Guru-guru baik di lingkungan SD dan SMP sempat merasa heran atas angket yang disebar oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Pandeglang. Mereka meminta agar Pemkab tidak melibatkan pada urusan politik apalagi ditanya mengenai pilihan saat Pilkada lalu.
"Guru-guru di Pandeglang dilieurkeun (dipusingkan) administrasi di masa pandemi, pesan kami biarkan kami bekerja dengan tupoksi kami. Jangan dipusingkan dengan politik. Biarkan kami bekerja sesuai tupoksi sebagai pendidik, pengajar, jangan dipusingkan oleh hal-hal berbau politik," kata seorang guru perempuan yang mengajar di lingkungan SD di Pandeglang kepada detikcom pada Kamis (11/2/2021).
Guru ini enggan diungkap namanya karena hanya berstatus sebagai guru. Tapi, ia merasa sudah resah dengan pelibatan mereka pada urusan politik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tiap Pilkada kita mah seperti itu. Selalu didoktrin harus begini harus begitu. Oleh misalnya atasan kami harus ke situ, pokoknya banyak. Kami setiap pertemuan ada diselip-selipkan kampanye, rapat kami atau pembinaan kami, terus ada diselipkan kampanye, sama kemarin harus mengumpulkan orang tua murid, ada kampanye, lalier (pusing)," ungkapnya.
Angket soal pertanyaan atas pandangan guru yang menyinggung pilihan di Pilkada 2020 kemarin sudah diakui dibuat oleh Dindikbud. Pengakuan Dindikbud, angket dibuat untuk rencana strategi dan pembangunan di lingkungan dinas .
"Jadi ingin penjajakan saja, ingin tahu. Kita kan ingin membuat renstra ke depan, ingin tahu guru-guru itu terkait dengan pembangunan ke depan ingin seperti apa, apakah sama yang sekarang Intan (Irna-Tanto) udah memimpin tuh masih sesuai nggak," kata Sekdis Dindikbud Sutoto.
Angket juga dibuat juga untuk mengetahui keaktifan guru selama proses belajar di rumah. Soal ada pertanyaan siapa yang layak memimpin Kabupaten Pandeglang untuk pembangunan 2021-2025 dibuat karena selama ini ada pro kontra. Angket pun dibuat atas inisiatif Sekdis sendiri.
"Itu hanya ingin tahu saja sebenarnya sekarang ini kan guru-guru ada di bawah ada pro ke nomor dua nomor satu. Saya ingin tahu, apa sebenarnya pendapat mereka. Gitu, ada pro kontra," jelasnya