Drama Evakuasi Warga Kontak Erat Klaster Ziarah di Bandung Barat

Drama Evakuasi Warga Kontak Erat Klaster Ziarah di Bandung Barat

Whisnu Pradana - detikNews
Jumat, 05 Mar 2021 23:43 WIB
Warga Klaster Ziarah di Bandung Barat
Warga yang kontak erat pasien positif COVID-19 klaster ziarah ini dievakuasi ke hotel tempat isolasi. (Foto: Whisnu Pradana/detikcom)
Bandung Barat -

Evakuasi kepada 30 warga Kampung Pangkalan, RW 10, Desa Sariwangi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, berjalan alot dan penuh drama. Hal tersebut lantaran warga kontak erat dari pasien positif COVID-19 klaster ziarah yang bakal dievakuasi ke salah satu hotel di Parongpong, sempat menolak.

Mayoritas warga yang tengah menjalani isolasi mandiri itu memilih tetap berada di rumahnya, meski ada anggota keluarga yang terpapar COVID-19. Warga bahkan sudah membuat surat pernyataan menolak evakuasi tersebut disaksikan langsung oleh pengurus RT/RW, dan perangkat Desa Sariwangi.

Akhirnya, 30 warga tersebut bersedia dievakuasi pada Jumat (5/3/2021) malam. Kesediaan warga kontak erat pasien COVID-19 klaster ziarah ke Tasikmalaya tersebut usai dibujuk Dandim 0609/Kota Cimahi Letkol Kav Tody Wahyudi. Tody datang langsung ke lokasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rencana evakuasi warga kontak erat pasien COVID-19 klaster ziarah itu sebelumnya disampaikan langsung oleh Bupati Bandung Barat Aa Umbara Sutisna. Dia meminta ada pemisahan antara warga yang sehat dengan warga yang terpapar COVID-19.

"Kita terima laporan dari Danramil bahwa warga yang sehat di sini menolak dievakuasi. Itu kan rencana pemda. Harus diakui di sini banyak masalah, mulai daru pekerjaan sampai ternak. Tapi setelah kita bujuk, akhirnya warga bersedia (dievakuasi)," ucap Dandim 0609/Cimahi Letkol Kav Tody Wahyudi.

ADVERTISEMENT

Tody menjelaskan warga yang sehat itu bakal menjalani dua hingga tiga hari isolasi di tempat yang disediakan. Sementara keluarga di rumah yang positif COVID-19 bakal diawasi pihak Puskesmas Ciwaruga.

"Setelah dua sampai tiga hari itu, mereka akan dianggap sembuh berdasarkan keterangan dari pihak Puskesmas Ciwaruga. Setelah itu mereka akan dipulangkan lagi ke rumahnya masing-masing," kata Tody.

30 warga itu didata oleh petugas. Mereka bertahap diberangkatkan ke hotel tempat isolasi menggunakan minibus. Kendati warga bersedia dievakuasi, sebenarnya mereka berat hati meninggalkan tempat tinggalnya. Warga merasa aneh, sebab yang dievakuasi warga sehat dan bukan yang terpapar COVID-19.

Elin Supriatin (31), warga setempat, menilai evakuasi untuk warga yang tidak terpapar COVID-19 tidak tepat. Elin menyebut seharusnya yang dievakuasi merupakan warga positif COVID-19.

"Harusnya yang sakit yang dievakuasi, jadi kita yang di rumah ini bisa beres-beres rumah, mensterilkan semuanya. Jadi saat yang positif sudah sembuh dan pulang ke rumah, itu rumah sudah aman dan steril. Ini kan malah terbalik," tutur Elin.

Pihak Puskesmas Ciwaruga sebetulnya tidak menyarankan rencana evakuasi tersebut. Langkah mengevakuasi warga tak terpapar COVID-19 tidak tepat lantaran sudah menjalani isolasi mandiri di kediamannya masing-masing, bahkan mayoritas sudah hampir selesai.

"Isolasi mandiri ini kan sudah berjalan sejak pertengahan Februari dan justru sebagian besar sudah mau selesai. Sebetulnya tidak disarankan untuk keluar dari lingkungan ini, tinggal dilanjutkan saja prosesnya sampai selesai," ucap petugas Puskesmas Ciwaruga Venita Noor Ajiziah.

Saat ini total ada 49 warga yang terkonfirmasi positif aktif COVID-19. Jumlah tersebut mengalami penambahan dari angka positif awal yang hanya 39 orang.

Halaman 2 dari 2
(bbn/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads