Aktivis Buruh Migran Indonesia (BMI) berharap Pemerintah Kabupaten Sukabumi membantu kepulangan SH buruh perempuan yang menderita Ektopik atau hamil di luar kandungan di Mekkah, Arab Saudi.
Kondisi SH sendiri saat ini dikabarkan tengah menderita dan mendapat penolakan dari Rumah Sakit di Arab Saudi karena SH bukan warga negara Arab Saudi.
"Kisahnya lain lagi sekarang, dia ditolak rumah sakit dengan alasan bukan orang Saudi. Pihak rumah sakit minta uang jaminan 13.000 riyals, jika yang bersangkutan ingin dioperasi," kata Imamul Ahyar, seorang aktivis Garda BMI, melalui aplikasi perpesanan dengan detikcom, Selasa (24/8/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ahyar mengungkapkan kondisi SH kini kian memprihatinkan dan butuh pertolongan segera. Oleh karena itu ia berharap Pemkab Sukabumi untuk turun tangan memberikan solusi kepada SH.
"Saya berharap pemerintahan Kabupaten Sukabumi turun tangan mengingat kondisi nya bukan kian lagi, tapi sangat memprihatinkan. Dalam dua hari sejak kedatangan saya kesana tidak berhenti muntah-muntah," ungkap Ahyar.
Ahyar menyebut, SH mendapat penanganan di RS khusus persalinan terbesar di Kota Mekkah. "Jadi RS itu yang menolak lantaran bukan Saudi. Kondisi ini, bagaimana pemerintah Kabupaten Sukabumi menyikapi tentang penolakan pihak rumah sakit terhadap warganya yang membutuhkan tindakan medis," ucap Ahyar.
Berdasarkan identitas yang diperoleh detikcom, diketahui SH berasal dari Kampung Papisangan, Desa Caringin, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi. Ketika wartawan melakukan penelusuran anehnya salah seorang kerabat menolak menyebut SH dalam kondisi sakit parah.
Rahasiakan Kondisi ke Keluarga
Sementara itu, salah seorang rekan SH yang membantu memberikan perawatan di salah satu rumah kontrakan mengatakan SH dalam kondisi sakit. Perempuan yang enggan namanya ditulis tersebut mengaku kerap mengantar SH berobat. Namun menurut sumber SH memang tidak menceritakan kondisinya kepada keluarga.
"Saya bawa dia dari pagi muntah-muntah, kesakitan. Ia SH enggak mau keluarganya tahu kalau dianya sakit. Ini saja udah mau 3 bulan tahan sakit enggak pernah ngomong dia lagi sakit sama keluarga nya. Ini saja lagi ngomong sama keluarganya dia enggak bilang dia nya lagi sakit parah," kata sumber tersebut.
Saat diminta menceritakan kondisi SH terakhir, sumber tersebut mengaku tidak tenang dengan kondisi sakit yang dialami SH.
"Itu semalam aku bawa ke rumah sakit dokter enggak ngasih obat harus oprasi dobel. Kerjaan saya pun enggak didatangin demi saya ngurus yang sakit. Sampai aku beranikan diri ke rumah sakit, padagal aku kondisi disini kosongan. Teman-teman enggak ada yang berani masuk RS kalau enggak resmi aku tawakal demi dia (SH). Tapi Alhamdulillah demi niat aku yang ikhlas ngebantu, in dia aku enggak pernah di tanya ada KTP atau apa Alhamdulillah," bebernya.
Diberitakan sebelumnya, seorang Buruh Migran Indonesia (BMI) asal Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat dikabarkan mengalami kehamilan ektopik atau hamil di luar kandungan. BMI perempuan inisial SH ini diketahui sudah menderitanya sejak 3 bulan terakhir.
Informasi yang diterima detikcom, SH kini berada di daerah Mansour street, Makkah, Arab Saudi. Akibat kehamilan ektopik yang dideritanya SH sudah 3 bulan terpaksa berhenti kerja.
(sya/mso)