Nestapa Warga Bandung Barat Alami Kekeringan Akibat Proyek Kereta Cepat

Nestapa Warga Bandung Barat Alami Kekeringan Akibat Proyek Kereta Cepat

Whisnu Pradana - detikNews
Kamis, 25 Feb 2021 15:27 WIB
Warga Bandung Barat mengalami kekeringan akibat proyek KCIC
Warga Bandung Barat mengalami kekeringan akibat proyek KCIC (Foto: Whisnu Pradana)
Bandung Barat -

Alit Suryana (59), warga Kampung Dangdeur, RT 03/09, Desa Cikalong, Kecamatan Cikalongwetan, Kabupaten Bandung Barat, mulai merasakan dampak kekeringan.

Alit dan warga Kampung Dangdeur lainnya, mengandalkan mata air Sumumput untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari selama puluhan tahun. Namun kini, sumber air itu tak bisa mereka andalkan.

Apa sebab mata air Sumumput kini kering? Alit mengatakan jika proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) lah yang jadi penyebabnya. Dua tahun sejak pelaksanaan proyek pembuatan tunnel atau terowongan untuk trase Kereta Cepat Jakarta-Bandung, mata air tersebut kini hilang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari sejarahnya, mata air Sumumput tidak pernah mengalami kekeringan meski dilanda kemarau berkepanjangan. Jarak mata air tersebut dengan lokasi proyek pembuatan terowongan hanya sekitar 100 meter.

"Sejak ada pembangunan kereta cepat, air gak ada, kering total. Padahal sebelumnya gak pernah surut meskipun kemarau berbulan-bulan," ungkap Alit saat ditemui detikcom, Kamis (25/2/2021).

ADVERTISEMENT

Warga sempat menaruh harap pada musim hujan agar mata air Sumumput kembali mengalir. Nyatanya harapan itu menguap dengan kenyataan jika kini mata air itu malah ditumbuhi semak belukar dan dedaunan.

"Sekarang hujan juga tetap enggakngalir. Dulu masyarakat dari daerah lain justru ambil air ke sini, mereka bawa jerigen tapi sekarang malah terbalik," terangnya.

Lihat juga Video: Proyek Kereta Cepat Bikin Tol Banjir, PT KCIC Ngaku Kurang Koordinasi

[Gambas:Video 20detik]



Kini warga Kampung Dangdeur terpaksa mengambil air bersih dari wilayah tetangga. Hal itu juga yang dilakukan Alit, tatkala dirinya terpaksa berlangganan jatah air. Menggunakan selang, Alit harus merogoh kocek Rp 40 ribu per bulan untuk membayar air dari sumber yang berada di wilayah tetangga

"Saya akhirnya nyambung selang ke sumber air dari kampung sebelah, modalnya lumayan besar. Belum lagi harus bayar biaya perbulan Rp 40 ribu, tapi hanya maksimal satu jam boleh menampung airnya," jelasnya.

Ternyata bukan mata air Sumumput saja yang kini kering kerontang. Mega proyek itu juga turut membuat mata air di Kampung Pangkalan, RW 12, Desa Cikalong, Kecamatan Cikalong Wetan, KBB mengering dengan dampak lebih luas.

Di kampung tersebut ada sekitar 104 KK yang tidak teraliri air bersih dari sumbernya sejak adanya proyek tersebut beberapa tahun silam.

"Kalau di Kampung Dangdeur ini hanya satu RT, kalau di Kampung Pangkalan satu RW," kata Kepala Dusun IV Desa Cikalong, Agustian Hidayat.

Titik sumber mata air di Kampung Pangkalan menurutnya tepat berada di atas terowongan trase kereta cepat. "Kemungkinan karena berdekatan dengan tunnel, jadi sumber mata airnya tertutup atau bisa jadi airnya rembes, karena belum ada yang meneliti sampai situ," ucapnya.

Bupati Bandung Barat Aa Umbara Sutisna mengatakan bakal mengecek kondisi warga Desa Cikalong yang mengalami dampak buruk dari proyek pembangunan kereta cepat.

"Nanti akan dicek, sekaligus kita cek juga kondisi jalan rusak di sana. Nanti kita sekalian datang dengan pihak KCIC-nya," kata Umbara.

Sementara itu pihak PT KCIC belum memberikan respons apapun saat dikonfirmasi terkait dampak buruk dari pembangunan tunnel KCJB di Desa Cikalong hingga menyebabkan mengeringnya mata air yang jadi sumber penghidupan warga.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads