Satgas Penanganan COVID-19 Jawa Barat melaporkan terjadi penambahan kasus virus Corona dalam sepekan terakhir. Rata-rata penambahan kasus ini bisa melampaui 1.000 kasus per harinya.
Ketua Divisi Penanganan Kesehatan Satgas Penanganan COVID-19 Jabar Marion Siagian mencatat kenaikan kasus ini mulai muncul sejak 28 Mei atau 15 hari setelah Lebaran. "Turun lagi menjadi 800, tapi rata-rata di minggu terakhir ini rata-rata kasus di atas 1.000," ujar Marion dalam acara JAPRI di Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat (11/6/2021).
Kenaikan kasus ini, menurut dia, berdampak pada mendadak padatnya bed occupancy ratio (BOR) atau rasio keterisian tempat tidur (TT) di rumah sakit rujukan COVID-19. Sebelumnya, Maret-April, tidak mencapai 1.000 pertambahan setiap hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi kalau dibandingkan dengan minggu lalu pertumbuhannya cukup tinggi 2-3 persen dan ini sudah melewati standar dari WHO," ujarnya.
"Kalau pak gubernur bilang ini sudah siaga. Kita juga tidak menginginkan pasien-pasien ini tidak mendapatkan pelayanan di rumah sakit karena memang bed kita nanti penuh semua," ucap Marion menambahkan.
Sedangkan untuk zona merah atau TT untuk pasien dengan gejala berat, dari 79 telah terisi 65. Tak hanya BOR, Marion mengatakan IGD rumah sakit pun tengah pontang-panting melakukan pemeriksaan kepada pasien COVID-19.
"Jadi coba dibayangkan dan sekarang di IGD rumah sakit masih banyak yang menunggu, dilakukan diskrining apakah yang ini akan dimasukkan gejala ringan, sedang atau berat," ucap Marion.
Kenaikan kasus COVID-19 di Jabar ini, ujar Marion, terjadi dalam interaksi antarkeluarga. "Kita melihat juga kasus-kasus sekarang paling banyak klaster keluarga ini akibat dari kita banyak berinteraksi barangkali selama libur lebaran dengan keluarga dan orang lain," katanya.
"Sehingga sekarang juga terlihat klaster-klaster di kabupaten-kota kebanyakan klaster keluarga. Kalaupun ada klaster perkantoran itu yang memang orang-orangnya sudah membawa dari rumah dan ketemu di kantor dan berinteraksi ini menyebabkan kasus-kasus di perkantoran," tutur Marion.