Serpihan tulang belulang ditemukan di lubang septic tank di belakang sebuah rumah milik Kasinem (65) di Kampung Cimapag, Desa Bumisari, Kecamatan Cikidang, Kabupaten Sukabumi. Temuan itu sekaligus mengungkap hilangnya Kasinem selama satu tahun terakhir.
Nenek sebatang kara tersebut dibunuh pria pembantunya, Pirman (30). Polisi masih berupaya mencari potongan tulang lainnya yang diakui oleh pelaku dibuang ke aliran sungai tidak jauh dari Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Kapolres Sukabumi AKBP Lukman Syarif mengatakan telah meminta anggotanya untuk menemukan tulang belulang korban yang dibuang pelaku ke Sungai Cibungur. "Kita belum sampai ke tahapan rekonstruksi, saya sudah minta anggota untuk mencari tulang belulang lainnya karena yang ditemukan (di dalam lubang) masih sedikit," kata Lukman melalui sambungan telepon kepada detikcom, Senin (22/2).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lukman menjelaskan pihaknya masih belum akan melakukan rekonstruksi karena hambatan soal sisa tulang Kasinem tersebut. "Tulang belulang tersebut dibuang pelaku ke sungai. Kita masih mencari potongan lain dari tulang belulang, pengakuan tersangka dibuang disana (sungai). Jadi kita belum akan sampai ke rekonstruksi," ujar Lukman.
Sementara itu, penuturan warga di sekitar lokasi, pelaku diduga menggali lubang septic tank antara Selasa (16/2) dan Rabu (17/2) malam. Pelaku melakukan itu karena khawatir aksi sadisnya terungkap.
Namun nahas, selang beberapa hari setelah itu atau pada Jumat (19/2) seorang pencari rumput mencium bau tidak sedap dari arah belakang rumah Kasinem. Saat itu ia juga melihat gundukan tanah di tempat itu.
"Mungkin karena sempat dibongkar pelaku, bau menyengat keluar. Padahal sebelumnya tidak ada yang curiga, mungkin sudah seharusnya begitu (ketahuan) kasihan juga kalau tidak terungkap. Pencari rumput itu lapor ke RT dan kades, lalu dibongkar akhirnya ditemukan tulang belulang," kata tetangga korban, inisial MA.
Perlahan motif dibalik aksi sadis itu mulai terungkap, sakit hati dan utang piutang melandasi Pirman menghabisi nyawa korban. Hal itu diungkap Kasatreskrim Polres Sukabumi AKP Rizka Fadhila.
"Motifnya sakit hati karena korban sering menegur, mengingatkan, menyuruh tersangka dengan kata-kata kurang mengenakan," kata Rizka dalam sebuah wawancara kepada detikcom, Minggu (21/2).
"Korban dihabisi sekitar Maret 2020, korban atas nama Kasinem. Saat dimasukkan ke dalam lubang, sepengetahuan tersangka korban sudah meninggal dunia," ucap Rizka.
Meski identitas korban terungkap, kepolisian terus menelusuri jejak keluarganya. Karena warga sendiri tidak banyak mengenal latar belakang Kasinem. Olah TKP digelar, Senin (22/2/2021) mulai pukul 14.30 WIB, di tiga lokasi berbeda yaitu area septic tank, rumah korban dan sungai tempat pelaku membuang tulang belulang nenek sebatang kara tersebut.
Olah TKP dipimpin oleh Kanit Jatanras Satreskrim Sukabumi Ipda Erikson Sitorus. Pirman terlihat dihadirkan polisi.
"Atas perintah dari pimpinan kami, Kasatreskrim AKP Rizka Fadhila dan pak Kapolres AKBP Lukman Syarif kami menggelar olah TKP ataupun pengecekan TKP di lokasi terduga pelaku melakukan pembunuhan," kata Erikson.