Cuaca ekstrem beberapa hari ini mengakibatkan gardu listrik di sejumlah daerah di Jabar padam. Tercatat ada ribuan gardu padam akibat angin kencang.
"Akibat cuaca ekstrem di beberapa wilayah, sebanyak 6.833 gardu padam," kata General Manager PLN Unit Induk Distribusi Jawa Barat Agung Nugraha dalam keterangannya, Rabu (9/12/2020).
Agung menyatakan gardu yang padam terdapat di beberapa wilayah seperti Garut, Cianjur, Sukabumi, Cimahi, Purwakarta dan Tasikmalaya. Meski begitu, Agung mengatakan pihaknya sudah melakukan upaya perbaikan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dengan sigap PLN berhasil kembali mengoperasikan 4.748 gardu dan saat ini menyisakan 2.436 gardu yang belum nyala di akibatkan Cuaca yang ekstrem (angin puting beliung) dan Medan (lokasi) pegunungan dan lembah yang sulit dijangkau," tuturnya.
PLN Jabar sendiri saat ini menyiapkan beragam langkah antisipasi guna mencegah dampak akibat cuaca buruk. Salah satunya menyiapkan posko siaga dan personel siaga.
"Untuk saat ini PLN Jabar telah menyiapkan 72 posko siaga yang tersebar di wilayah Jawa Barat dan sebanyak 3.799 orang personil serta menyiapkan 103 genset, 20 UPS, 99 unit gardu bergerak, 12 unit kendaraan deteksi dan 700 unit kendaraan operasional pada kondisi siaga ini," ujar Agung.
Tonton juga video 'Angin Kencang Terjang Pelabuhanratu, Warga Berlarian':
Pihaknya menambahkan PLN Jabar tetap bersiaga untuk mengantisipasi dampak cuaca ekstrem terhadap aliran listrik warga. "Tidak ada yang lebih berharga dari jiwa manusia, kami pastikan jumlah alat pelindung diri mencukupi khususnya bagi rekan-rekan teknik di lapangan dan PLN memastikan akan tetap memberikan pelayanan terbaik bagi Masyarakat," kata Agung.
Sekadar diketahui, belakangan cuaca di Jawa Barat cukup ekstrem. Angin kencang melanda sejumlah wilayah di Jabar.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sudah memberi penjelasan terkait angin kencang tersebut. Menurut BMKG fenomena ini dikarenakan adanya siklon tropis di Samudera Hindia.
Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG A. Fachri Radjab mengatakan dari pantauan Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) di selatan Jawa terdapat bibit siklon tropis dengan kode 96S yang menyebabkan peningkatan kecepatan aliran udara.
Dampak dari 96S ini, kata Fachri, juga menyebabkan pertumbuhan awan hujan yang signifikan di sekitar wilayah Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur.
"Kondisi cuaca hujan lebat yang disertai angin kencang yang terjadi di Bandung dan beberapa lokasi lain di bagian selatan Indonesia disebabkan oleh fenomena atmosfer dalam skala yang lebih luas," kata Fachri saat dihubungi wartawan, Selasa (8/12).