Seorang pria warga Kampung Pasirkihiang, RT 03/12, Desa Sindangkerta, Kecamatan Sindangkerta, Kabupaten Bandung Barat, penderita gangguan kejiwaan terpaksa dipasung oleh keluarga.
Hal itu dilakukan oleh pihak keluarga terhadap pria bernama Bunbun Bunyamin (50), itu karena kerap mengancam bahkan sampai melukai sang ibunda dengan benda tajam. Tak cuma itu, Bunbun bahkan melukai diri sendiri dengan senjata tajam bila sedang mengamuk.
Kabar soal pemasungan terhadap Bunbun kemudian viral di jagat media sosial, di mana netizen ramai-ramai mengecam perlakuan itu dan menyalahkan pihak desa yang disebut telah melakukan pembiaran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menanggapi kabar tersebut, Pengelola Program Jiwa Puskesmas Sindangkerta Yadi Arifyana mengatakan jika Bunbun merupakan pasien ODGJ yang sudah lama ditangani Puskesmas Sindangkerta.
"Pasien ini sudah lama ditangani Puskesmas. Terakhir kita memberikan rujukan itu bulan Februari 2020. Cuma mungkin pengobatan yang dilakukan keluarga tidak berkala dan berkesinambungan. Data pasien ini ada di Puskesmas," ungkap Yana saat dikonfirmasi, Selasa (16/2/2021).
Yana menyebut jika kondisi Bunbun yang kian memburuk merupakan salah satu imbas dari putus obat. Sebab ODGJ tidak boleh sampai terlambat mengonsumsi obat-obatan yang sudah diresepkan untuk membuat kondisinya tetap tenang.
"Dia jadi seperti ini karena putus minum obat akhirnya kondisinya parah lagi. Keluarga mengambil sikap dengan pemasungan. Ini jadi permasalahan di ranah kesehatan, karena memang pemasungan terhadap ODGJ itu tidak dibenarkan bagaimanapun kondisinya," kata Yana.
Yana menuturkan jika Puskesmas dan desa akan menindaklanjuti permasalahan tersebut dengan melakukan pengobatan dan monitoring secara berkala agar yang bersangkutan bisa mandiri dan tidak membahayakan orang di sekitarnya.
"Jadi ada fasilitas pengobatan dengan perawatan dan jaminan kesehatan. Cuma memang saat ini pandemi agak mengganggu pelayanan kesehatan untuk pasien ODGJ. Kita mau bawa Bunbun ke RSJ Cisarua pun harus tunggu kabar ketersediaan kamar di sana," terangnya.
"Sebetulnya kita sudah kasih obat, cuma mungkin obat dari Puskesmas dan RSJ itu berbeda dan ada efek samping yang membahayakan Bunbun. Kata orang tuanya gigi Bunbun jadi banyak yang tanggal setelah minum obat dari kita, akhirnya dihentikan dulu sama keluarga," jelasnya.
Sementara itu Hapid (76) orang tua dari Bunbun, mengaku ingin ada tindak lanjut usai pengobatan terhadap anaknya itu. Sebab selain dirinya merasa kasihan pada anaknya, ia dan keluarga juga kerap terancam tatkala Bunbun sedang mengamuk.
"Kami sudah ikhlas sebetulnya kalau Bunbun mau dibawa dan diobati. Karena dari dulu juga diobati, paling hanya tiga hari, setelah itu kumat lagi. Kasihan istri saya sampai ditendang dan pernah disiram air panas juga," kata Hapid.
(mso/mso)