Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata mengakui ada kelengahan pemerintah dan masyarakat yang secara tidak langsung berpengaruh terhadap tragedi pembacokan dan pembakaran yang dilakukan Karim (52), seorang penjahit di Pasar Wisata Pangandaran, Rabu (31/3/2021).
"Ini menjadi pembelajaran bagi kita semua. Satu kelengahan kita adalah lemahnya pengawasan terhadap penghuni Pasar Wisata," kata Jeje, Jumat (2/4/2021).
Dia menjelaskan warga atau penghuni kawasan Pasar Wisata Pangandaran tidak terdata dengan baik. Bahkan di kawasan itu tidak ada rukun tetangga (RT) dan rukun warga (RW). Di Pasar Wisata hanya ada Ketua Blok, sehingga fungsi pembinaan dan pengawasan warga kurang maksimal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tidak ada RT atau RW, sehingga pendatang bisa dengan masuk dan menetap. Ini harus dievaluasi, penghuni Pasar Wisata akan kami data ulang," ujar Jeje.
Kenyataan di lapangan banyak kios di Pasar Wisata Pangandaran berubah fungsi menjadi tempat hunian, semacam kontrakan atau bedeng-bedeng. Di beberapa blok fungsi pasar atau kiosnya sudah tak ada, justru dijadikan kontrakan tempat tinggal. Kondisi ini membuat Pasar Wisata menjadi kawasan urban yang sangat rentan terjadi masalah-masalah sosial.
"Saya banyak menerima laporan, puncaknya mungkin kejadian pembacokan dan pembakaran kemarin," ucap Jeje.
Pemkab Pangandaran segera melakukan operasi yustisi dokumen kependudukan dan mendata semua penghuni Pasar Wisata Pangandaran. "Segera saya komunikasikan dengan tokoh masyarakat setempat, pemerintah desa," kata Jeje.
Intinya Jeje menegaskan tidak ingin kawasan Pasar Wisata menjadi ikon atau image buruk pariwisata di Pangandaran. "Saya tahu di sana terjadi kegiatan-kegiatan yang mengarah kepada hal-hal negatif penyakit masyarakat, makanya harus disikapi jangan sampai Pasar Wisata menjadi citra negatif pariwisata Pangandaran," tutur Jeje.
Saat ini Pemkab Pangandaran tengah fokus kepada upaya penyembuhan lima korban luka bacokan akibat ulah brutal Karim. "Biaya pengobatan ditanggung oleh Pemda. Termasuk pengobatan anak yang harus operasi bedah mulut dan operasi plastik di Bandung," kata Jeje.
Dia berharap tragedi berdarah di Pasar Wisata itu menjadi pelajaran bagi warga setempat untuk saling memupuk silaturahmi dan kebersamaan. Walau kawasan urban, kata Jeje, nilai-nilai sosial harus tetap terjaga, minimal bisa saling mengenal dan tegur sapa sesama penghuni.