Empat orang warga Kota Cimahi meninggal akibat Demam Berdarah Dangue (DBD) sepanjang tahun 2020. Sementara 424 orang lainnya terjangkit DBD namun bisa disembuhkan.
Berkaca dari kasus tersebut masyarakat Kota Cimahi diminta mewaspadai ancaman DBD di tengah puncak musim hujan yang mempercepat perkembangan jentik nyamuk.
"Dari total kasus itu, paling banyak bulan Januari. Ada 68 kasus. Tapi sepanjang 2020 yang meninggal karena DBD total ada empat orang," ujar Kepala Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Menular pada Dinas Kesehatan Kota Cimahi Romi Abdurahkman saat dihubungi, Senin (1/2/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti diketahui, setiap tahun selalu ada warga Kota Cimahi yang meninggal akibat DBD. Kota Cimahi sendiri menjadi daerah endemis DBD.
"Jadi memang Cimahi ini setiap tahunnya selalu ada kasus DBD. Kita (Cimahi) dikategorikan sebagai daerah endemis DBD," katanya.
Untuk mengantisipasi penyebaran DBD masyarakat tetap harus menjalankan Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik yang bertugas untuk melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).
Selain itu untuk fogging akan tetap dilakukan berdasarkan hasil verifikasi petugas Puskesmas di lapangan. Selain itu Dinkes juga membagikan larvasida serbuk dan cair di wilayah yang terdapat kasus DBD.
"Bukan cuma rumah tapi juga di halaman sekitar rumah. Soalnya saat ini kalau bukan kita sendiri yang melakukan PSN, engga akan ada yang peduli lagi. jadi periksa jentik di rumah sendiri," tegasnya
(mud/mud)