Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menginstruksikan agar rumah sakit rujukan COVID-19 menambah kapasitas tempat tidurnya sebanyak 60 persen. Menanggapi instruksi itu, Wakil Walikota Bandung Yana Mulyana mengakui saat ini penambahan tempat tidur dan keterisiannya terus berkejaran.
"Dari 29 rumah sakit rujukan Covid di Kota Bandung memang kondisinya sudah penuh. (RS) Edelweiss itu sudah 73 persen sekian yang dikonversi menjadi untuk Covid. Kami upayakan rumah sakit Kota Bandung seperti RSKIA ini kemungkinan akan dialihkan 100 persen untuk Covid," kata Yana di Wyata Guna Kota Bandung, Kamis (8/7/2021).
Bed Occupancy Rate (BOR) di Kota Bandung sempat melampaui angka 91 persen. Seiring dengan penambahan tempat tidur, tingkat keterisian tempat tidur di Kota Bandung menurun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita seperti menurun ya BOR-nya, tapi karena memang tempat tidur kita yang terus kita tambah, memang kejar-kejaran ya antara tempat tidur dan keterisiannya," ujar Yana.
Pemkot Bandung pun, kata Yana, berencana menghidupkan kembali bekas bangunan RSKIA Bandung di Astana Anyar sebagai tempat perawatan pasien COVID-19. Tetapi, wacana itu tidak mudah dilakukan mengingat saat ini jumlah tenaga kesehatan (nakes) di Bandung yang terbatas.
"Rekrutmen nakes tak sederhana seperti yang disampaikan orang. Ada sekolah perawat, harus ada pelatihan juga, punten ya, pasan infus tidak gampang, harus pelatihan. Itu jadi kendala. Sudah mah perawat ada yang terpapar, isoman," tuturnya.
"Ada yang bergejala, tidak mau makan. Nah yang begitu harus dipasang infus biar bisa makan, nah memasang infus saja tidak bisa sembarangan harus ada pendampingan, saat infusnya habis misalnya," ujar Yana menambahkan.