Bawaslu Tangerang Selatan (Tangsel) tengah menelusuri kasus pemberian Form C atau formulir pemberitahuan untuk mencoblos dibarengi bingkisan berupa gelas ug dan kerudung bergambar salahsatu pasangan calon. Wajah pasangan Benyamin Davnie-Pilar Saga Ichsan tercetak di gelas mug.
Ketua Bawaslu Tangsel Muhammad Acep mengatakan tengah menelusuri kasus ini. Hal ini sebelumnya sempat diramaika oleh Bonnie Triyana, sejarawan dalam akun media sosialnya. Terbaru eks Komisioner Perempuan Neng Dara Affifah juga mengaku mendapatkannya.
"Saya baca di tweet (Neng Dara), itu juga lagi dilacak. Bawaslu sedang mentraking lewat DPT, cuma tadi belum tahu alamat TPS berapa, kalau memang ada dikasih, TPS berapa, kelurahan mana, kita akan telusuri," ujar Acep, Senin (7/12/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dihubungi terpisah, Neng Dara mengaku menerima form C dan bingkisan itu pada Sabtu (5/12/2020). Ia menerima dari asisten rumah tangganya yang mengaku dikasih tetangganya yang mendapatkan titipan.
Saat ia terima, kata dia, selain form C ada bingkisan berisi gelas mug bergambar pasangan Benyamin-Pilar dan jilbab bermerek fatwan berwarna coklat bermotif kembang-kembang.
Soal bingkisan ini pun ia tweet untuk merespons tweet yang disampaikan sejarawan Bonnie Triyana karena mendapatkan bingkisan serupa.
"Kronologinya saya kan tiap hari bekerja virtual meeting, terus asisten rumah tangga saya kasih bingkisan, agaknya tidak semua, jadi orang tertentu saja yang dikasih. Mungkin warga lain, saya belum tahu persis apakah warga lain dikasih atau tidak, yang pasti bukti di saya ya itu bingkisannya," kata Neng yang saat ini menjabat sebagai Komisioner Badan Akreditasi Nasional PAUD dan Pendidikan Non Formal di Kemendikbud saat dikonfirmasi detikcom melalui sambungan telepon, Tangsel, Senin (7/12/2020).
Neng mengatakan, ia tidak memiliki pretensi apapun sampai harus mentweet bahwa dirinya juga dikirimi bingkisan bergambar Benyamin-Pilar. Tapi sebagai orang yang ingin demokrasi berjalan sehat, ia ingin memberikan pelajaran politik pada publik. Memberikan barang seperti itu oleh Neng yang juga pengajar di UIN Jakarta ini dianggap sebagai sogokan.
Kelompok terpelajar di Tangsel khususnya elit terpelajar menurutnya harus bicara dan mengambil sikap.
"Apa maksudnya memberikan kerudung ini kepada kita, coba apa maksudnya? Kalau saya ingin bilang itu sogokan, meskipun tidak dalam bentuk uang tapi dalam bentuk barang. Intinya saya ingin memberikan pengajaran ke publik kalau cara berdemokrasi seperti itu sebenarnya speak up, tapi juga menunjukan bukti tidak boleh tidak menunjukan bukti. Dan saya kira harus dimulai oleh kalangan elit terpelajar," kata Neng.
Sementara itu Tim Komunikasi Benyamin-Pilar Reza Ahmad dikonfirmasi meminta tidak menyimpulkan pemberian bingkisan dilakukan oleh timnya. Jika memang ada pelanggaran, sebaiknya melaporkan ke pihak Bawaslu.
"Jangan dulu menyimpulkan oleh tim ini, tim itu, itu baru dugaan. Ada pra duga tak bersalah, itu yang harus diutamakan. Di sisi lain kan proses hukum dilakukan Bawaslu jalan nih, Bonnie (Triyana) katanya sudah melaporkan, Bawaslu katanya diselidiki, kita tunggu saja proses itu berjalan, jangan dulu berasumsi ini dilakukan ini dilakukan itu," kata Reza.
(bri/ern)