Ketua Harian Asosiasi Kafe dan Restoran (AKAR) Jabar, inisial GB, nekat melakukan percobaan bunuh diri diduga karena imbas PPKM. Sosiologi Universitas Padjadjaran (Unpad) Ari Ganjar menilai aksi yang dilakukan oleh GB bentuk frustrasi.
"Itu menggambarkan bahwa dampak PPKM ini dirasakan sangat memberatkan bagi masyarakat," ucap Ari kepada detikcom, Kamis (5/8/2021).
Ari menuturkan aksi percobaan bunuh diri yang dilakukan oleh GB ini termasuk kategori bunuh diri secara fatalistik. Kategori ini, kata dia, muncul akibat adanya tekanan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi kategori fatalistik terjadi karena aturan yang sangat ketat berlaku di masyarakat jadi sangat ketat, yang biasanya tidak terjadi. Ini membuat orang atau seseorang dalam tekanan yang besar. Akhirnya dia terdorong untuk melakukan bunuh diri," ujarnya.
Menurut dia, apa yang dilakukan oleh GB merupakan bentuk frustrasi. Selain itu, kata Ari, kemungkinan ada masalah lainnya dalam kehidupan GB.
"Kalau untuk kasus ini saya lihat karena frustrasi. Karena dia mungkin terlilit utang, harus bayar cicilan, atau mungkin sudah bangkrut dia buntu karena terus PPKM. Ini juga kebijakan yang seminggu-seminggu ini membawa dampak, ada harapan misalnya tanggal dua (selesai PPKM) tanggal satunya ada harapan pelonggaran, ternyata tidak. Ini mungkin menambah frustrasi," tutur Ari.
Ari menilai insiden itu menjadi pertanda bagi pemerintah. Dia memberi saran agar pemerintah mengambil kebijakan yang tak merugikan masyarakat luas.
"Saran saya ke pemerintah perlu ada konseling bagi masyarakat. Pemerintah perlu memikirkan mungkin bagi pengusaha, pelaku usaha yang depresi pemberlakuan PPKM," ucap Ari.