Heboh 'Desa Miliarder', Pakar Unpas Ungkap Fenomena Euforia Keuangan

Heboh 'Desa Miliarder', Pakar Unpas Ungkap Fenomena Euforia Keuangan

Yudha Maulana - detikNews
Rabu, 24 Feb 2021 17:57 WIB
Rupanya, desa miliarder ada juga di Desa Kawungsari, Kecamatan Cibereum, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Warga Desa Kawungsari yang terdampak pembangunan Bendungan Kuningan ini memborong ratusan sepeda motor setelah mendapat uang ganti untung.
Warga Desa Kawungsari Kuningan yang terdampak pembangunan Bendungan Kuningan ini ramai-ramai membeli sepeda motor setelah mendapat uang ganti untung. (Foto: Bima Bagaskara/detikcom).
Bandung -

Warga 'kampung-desa miliarder' di Tuban, Jawa Timur, dan Kuningan, Jawa Barat, menyita perhatian publik setelah ramai-ramai memborong kendaraan, euforia itu dilakukan warga setelah menerima uang ganti untung dari proyek pemerintah.

Pakar ekonomi dari Universitas Pasundan (Unpas) Acuviarta Kartabi mengatakan euforia keuangan jangka pendek yang tidak diikuti perencanaan yang matang untuk jangka menengah dan panjang berpotensi sulit meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang menerima dana tersebut.

"Sebenarnya saya agak mengkhawatirkan bahwa pengelolaan keuangan menjadi kurang terencana, seharusnya proses ganti untung bukan hanya kasus Tuban dan Kuningan, tapi banyak kasus yang sama ganti untung proyek pemerintah maupun swasta, kurang ada edukasi dan sosialisasi terkait penggunaannya," ujar Acuviarta saat dihubungi detikcom, Rabu (24/2/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, ingar bingar warga yang memborong kendaraan setelah menerima dana segar mencerminkan bahwa masyarakat di Indonesia memiliki pola perilaku konsumtif. "Diharapkan dana yang mereka terima bisa memberikan kesejahteraan yang lebih baik, ini bisa jadi malah sebaliknya, lebih konsumtif dan kurang perencanaan," katanya.

Dia menjelaskan, sebaiknya warga menyimpan dana tersebut di perbankan sambil menyusun rencana untuk jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Usahakan, dana tersebut digunakan untuk membeli aset produktif dan tak menyusut nilai investasinya.

ADVERTISEMENT

"Mobil itu aset yang menyusut, apalagi mobilnya bukan untuk kebutuhan produksi," ucap Acuviarta.

Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah memutar uang tersebut di pasar saham dan sebagainya untuk meraih cuan lebih besar, namun bila belum beradaptasi dengan iklim dan risikonya masih ada jalan lain.

"Mungkin mereka bisa menggeluti bidang yang mereka kuasai tapi sebelumnya terbatas dana, kalau petani misal bisa mengembangkan pertanian di tempat lain, membeli tanah yang lebih murah dan lain-lain, atau bila memiliki usaha bisa meningkatkan ukuran , skala usaha, tapi itu butuh proses dan perencanaan," tutur Acuviarta.

Simak video 'Warga 'Desa Miliarder' Kuningan Borong 300 Motor-30 Mobil':

[Gambas:Video 20detik]



(yum/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads