Nelayan di Kota Cirebon enggan melaut karena cuaca ekstrem. Imbasnya penghasilan nelayan berkurang. Bahkan sebagain nelayan beralih profesi.
Kondisi demikian terjadi di kampung nelayan Pesisir Utara Kota Cirebon, Jawa Barat. Puluhan perahu nelayan bersandar. Menandakan nelayan enggan melaut karena gelombang tinggi dan angin kencang. Sejumlah nelayan Pesisir Utara Kota Cirebon juga memilih menjadi buruh harian lepas, seperti buruh bangunan, penarik becak dan lainnya.
"Ya sementara jadi tukang bangunan, tukang becak dulu. Ombaknya lagi gede bisa sampai empat meter," kata Edi (40) salah seorang nelayan Pesisir Utara Kota Cirebon saat ditemui detikcom di kampungnya, Senin (4/1/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain beralih profesi sebagai buruh bangunan dan tukang becak, dikatakan Edi, sebagian nelayan juga tetap melaut. Namun mengubah tangkapannya. Nelayan memilih mencari kerang hijau yang berada di pinggiran ketimbang melaut untuk mencari ikan.
"Jadi tangkapannya itu kerang ijo (kerang hijau), udang, dan ikan kecil-kecil. Carinya tidak jauh, sekitaran tempat sandar perahu saja," kata Edi.
Senada disampaikan Dano (45), salah seorang nelayan Pesisir Utara Kota Cirebon lainnya. Dano memilih mencari kerang hijau ketimbang mencari ikan di tengah laut saat cuaca sedang ekstrem. "Buat makan sehari-hari saja. Seadanya, cari kerang atau memancing di dekat sini saja," katanya.
Sementara itu, Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Kertajati Majalengka Ahmad Faa Izyn mengatakan potensi gelombang tinggi terjadi hingga tiga hari kedepan.
"Perairan utara Indramayu dan Cirebon berpeluang terjadi tinggi gelombang berkisar 1,25 hingga 2,5 meter. Perlu diwaspadai jika terjadi hujan lebat disertai angin kencang di laut, maka bisa berpotensi gelombang lebih tinggi lagi," kata Faa Izyn kepada detikcom melalui pesan singkatnya.
(mso/mso)