indonesia (KAI). Tangan-tangan cekatan mereka bermuara demi kesehatan dan kenyamanan pengguna kereta.

"Kami ingin penumpang tetap sehat dan nyaman saat naik kereta, sehingga terhindar dari virus Corona," kata Yohana menegaskan.

Tiga Jam Bikin Kinclong

Yohana gabung pasukan' Argo' sejak awal 2020. Statusnya Pekerja Kontrak Waktu Tertentu (PKWT).

"Satu bulan sebelum pandemi, saya bekerja di sini," ujar lelaki berusia 25 tahun ini di sela-sela mencuci Kereta Api (KA) Turangga.

Saban harinya, satu tim memandikan satu hingga dua kereta. Ada tiga tim yang bertugas secara sif yang jadwalnya pukul 07.00-15.00 WIB, pukul 12.00-20.00 WIB, dan pukul 24.00-08.00 WIB.

Lap, sapu, ember dan sabun menemani pasukan 'Argo'. Mereka bergiat keroyokan. Menyemburkan air melalui selang, menyemprotkan disinfektan atau cairan pembasmi kuman, hingga lengan meliuk-liuk mengelap kereta dari ujung ke ujung rangkaian gerbong.

"Kalau tim eksterior tugasnya membersihkan pintu, pegangan tangan, kaca, bodi, hingga atap kereta. Intinya bersih-bersih bagian luar kereta," tutur Yohana yang tamatan MTs di kawasan Nagreg, Kabupaten Bandung.

Petugas Pencuci Kereta Api di BandungTim pencuci kereta api di Stasiun Bandung. Mereka membersihkan area luar dan dalam kereta. Aktivitas petugas bersih-bersih kereta ini bagian dari protokol sarana KAI di tengah pandemi COVID-19. (Foto: Baban Gandapurnama/detikcom)

Adi Permana lebih senior dari Yohana. Lulusan SMK di kawasan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, ini mengemban tugas membasuh kereta sejak 2018. Sebelumnya, pria berusia 26 tahun itu pernah berprofesi sekuriti di perusahaan swasta.

"Sejak pandemi, kebersihan kereta lebih ditingkatkan lagi. Kereta disemprot disinfektan sebelum berangkat," katanya.

Adi kru interior. Aktivitasnya menumpas debu dan menyingkirkan sampah di area dalam kereta.

"Seluruh kabin, kursi, bagasi dan toilet dibersihkan," ucap Adi menegaskan.

Kegiatan regu interior dan eksterior dikawal pengawas. Sang pengawas akan memastikan urusan pasukan 'Argo' tuntas mendandani kereta tampil kinclong.

"Satu kereta ini ada sepuluh gerbong, termasuk area makan dan pembangkit. Sesuai standar operasional prosedur, semua gerbong itu dibersihkan dalam waktu tiga jam," ucap Willy, selaku pemimpin tim cuci kereta.

"Setelah semua membersihkan kereta, kita nanti bareng-bareng mengecek ulang kebersihannya. Kami selalu kompak bekerja," kata Willy.

Kereta Sehat

Manajer Humas PT KAI Daop 2 Bandung Kuswardoyo turut hadir saat detikcom berjumpa pasukan 'Argo'. Dia bercerita soal perusahaan pelat merah bidang jasa transportasi ini berjuang memutus mata rantai virus Corona. Meski terdampak lantaran penumpang kereta menyusut tajam, KAI turut berperan menekan penyebaran COVID-19.

KAI menggelorakan upaya tersebut saat pemerintah memberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hingga Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Adaptasi kebiasaan baru atau new normal pun direngkuh KAI untuk selalu melayani khalayak pengguna kereta.

"Kalau lihat di masa pandemi ini, tentunya hari demi hari ada inovasi yang diterapkan oleh KAI," kata Kuswardoyo membuka obrolan.

