Puting Beliung di Bandung, LAPAN Jelaskan Fenomena Bow Echo

Puting Beliung di Bandung, LAPAN Jelaskan Fenomena Bow Echo

Yudha Maulana - detikNews
Selasa, 30 Mar 2021 20:28 WIB
Foto udara permukiman yang rusak pascaangin puting beliung yang melanda Desa Mekar Saluyu, Cimenyan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Senin (29/3/2021).  Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung mencatat, sebanyak 298 rumah, satu kantor desa, satu masjid, dua sekolah dan lahan pertanian di dua desa terdampak bencana angin puting beliung yang terjadi pada Minggu (28/3) petang. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/aww.
Foto udara permukiman yang rusak pascaangin puting beliung yang melanda Desa Mekar Saluyu, Cimenyan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. (Foto: ANTARA FOTO/RAISAN AL FARISI)
Bandung -

Tim Reaksi dan Analisis Kebencanaan (TREAK) PSTA-LAPAN menjelaskan soal fenomena puting beliung yang memporak-porandakan Desa Mekarsaluyu, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung, Minggu (28/3). Dalam kejadian itu puluhan rumah warga dan dua sekolah rusak karena terjangan angin.

Berdasarkan analisis, bencana yang terjadi pada pukul 16.00 WIB tersebut disebabkan oleh badai Bow Echo. Berdasarkan hasil pengamatan satelit Himawari-8 dari DSS Sadewa, tercatat data pertumbuhan awan yang menunjukkan sistem konveksi skala lokal telah terbentuk di sebelah barat Cimenyan, sejak pukul 14.00 WIB.

"Sistem ini selanjutnya tumbuh dengan cepat dari pukul 15.00 - 16.00 WIB. Pertumbuhan awan konvektif yang terjadi dengan cepat dan meluas di sekitar Cimenyan ini disebabkan oleh pembentukan konvergensi angin permukaan. Dalam hal ini, pembentukan awan Cumulonimbus (Cb) yang sangat cepat dapat memicu cuaca ekstrem, seperti badai guruh, angin puting beliung, maupun waterspout," tulis Tim TREAK dalam keterangan yang diterima detikcom, Selasa (30/3/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Konvergensi lokal di sekitar Cimenyan tersebut telah membangkitkan badai yang ditandai dengan pembentukan garis konvektif (convective line) berdasarkan data radar SANTANU-LAPAN. "Pada radar tersebut terlihat kemunculan V-Shape rainband yang mengindikasikan tarikan udara dari arah barat laut dan barat daya yang bergerak menuju Cimenyan terjadi mulai pukul 15.56-16.00 WIB," katanya.

"Bentuk V-Shape dalam pantauan radar yang dikenal dengan istilah badai Bow Echo mencapai proses kematangannya hingga pukul 16.00 WIB lalu pecah dan terdisipasi. Saat terdisipasi inilah, puting beliung dapat terbentuk," tulis Tim Treak melanjutkan.

ADVERTISEMENT

Terjadinya puting beliung masih sangat sulit diprediksi karena kejadian tersebut sangat lokal dengan durasi yang sangat singkat atau orde menitan. "Aktivitas awan Cb yang intensif di suatu tempat perlu diwaspadai karena keadaan tersebut berpotensi membangkitkan puting beliung," kata Tim TREAK.

(yum/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads