Soal RS Tambah Kapasitas, Pemkot Bandung: Rekrutmen Nakes Tak Sederhana

Soal RS Tambah Kapasitas, Pemkot Bandung: Rekrutmen Nakes Tak Sederhana

Yudha Maulana - detikNews
Kamis, 08 Jul 2021 15:15 WIB
Ilustrasi Tenaga Kesehatan
Ilustrasi nakes menangani pasien COVID-19. (Ilustrator: Fuad Hashim/detikcom)
Bandung -

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menginstruksikan agar rumah sakit rujukan COVID-19 menambah kapasitas tempat tidurnya sebanyak 60 persen. Menanggapi instruksi itu, Wakil Walikota Bandung Yana Mulyana mengakui saat ini penambahan tempat tidur dan keterisiannya terus berkejaran.

"Dari 29 rumah sakit rujukan Covid di Kota Bandung memang kondisinya sudah penuh. (RS) Edelweiss itu sudah 73 persen sekian yang dikonversi menjadi untuk Covid. Kami upayakan rumah sakit Kota Bandung seperti RSKIA ini kemungkinan akan dialihkan 100 persen untuk Covid," kata Yana di Wyata Guna Kota Bandung, Kamis (8/7/2021).

Bed Occupancy Rate (BOR) di Kota Bandung sempat melampaui angka 91 persen. Seiring dengan penambahan tempat tidur, tingkat keterisian tempat tidur di Kota Bandung menurun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita seperti menurun ya BOR-nya, tapi karena memang tempat tidur kita yang terus kita tambah, memang kejar-kejaran ya antara tempat tidur dan keterisiannya," ujar Yana.

Pemkot Bandung pun, kata Yana, berencana menghidupkan kembali bekas bangunan RSKIA Bandung di Astana Anyar sebagai tempat perawatan pasien COVID-19. Tetapi, wacana itu tidak mudah dilakukan mengingat saat ini jumlah tenaga kesehatan (nakes) di Bandung yang terbatas.

ADVERTISEMENT

"Rekrutmen nakes tak sederhana seperti yang disampaikan orang. Ada sekolah perawat, harus ada pelatihan juga, punten ya, pasan infus tidak gampang, harus pelatihan. Itu jadi kendala. Sudah mah perawat ada yang terpapar, isoman," tuturnya.

"Ada yang bergejala, tidak mau makan. Nah yang begitu harus dipasang infus biar bisa makan, nah memasang infus saja tidak bisa sembarangan harus ada pendampingan, saat infusnya habis misalnya," ujar Yana menambahkan.

Pemkot Bandung belum memilih opsi untuk membuka rumah sakit darurat, karena keterbatasan aset yang dimiliki. "Kita beda seperti Jakarta yang punya Wisma Atlet atau Wisma Haji milik pemerintah. Ke swasta juga seperti kan sebagian ada yang masih dipakai. Sekarang kita harapkan TNI-Polri punya asrama yang bisa jadi rumah sakit darurat, kita harapkan juga ada IGD Darurat," ucap Yana.

Di tempat yang berbeda, Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan pada pekan ini sejumlah rumah sakit mulai menaikkan kapasitas tempat tidurnya. "Per kemarin BOR sudah menurun karena perintah dari kami, agar dimaksimalkan tempat tidur untuk Covid dinaikkan ke 60 persen. Dari yang sebelumnya 20-40 sekarang sudah naik ke 60, bahkan beberapa rumah sakit di Bandung sudah menaikkan lebih dari total tempat tidur," ujar pria yang akrab disapa Kang Emil itu di Jalan Jakarta, Kota Bandung.

Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Jabar pun dilibatkan dalam pemenuhan keterisian tempat tidur ini. Seperti diketahui, kemarin BUMD menyerahkan 70 tempat tidur rumah sakit kepada RS Dustira. Direktur Utama PT BIJB Salahuddin Rafi mengatakan, penguatan fasilitas di tempat perawatan COVID-19 juga merupakan salah satu poros CSR BUMD Jabar selama masa pandemi ini.

"Selain hal tersebut khususnya untuk Rumah Sakit Dustira, semoga tambahan Hospital Bed ini dapat menjadi penunjang untuk meningkatkan pelayanan serta memberikan kenyamanan pada para pasien khususnya pasien COVID-19," kata Salahuddin dalam keterangannya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads