Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung akan melakukan operasi pemisahan bayi kembar siam Hasna dan Husna pada 7 April 2021 mendatang. Bayi kembar siam tersebut berasal dari Soreang, Kabupaten Bandung dan mereka mengalami pendempetan di bagian perut (kembar omphalopagus).
Ketua Tim Penanganan Bayi Kembar Siam RSHS Dikki Drajat Kusmayadi menjelaskan pendempetan bayi kembar yaitu di bagian perut hampir sama dengan kondisi bayi kembar siam Sidiqah yang sebelumnya telah dipulangkan. Pendempetan yang dianggap berat yaitu berada dalam organ liver.
"Perbedaannya ini sudah dipersiapkan pemeriksaan-pemeriksaan yang sudah dilengkapi. (Hasilnya) menyatakan memang tidak ada organ lain yang nempel (selain liver). Tetapi memang kita bisa melihat ada pembuluh darah yang menyilang dari liver 1 ke 2 yang cukup besar dan itu dianggap kondisi yang konfliknya hanya liver saja," jelas Dikki kepada detikcom, Selasa (30/3/2021).
Menjelang sepekan operasi pemisahan kembar siam Hasna-Husna, Dikki mengaku tak mengalami kendala yang berarti. Sempat ditemukan lubang saat pemeriksaan USG Jantung (echocardiogram), namun kata dia, saat ini sudah menutup kembali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat ini kami belum menemukan kendala yang bermakna, memang tadinya didapatkan dengan pemeriksaan echocardiogram itu ada lubang kecil. Tapi pada pemeriksaan terakhir itu sudah menutup. Mudah-mudahan tidak ada masalah atau kendala lain," ujarnya.
Dia berharap, operasi pemisahan kembar siam Hasna Husna dapat berjalan lancar dan kedua bayi tersebut dapat diselamatkan. "Kami mohon doa dari seluruh masyarakat agar operasi kembar siam yang akan datang berhasil mulus dan anak bisa selamat," pungkasnya.
RSHS Selamatkan Satu dari Sepasang Bayi Kembar Siam Asal Cirebon
Sementara itu,RSHS juga telah melakukan operasi pemisahan emergency pada bayi kembar siam dempet dada dan perut. Satu bayi dari sepasang bayi kembar tersebut dapat diselamatkan. Bayi tersebut berasal dari Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.
Dikki mengatakan, pemisahan bayi kembar siam dengan ibu bernama Sidiqah Barokah telah dilakukan dalam waktu kurang lebih 50 hari yang lalu.
"Pada waktu itu bayi di rujuk di rumah sakit Cirebon dengan diagnosa kembar siam. Bayi dikirim ke RSHS dengan tujuan perawatan dan kemungkinan pemisahan selanjutnya," kata Dikki dalam keterangannya yang diterima detikcom, Selasa (30/3/2021).
Dia menjelaskan, pada kondisi umum bayi kembar siam akan dioperasi saat berusia 6-8 bulan dengan harapan bayi sudah mampu mentolerir perubahan-perubahan yang diakibatkan oleh operasi besar. Sehingga, kata dia, operasi biasanya ditunda sambil meneliti data-data tambahan mengenai bayi kembar tersebut.
Lain halnya dengan kasus bayi kembar siam Sidiqah ini. Tim operasi bayi kembar siam RSHS melakukan operasi pemisahan darurat karena kondisi pasien yang semakin buruk.
"Pada pasien kami Sidiqah ini pada hari ketiga perawatan terdapat perburukan pada satu pasien sehingga kami, tim kembar siam segera berkoordinasi untuk melakukan operasi pemisahan emergency. Jadi hari keempat sudah siap kemudian dilakukan operasi pemisahan emergency," katanya.
"Selama operasi kita menemukan yang dempet hanya liver, organ lain masing-masing mempunyai sehingga operasi tidak memerlukan waktu yang terlalu panjang," jelasnya.
Tim operasi kembar siam RSHS dapat menyelesaikan operasi pemisahan dalam waktu lima jam. Kemudian setelah menjalani perawatan, 50 hari kemudian bayi telah dianggap stabil dan memungkinkan untuk mendapatkan perawatan di rumah sakit daerah.
Nina Susana Dewi selaku Direktur Utama RSHS Bandung menambahkan, hari ini pihaknya menyerahkan bayi yang sudah menjalani operasi kepada pihak keluarga yang didampingi Bupati Cirebon dan Dinas Kesehatan Cirebon.
"Saya sampaikan bahwa telah lahir bayi kembar siam pada 7 Februari di rumah sakit anak dan ibu Cirebon. Tanggal 8 Februari dibawa ke RSHS dan 9 Maret mulai dirawat di NICU RSHS," kata Nina.
Dia mengatakan, dalam tiga hari perawatan ternyata terjadi perburukan sehingga pihaknya harus melakukan operasi pemisahan secara emergency untuk menyelamatkan satu bayi karena satu bayi sudah dinyatakan meninggal.
Nina mengatakan, hari ini satu bayi dari kembar siam tersebut telah menunjukkan tanda-tanda vital normal termasuk luka jaitan sudah tertutup. "Sehingga rekomendasi dari tim hari ini sudah bisa diserah terimakan kepada keluarga untuk dialih-rawatkan di Cirebon," ujarnya.
"Nanti setelah itu bisa dipulangkan ke rumah, satu minggu kemudian kontrol di ruang bedah anak (poliklinik hasan sadikin) dan rencana tahun depan kita akan ada operasi perbaikan kembali," pungkasnya.
Tonton juga Video: Kisah Ibu Lahirkan Bayi Kembar Tiga Usai Penantian 7 Tahun