Pemkot Cirebon telah membuka layanan Cirebon Siaga 112 untuk menanggulangi laporan kedaruratan. Layanan ini dibuka sejak 2018.
Sejak dibuka hingga saat ini petugas layanan Cirebon Siaga 112 masih kerap mendapatkan perlakuan prank atau panggilan tidak valid dan main-main. Salah seorang petugas layanan 112, Septiani (26), mengaku sudah terbiasa menerima laporan prank dan ghost. Laporan ghost dikategorikan sebagai panggilan tak berisi suara.
Septiani dan rekan kerjanya telah menerima 42 panggilan atau laporan pada hari ini. Empat di antaranya laporan prank.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hari ini ada yang prank. Kadang ada laporan yang diam saja, ada juga yang iseng," kata Septiani saat berbincang dengan detikcom di ruang Cirebon Command Center, Kota Cirebon, Jawa Barat, Selasa (7/9/2021).
Ia tak menampik laporan prank paling banyak diterima pada awal peluncuran layanan 112. Sejalan dengan banyaknya masyarakat yang mengetahui layanan 112, dikatakan Septiani, dalam beberapa bulan terakhir panggilan prank dan ghost mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya.
![]() |
Septiani menceritakan saat dirinya menerima laporan prank hingga membuat gempar masyarakat. "Pernah ada laporan palsu. Waktu itu soal kebakaran. Kita sudah sambungkan ke Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar). Pelapor menyebutkan juga nomor rumah dan lainnya. Pas petugas Damkar ke lokasi, ternyata tidak ada. Kejadian itu tahun lalu," tuturnya.
Dia tak menginginkan kejadian serupa terjadi lagi. Sehingga, ia dan rekan kerja selalu menggali informasi lebih dalam saat menerima laporan dari masyarakat, sebelum dilaporkan ke dinas terkait yang menangani laporan tersebut.
"Misalkan ada yang lapor ke sini. Setelah itu kita konfirmasi ulang dengan nomor kantor. Untuk memastikan kebenaran laporannya," ucap Septiani.
Sekadar diketahui, Cirebon Siaga 112 merupakan layanan kedaruratan yang terkoneksi dengan sejumlah instansi, yaitu Damkar, BPBD, layanan fasilitas kesehatan, kepolisian, PLN dan lainnya. Layanan Cirebon Siaga 112 akan langsung menindaklanjuti laporan dari warga ke beberapa instansi.
Septiani mengaku bersyukur bisa bertugas di layanan 112. Meski kerap mendapatkan perlakuan prank.
"Pas malam minggu kadang juga ada yang prank orang dewasa, iseng nanya-nanya gitu. Anak kecil juga sering. Kalau sukanya sih kerja di sini ya bisa membantu orang," kata Septiani.
Senada disampaikan Septiani, Siti Nur Aisah (23) mengaku sering mendapat laporan prank dan ghost. Aisah mengungkapkan laporan prank mengalami penurunan dalam beberapa bulan terakhir.
"Dua bulan terakhir itu soal kasus COVID-19. Sekarang juga sudah mulai laporan soal pohon tumbang," ujar Aisah.
Kepala Seksi Pengelolaan dan Layanan Informasi Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (DKIS) Kota Cirebon Cecep Ismayanto mengatakan sebanyak 12 petugas yang menangani layanan 112. Pihaknya membagi tiga sif dalam sehari. Satu sif sedikitnya tiga orang yang bertugas.
Cecep mengakui soal laporan prank mendominasi saat awal layanan 112 diluncurkan. "Sekarang memang masih. Tapi mulai menurun. Mungkin awal-awal banyak masyarakat yang mengecek soal layanan ini," tutur Cecep.
Dia mengatakan saat ini masyarakat telah mengenal dan mengetahui fungsi layanan 112. Sehingga, lanjut Cecep, laporan prank dan ghost menurun.
Sekadar diketahui, dari data yang dipublikasi DKIS, pada 2020 rata-rata laporan prank mencapai ribuan kali setiap bulannya. Laporan prank selalu mendominasi. Kedua tertinggi ialah laporan ghost atau panggilan tak bersuara.
![]() |