Pemerintah Indonesia mengingatkan seluruh masyarakat tetap disiplin menjalani protokol kesehatan (prokes). Soal disiplin prokes, KAI yang pada 2019 menyabet penghargaan Good Performance dari Kementerian BUMN dalam bidang pelayanan, konsisten mengaplikasikannya.

"Protokol itu kita terapkan. Kita jauh lebih ketat," ucapnya.

Protokol sarana-prasarana dipraktikkan KAI. Salah satunya meningkatkan perawatan dan kebersihan kereta api.

"Sekarang ini bagian luar dan dalam kereta disemprot disinfektan. Kereta mau berangkat, disemprot disinfektan lagi. Hal itu yang tidak terjadi ketika belum ada pandemi," tutur Kuswardoyo.

Kereta api yang menjajal rute jarak jauh mesti berjeda sebelum melanjutkan perjalanan. Di sela-sela waktu rehat kereta itulah tim kebersihan turun tangan.

"Tentu tak sekadar dilap, tapi memandikan kereta. Jadi, saat berangkat mengangkut penumpang, kereta dalam kondisi bersih dan steril," ujar Kuswardoyo.

Selain itu, dia menjelaskan, pembersihan kabin oleh kru awak kereta digulirkan berkala sepanjang waktu lokomotif melaju. "Kita ingin memastikan perjalanan menggunakan kereta api ialah perjalanan yang aman, nyaman dan sehat," katanya.

Langkah serupa berlaku di area stasiun. Misalnya di Stasiun Bandung yang menyediakan tempat cuci tangan dan hand sanitizer.

Stasiun BandungStasiun Bandung (Foto: Baban Gandapurnama/detikcom)

KAI mengikuti perubahan dan mencetuskan inovasi saat beradaptasi dengan situasi new normal. Pendekatan teknologi membantu KAI memudahkan pelayanan kepada pengguna moda transportasi publik berbasis rel. Cara tersebut, menurut Kuswardoyo, jitu menghindari kerumunan antrean pembelian tiket serta menghindari bersinggungan langsung antara penumpang dan petugas stasiun.

"Sekarang mau naik kereta dan mau membeli tiket, semudah beli permen. Jadi tak perlu antre beli tiket di stasiun," ucapnya.

"Pakai aplikasi resmi KAI Access. Buka handphone (secara online), pencet-pencet tombolnya, jadi tiketnya. Cancel (pembatalan tiket) pun cukup dari ponsel," kata Kuswardoyo menambahkan.

KAI senantiasa memproteksi kesehatan pegawai dan petugas stasiun. Kuswardoyo berujar, "Kita tidak ingin pegawai dan petugas di stasiun ini terpapar. Saat boarding di pintu masuk stasiun, penumpang memiliki tiket tinggal scan barcode. Ya meminimalisir persinggungan dengan petugas. Safety bagi semuanya."

Respons Publik

Zed melangkah menuju akses pintu keberangkatan kereta. Pria berusia 26 tahun ini singgah sejenak di kursi ruang tunggu sambil menanti jadwal berangkat Kereta Api Argo Parahyangan tujuan Jakarta. Ia merebahkan tas hitam di samping tempatnya duduk.

Siang selepas zuhur, Sabtu (11/9), pukul 13.30 WIB, hujan deras mengguyur Stasiun Bandung. "Waktu itu dari Jakarta ke Bandung pakai mobil. Sekarang mau balik ke Jakarta pakai kereta," kata Zed yang menyambangi Bandung untuk urusan bisnis.

"Kebetulan ini pertama kali naik kereta saat pandemi," ucap dia menambahkan.

Wajib masker di area Stasiun Bandung.Penerapan protokol kesehatan di Stasiun Bandung. Penumpang dan petugas wajib menggunakan masker. (Foto: Baban Gandapurnama/detikcom)

Awalnya ia dag-dig-dug bepergian menumpangi kereta selagi pandemi COVID-19. Namun, kecemasannya sirna setiba di halaman Stasiun Bandung. Zed, yang tampil santai berbalut kaus dan celana pendek, disambut ramah porter bermasker yang memandunya ke pintu pemeriksaan tiket.

