Kegiatan belajar mengajar (KBM) atau sekolah tatap muka di Kabupaten Cianjur berpotensi ditunda. Sebab, Pemkab Cianjur masih mengaji dan mempertimbangkan laju pertumbuhan kasus COVID-19.
Plt Bupati Cianjur Herman Suherman mengatakan kegiatan sekolah tetap muka perlu kajian lebih lanjut dan mempertimbangkan laju termuan kasus COVID-19 di Cianjur. Namun hasil konsultasi sementara dengan tim ahli kesehatan, anak-anak rentan terpapar COVID-19, sehingga sekolah tatap muka belum memungkinkan digelar dalam waktu dekat.
"Apalagi Cianjur sedang dalam fase puncak. Sekarang saja tercatat yang terkonfirmasi positif sudah di angka 1.297 kasus. Jadi kemungkinan sekolah tetap muka tidak digelar di awal Januari 2021," ujar Herman, Senin (28/12/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, menurut Herman, kesiapan sekolah mulai dari fasilitas hingga alat pelindung diri (APD) juga menjadi pertimbangan utama untuk memastikan anak didik tidak terpapar. "Jangan sampai karena desakan dan dipaksakan, nantinya jadi banyak yang terpapar. Sedangkan isolasi saat ini sudah penuh. Jika ada lonjakan pascadibukanya belajar tatap muka, mau dirawat dimana?" ucapnya.
"Makanya kami akan kaji lebih lanjut dan pertimbangkan dengan matang, supaya semuanya aman," kata Herman menambahkan.
Bila ada sekolah yang memaksakan dan mencuri kesempatan untuk sekolah tatap muka, Herman tak akan segan memberi sanksi tegas. "Tentu ada sanksi tegas jika ada yang membandel menggelar kegiatan belajar tatap muka," ucapnya.
Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Cianjur Himam Haris mengatakan pihaknya meminta pihak sekolah dan orang tua siswa menahan diri terkait kegiatan belajar tatap muka. "Pertimbangannya kesehatan siswa, jadi diharap bisa menahan diri. Orang tua tidak mendesak, pihak sekolah juga tidak memaksakan diri," kata Himam.