Jabar Sepekan: Kompol Yuni Dicopot Gegara Narkoba-Prediksi Lapan Soal Banjir Terbukti

Jabar Sepekan: Kompol Yuni Dicopot Gegara Narkoba-Prediksi Lapan Soal Banjir Terbukti

Tim Detikcom - detikNews
Sabtu, 20 Feb 2021 21:34 WIB
Prajurit Marinir TNI AL mengevakuasi korban banjir Kemang Jaksel. (Dok Dispen Kormar)
Foto: Prajurit Marinir TNI AL mengevakuasi korban banjir Kemang Jaksel. (Dok Dispen Kormar)


2. Jalaluddin Rakhmat Wafat Gegara COVID-19

Kabar duka menyelimuti PDIP petang ini. Kader mereka, Jalaluddin Rakhmat meninggal dunia karena COVID-19.

"Telah berpulang ke Rahmatullah KH Jalaluddin Rakhmat pada hari ini, Senin 15 Februari 2021, pukul 15.45 WIB, di ICU RS Santosa Internasional Bandung," kata Ketua Bidang Pemenangan Pemilu PDIP Bambang Wuryanto saat dimintai konfirmasi, Senin (15/1/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bambang Wuryanto, yang akrab disapa Pacul, menyebut Jalaludin Rakhmat meninggal karena mengidap COVID-19. Jalaluddin Rakhmat cukup terkenal pemikiran Islamnya.

"(Karena) COVID-19," ucap Pacul.

ADVERTISEMENT

PDIP merasa kehilangan dengan kepergian Jalaluddin Rakhmat. Bagi PDIP, Jalaludin Rakhmat memberikan perkembangan pemikiran Islam khususnya di Tanah Air.

"Betul. Kami sungguh kehilangan tokoh yang gemar bertukar pengalaman dan gagasan. Beliau tokoh Islam yang inklusif, dan menaruh perhatian besar pada perkembangan peradaban Islam. Pancasila, modernisasi, perkembangan peradaban, religiositas, dan sastra, merupakan bidang-bidang yang menarik perhatian cendekiawan muslim ini," ucap elite PDIP, Hendrawan Supratikno, dihubungi terpisah.

Empat hari sebelumnnya, tepatnya Kamis, 11 Februari, istri tercintanya Euis, meninggal karena COVID-19 di RS Santosa Bandung.

Jalaluddin Rakhmat bukan sosok yang asing bagi dunia akademisi di bidang Ilmu Komunikasi. Cendekiawan asal Kota Bandung itu telah membidani puluhan judul buku yang menjadi bahan ajar dan rujukan yang digunakan oleh civitas perguruan tinggi.

Salah satu karya yang paling legendaris adalah buku Psikologi Komunikasi. Buku itu dibuat oleh Kang Jalal, sapaannya, setelah memeroleh beasiswa Fulbright dan masuk Iowa State University. Di sana, Kang Jalal mendalami ilmu komunikasi dan psikologi.

Dilansir dari laman Teras IJABI, berkat kecerdasannya Kang Jalal lulus dengan predikat magna cum laude. Karena memperoleh 4.0 grade point average , ia terpilih menjadi anggota Phi Kappa Phi dan Sigma Delta Chi.

"Pada tahun 1981, ia kembali ke Indonesia dan menulis buku Psikologi Komunikasi. Ia merancang kurikulum di fakultasnya, memberikan kuliah dalam berbagai disiplin, termasuk Sistem Politik Indonesia. Kuliah-kuliahnya terkenal menarik perhatian para mahasiswa yang diajarnya. Ia pun aktif membina para mahasiswa di berbagai kampus di Bandung. Ia juga memberikan kuliah Etika dan Agama Islam di ITB dan IAIN Bandung, serta mencoba menggabungkan sains dan agama," seperti dikutip detikcom dari laman Teras IJABI(https://www.majulah-ijabi.org/biografi-singkat.html), Senin (15/2/2021) sore.

Sejak pertama kali diterbitkan tahun 1985 oleh penerbit Rosdakarya, buku tersebut menjadi master piece yang dari Kang Jalal. Pasalnya, bukunya telah puluhan kali mengalami proses cetak ulang.

Secara singkat, di dalam buku tersebut Kang Jalal menjabarkan kaitan karakteristik manusia dilihat dari aspek psikologi dalam konteks komunikasi. Buku ini menjadi menarik karena Kang Jalal bisa menjabarkan sisi psikologi manusia sebagai pelaku komunikasi.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads