Kasus pasien terkonfirmasi positif COVID-19 di Kota Cirebon, Jawa Barat, meningkat. Pemkot Cirebon berencana menyiapkan tenda darurat untuk pasien positif COVID-19 yang tak bergejala, atau orang tanpa gejala (OTG).
Wali Kota Cirebon Nashrudin Azis mengatakan rencananya tenda darurat bagi pasien positif COVID-19 yang tak bergejala itu didirikan halaman Hotel Ono's. Sekadar diketahui, Hotel Ono's telah menjalin kerja sama dengan Pemkot Cirebon sebagai tempat isolasi mandiri pasien positif COVID-19 yang tak bergejala sejak tahun lalu.
"Rencananya dua tenda. Kapasistas masing-masing tenda 15 orang," kata Azis dalam keterangan yang diterima detikcom, Rabu (23/6/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Azis tak menampik saat ini Bed Occupancy Ratio (BOR) rumah sakit nyaris penuh. Sehingga, dibutuhkan ruang isolasi tambahan.
"Termasuk tempat isolasi untuk pasien OTG juga sudah melampaui, artinya sudah ada waiting list. Kami pemerintah berupaya menambah kamar-kamar di rumah sakit hingga tempat isolasi pasien OTG," katanya.
Azis meminta masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan (prokes). Peran masyarakat sangat penting untuk mengendalikan penyebaran COVID-19.
Selain menangani COVID-19, Azis juga tetap berupaya agar perekonomian daerah tetap aman. "Kita tetap membuka ruang untuk perekonomian. Jangan sampai, pendapatan daerah ini habis untuk penanganan COVID-19," kata politikus Partai Demokrat itu.
Sebelumnya, Sekda Kota Cirebon Agus Mulyadi mengatakan 82 persen ruang isolasi di rumah sakit telah terisi dari total kapasitas yang disediakan. "Total ada 296 tempat tidur di ruang isolasi seluruh rumah sakit, 238 di antaranya sudah terisi pasien COVID-19. Artinya 82 persen terisi," kata Agus.
Dikutip dari laman covid19.cirebonkota.go.id menyebutkan, hingga hari ini total pasien positif COVID-19 sebanyak 6.303 orang. Sebanyak 624 pasien masih menjalani perawatan dan isolasi mandiri, 5.449 pasien sembuh, dan 230 pasien meninggal dunia.
Vaksinasi Lansia Baru 31 Persen
Vaksinasi COVID-19 bagi kelompok lanjut usia (lansia) di Kota Cirebon, Jawa Barat, baru mencapai 31 persen. Terhambatnya vaksinasi itu dikarenakan terkendalanya distribusi dan tak sedikit lansia yang enggan divaksin.
Kepala Bidang (Kabid) Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Cirebon Tri Mulyaningsih mengatakan vaksinasi untuk tenaga kesehatan (nakes) dan pelayan publik telah mencapai target.
Dari data yang disampaikan Dinkes Kota Cirebon menyebutkan, total nakes yang telah menjalani vaksinasi sebanyak 4.686 orang. Kemudian untuk pellayan publik sudah 24.620 orang yang telah divaksin. Sementara itu, untuk vaksinasi lansia targetnya 34. 812 orang, namun baru tercapai 10.868 orang.
"Memang semuanya bukan warga Kota Cirebon. Ketika pelayanan publik dan nakes ini tercapai targetnya, saat ini kita mengejar target vaksinasi lansia," kata Tri di kantoe DPRD Kota Cirebon, Jawa Barat.
Tri mengatakan, Dinkes menerapkan pola 1:1 untuk menyasar kelompok usia produktif dalam pelaksanaan vaksinasi. Artinya, orang yang mengantar lansia ke tempat vaksinasi, maka berhak mendapatkan vaksinasi.
Tri juga tak menampik distribusi vaksin menjadi salah satu kendala. "Misal kita mengajukan 1.000 vial, yang datang hanya 500 vial," kata Tri.
Ketua Komisi III DPRD Kota Cirebon Tresnawaty mengatakan banyak lansia yang enggan menjalani vaksinasi karena termakan hoaks. "Kita mengajak dan mengedukasi masyarakat agar membaca sumber-sumber yang terpercaya," kata Tresnawaty.
Kondisi demikian membuat pelaksanaan vaksinasi lansia terhambat. "Untuk lansia itu targetnya 34.812 orang, baru tercapai 10.868 orang. Artinya, baru 31 persen. Banyak faktor yang membuat lansia tidak mau divaksin," kata Tresnawaty.
Simak juga video 'Awas! 160 Kasus Corona Varian Delta Ada di RI, Ini Persebarannya':