Pemerintah Kota Cimahi melaksanakan simulasi penyuntikan vaksin Sinovac untuk COVID-19 yang kick off-nya dijadwalkan bakal dilakukan serentak Kamis (14/1/2021) pukul 08.00 WIB.
Simulasi penyuntikan vaksin dilakukan di Puskesmas Cimahi Tengah. Tujuannya sendiri yakni untuk mengetahui alur dan waktu sejak pendaftaran hingga selesai dan menerima surat vaksin.
"Kita melihat apakah alurnya berjalan dengan baik. Kemudian waktu berapa lama seorang divaksin. Tidak boleh lebih dari 15 menit, karena setelahnya menunggu 30 menit. Tidak boleh ada penumpukan," ungkap Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Cimahi Chanifah Listyarini kepada wartawan, Rabu (13/1/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alur vaksinasi yang dilaksanakan di tiga titik di Cimahi yaitu Puskesmas Cimahi Tengah, RSUD Cibabat, dan RS Dustira. Berdasarkan rencana prosesnya diawali dengan pendaftaran, skrining, vaksinasi, dan terakhir pencatatan dan observasi.
Dalam sehari setiap faskes (fasilitas kesehatan) yang melaksanakan vaksinasi melayani sekitar 45-60 orang. Pelaksanaan vaksin dibagi menjadi tiga sesi, di mana setiap sesi petugas akan menyuntik vaksin Sinovac pada 15 orang.
"Misalnya di Puskesmas Cimahi Tengah ada total 31 orang pegawai, nah dalam 2 hari mudah-mudahan selesai ditambah nakes dari faskes lainnya," bebernya.
Hingga saat ini belum semua tenaga kesehatan berhasil melakukan registrasi untuk vaksinasi setelah mendapatkan SMS blast. "Ini belum semua berhasil registrasi. Mau milih di tempat pelayanan dan jam berapa diatur sistem," jelasnya.
Kota Cimahi sendiri mendapatkan jatah 3.880 bulk vaksin Sinovac yang tiba pada Selasa (12/1/2021) pukul 14.15 WIB. Saat ini vaksin masih disimpan di gudang vaksin Dinkes Cimahi.
Setelah menjalani penyuntikan vaksin pada tahap pertama, penerima vaksin bakal menjalani penyuntikan vaksin COVID-19 tahap ke dua 14 hari berselang.
"Kita upayakan (vaksinasi) tahap satu selesai sebelum tahap ke dua. Nanti yang disuntiknya itu 10 orang pejabat PemkotCimahi,Forkopimda, organisasi profesi, serta TNI-Polri. Baru setelah itu nakes,"tandasnya.
Sementara itu, Bupati Bandung Barat Aa Umbara Sutisna dipastikan tidak akan menjalani vaksinasi COVID-19 Sinovac seperti yang dijadwalkan sebelumnya.
Hal tersebut karena Aa Umbara dan istrinya Yuyun Yuningsih Umbara dinyatakan positif COVID-19. Saat ini keduanya tengah menjalani isolasi mandiri di rumah pribadi sambil recovery kondisi tubuhnya.
"Tentunya karena Bupati sudah terpapar COVID-19, tidak perlu divaksin karena sudah ada imunitasnya. Dari kriteria sendiri memang tidak perlu divaksin," ungkap Sekretaris Daerah (Sekda) Bandung Barat Asep Sodikin kepada wartawan, Rabu (13/1/2021).
Asep menyebut saat ini kondisi keduanya sudah membaik namun masih dalam tahap recovery. Aa Umbara dan istri hanya menjalani isolasi mandiri selama positif COVID-19.
"Ada gejala klinis batuk dan sesak nafas. Masa kritisnya hari kelima sampai ketujuh kemarin. Alhamdulillah kondisinya sudah membaik," katanya.
Namun pihaknya belum mengetahui darimana sumber penularan terhadap Aa Umbara dan istrinya. "Masih ditelusuri darimana sumber penularannya, karena kemarin saat saya hubungi Pak Bupati enggak bicara banyak," jelasnya.
Selain Umbara, sejumlah pejabat di Pemkab Bandung Barat dikabarkan akan menjalani penyuntikan vaksin Sinovac. Namun Wakil Bupati Bandung Barat Hengky Kurniawan juga tidak akan bisa mendapatkan penyuntikan vaksin kali ini.
"Ada beberapa pejabat, seperti dari MUI, organisasi profesi, dan lain-lain. Tapi kalau Pak Wabup kan sudah pernah jadi relawan COVID-19, jadi tidak bisa disuntik lagi," bebernya.
Untuk mempercepat recovery dari paparan COVID-19, Umbara dan istri dikabarkan akan menjalani terapi plasma dari orang yang terpapar COVID-19 namun sudah sehat.
"Untuk recovery-nya diusahakan dengan terapi plasma yang pernah terpapar COVID tapi sehat. Alhamdulillah sudah didapat, karena harus ada kesesuaian golongan darah," jelas Asep.