Zed makin percaya diri lantaran melihat langsung protokol kesehatan (prokes) di sekeliling stasiun. "Ada tempat cuci tangan. Tadi juga dicek suhu tubuh dan dikasih hand sanitizer. Prokes di stasiun sudah oke," ujarnya.

Serupa dengan penumpang lainnya, Zed harus melewati petugas penilikan tiket. Seorang petugas memeriksa bukti tiket dan memverifikasi identitas Zed. Petugas lainnya memeriksa suhu tubuh menggunakan alat digital.

"Ini kan e-ticketing. Saya tinggal scan barcode tiket (pakai ponsel), menunjukkan KTP dan ada bukti sudah divaksinasi. Sistemnya terintegrasi. Setelah itu, saya memperlihatkan surat negatif COVID-19 berdasarkan tes Antigen," tutur Zed yang membeli tiket kelas eksekutif seharga Rp 125 ribu.

Sejumlah persyaratan penumpang kereta tersebut dianggap Zed bukan sesuatu yang ribet. Justru dia merasa aman dengan prokes ketat yang diberlakukan KAI.

"Mudah banget sebenarnya. Kalau prokes ketat begini, enak banget bepergian pakai kereta saat pandemi," katanya.

"Enggak perlu takut naik kereta. Terpenting kita bisa menjaga diri dan disiplin prokes. Pakai masker dan jaga jarak," ucap Zed mengakhiri obrolan.

Prokes ketat diterapkan KAI selama pandemi COVID-19 dinilai tepat oleh Ketua Bidang Perkeretaapian Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Aditya Dwi Laksana. Menurut dia, KAI mengutamakan faktor kesehatan pengguna kereta dengan membatasi jumlah penumpang dan menjalankan prokes yang diatur pemerintah berkaitan layanan transportasi publik.

"Saya tidak sependapat dengan pernyataan bahwa transportasi publik itu merupakan sumber paparan utama atau klaster penularan. Pertama, saya pikir transportasi publik, terutama kereta api, itu sudah menerapkan prokes sangat memadai. Kedua, kalau kita lihat, KAI menerapkan prokes yang jauh lebih expand dibandingkan moda-moda yang lain," ujar Aditya saat dihubungi detikcom via sambungan telepon, Jumat (10/9).

Salah satu contohnya, menurut dia, syarat perjalanan penumpang kereta jarak jauh. KAI tegas mewajibkan penumpang kereta jarak jauh menunjukkan hasil negatif rapid test PCR atau Antigen dan memperlihatkan bukti sudah divaksinasi COVID-19 dosis pertama.

"Intinya, prokes yang diterapkan KAI itu sudah memberikan rasa aman kepada masyarakat. Layanan KAI ini bisa menjadi sarana mobilitas atau transportasi yang terjamin dari sisi kesehatan. Karena saat ini, standar penting untuk pelayanan, KAI tak hanya mengutamakan keamanan, keselamatan, dan kenyamanan saja, tapi sudah mementingkan masalah kesehatan," tutur Aditya.

Hal lainnya, dia menjelaskan, perusahaan pelat merah ini responsif dalam memudahkan mobilitas masyarakat yang bepergian pakai kereta api. KAI memfasilitasi vaksinasi gratis di 26 stasiun untuk mendukung pemerintah mempercepat terbentuknya kekebalan kelompok dan layanan rapid test Antigen yang harganya Rp 85 ribu di 64 stasiun. Selain itu, KAI sejak 23 Juli 2021, mengintegrasikan aplikasi Peduli Lindungi dengan sistem boarding KAI guna membantu proses validasi dokumen kesehatan calon penumpang.

"Saya mengapresiasi KAI. Cara-cara yang diterapkan KAI ini menjadikan masyarakat bisa lebih nyaman dan percaya diri saat bermobilitas," kata Aditya.

Halaman 2 dari 4
(bbn/mso)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads