Pemerintah Kabupaten Pangandaran merencanakan pembelian generator oksigen senilai Rp 5,4 miliar. Alat pemroduksi oksigen medis ini dibeli untuk menjadi solusi masalah ketersediaan oksigen medis di fasilitas layanan kesehatan yang ada di Pangandaran.
Sebagaimana diketahui, lonjakan kasus Corona yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir membuat ketersediaan oksigen di rumah sakit dan Puskesmas di Pangandaran kerap mengalami kekurangan.
"Kita belajar dari kejadian pasien meninggal dunia akibat rumah sakit kehabisan oksigen. Makanya kami memutuskan untuk membeli generator oksigen," kata Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata, Selasa (3/8/2021).
Jeje mengatakan dalam kondisi normal kebutuhan oksigen di RSUD Pangandaran mencapai 30 ton sebulan. Ketika terjadi lonjakan kasus Corona, kebutuhan meningkat berlipat-lipat.
"Sementara pasokan sulit didapat kemudian harganya pun mahal, anggaran yang dibutuhkan untuk pembelian pun jadi membengkak," kata Jeje.
Dia menambahkan proses pengadaan generator oksigen itu akan mulai dilaksanakan. Ditargetkan proses lelang dan instalasi alat tersebut selesai dalam waktu satu bulan ke depan. "Harus cepat, kalau alat itu sudah ada kita nggak perlu beli oksigen lagi," kata Jeje.
Lebih lanjut Jeje mengakui anggaran yang dibutuhkan untuk menyokong optimasi layanan kesehatan menghadapi pandemi COVID-19 telah mengeruk anggaran APBD yang tidak sedikit.
"Untuk PCR saja Rp 1 juta seorang, kemudian obat-obatan juga mahal. Ada obat antivirus yang harganya sampai Rp 500 ribu per dosis. Mahal lama-lama bisa habis anggaran kita," kata Jeje.
Namun demikian Jeje menegaskan hal itu tak jadi persoalan karena demi kesehatan dan keselamatan masyarakat Pangandaran. Pemkab Pangandaran sendiri selama ini telah berkomitmen untuk menggratiskan layanan kesehatan bagi masyarakatnya.
Sebelumnya Kepala Badan Pengelola Keuangan Aset Daerah Pangandaran Hendar Suhendar mengatakan kebutuhan pembiayaan penanggulangan penyakit yang sudah menjadi pandemi global ini menguras APBD. Pemkab Pangandaran harus melakukan pengalihan atau refocusing dari pos anggaran lain.
"Butuh anggaran sekitar Rp 34 miliar, kami lakukan refocusing anggaran untuk memenuhi kebutuhan anggaran penanggulangan COVID-19," kata Hendar.
Hendar mengatakan kebutuhan anggaran sebanyak itu mencakup semua kebutuhan penanganan COVID-19. Mulai dari perawatan pasien, pemberian bantuan sosial sampai pembelian oksigen.
Dia mengatakan porsi anggaran terbesar dihabiskan untuk penanganan pasien COVID-19 di rumah sakit disamping bantuan sosial.
(mso/mso)