Sekretaris Dindikbud Kabupaten Pandeglang Sutoto mengakui meminta guru SD dan SMP di wilayahnya untuk mengisi angket pertanyaan menyinggung dukungan di Pilkada Pandeglang. Angket dibuat pribadi untuk membuat rencana dan strategi pembangunan.
"Jadi ingin penjajakan saja, ingin tahu. Kita kan ingin membuat renstra ke depan, ingin tahu guru-guru itu terkait dengan pembangunan ke depan ingin seperti apa, apakah sama yang sekarang Intan (Irna-Tanto) udah memimpin tuh masih sesuai nggak," kata Sutoto saat dikonfirmasi pada Kamis (11/2/2021).
Selain itu, Dindikbud ingin mengetahui keaktifan guru selama proses belajar di rumah. Apakah guru melaksanakan proses belajar mengajar atau tidak. Terkait pertanyaan soal siapa yang layak memimpin Kabupaten Pandeglang untuk pembangunan 2021-2025 dibuat karena selama ini ada pro dan kontra di guru-guru.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu hanya ingin tahu saja sebenarnya sekarang ini kan guru-guru ada di bawah ada pro ke nomor dua nomor satu. Saya ingin tahu, apa sebenarnya pendapat mereka. Gitu, ada pro kontra," tutur Sutoto.
Pro dan kontra ini, menurut dia, mengganggu suasana dan kondusifitas pembelajaran. Makanya, ia mengambil inisiatif pribadi membuat angket agar tahu apa yang diinginkan oleh para guru.
"Bukan masalah dukung mendukung, nggak ada kaitannya. Memang inisiatif pribadi," ucap Sutoto.
Angket yang disebar ke guru SD-SMP se Kabupaten Pandeglang ini memiliki lima pertanyaan. Guru diminta identitas sekolah dan alamatnya. Pertanyaan terakhir mereka ditanya siapa yang layak memimpin Kabupaten Pandeglang untuk pembangunan 2021-2025.
Guru diminta memilih jawaban apakah pasangan Irna Narulita-Tanto Warsono Arban atau Thoni Fathoni Mukson-Miftahul Tamamy.
Sebagaimana diketahui, kedua nama itu adalah pasangan petahana Pilkada dan penantangnya. Saat ini, proses Pilkada Pandeglang masih dalam proses persidangan di Mahkamah Konstitusi.