Klaster keluarga masih mendominasi kasus COVID-19 di Kota Bandung, Jawa Barat. Mayoritas menyasar warga di usai produktif.
Wali Kota Bandung Oded M Danial mengatakan, kasus terbanyak COVID-19 di Kota Bandung terjadi di usia produktif. Selain itu, kasus kematian didominasi oleh usia lanjut.
"Menurut data yang dimiliki oleh Gugus Tugas COVID-19 di Kota Bandung per 12 November 2020, untuk konfirmasi aktif ada 309. Alhamdulillah terkonfirmasi sembuh juga terus bertambah sekarang total 1.920 dari terkonfirmasi yang sejak awal pandemi sampai sekarang sudah 2.327, dengan 98 orang jumlah yang meninggal," kata Oded di Balai Kota Bandung, Jumat (13/11/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Oded berujar, kasus kematian akibat COVID-19 didominasi yang didominasi usia lanjut karena memiliki penyakit penyerta.
"Untuk 98 kasus meninggal dunia COVID-19 di Kota Bandung per 12 November 2020 dapat disampaikan bahwa 63.39% terjadi karena memiliki penyakit penyerta (komordbid) dengan jenis komorbid tertinggi adalah diabetes dan penyakit jantung," ungkapnya.
"Rata-rata usia kasus meninggal dunia adalah di rentang 60-69 dan 50-59 tahun," tambahnya.
Sementara itu, untuk kasus konfirmasi aktif COVID-19 di Kota Bandung yang terjadi pada rentang kelompok usia 20-25 tahun.
"Hal ini mengindikasikan bahwa terjadi penyebaran yang masuk ke tingkat rumah tangga, akibat salah satu anggotanya berkegiatan di luar. Jadi klaster keluarga ini masih mendominasi," ujarnya.
Oded terus mengingatkan kepada warga Kota Bandung agar tetap menjaga protokol kesehatan, meskipun di lingkungan keluarga.
"Mang Oded mengingatkan untuk terus menerus menjaga protokol kesehatan dimanapun kita berada," pungkasnya.
Kepatuhan Protokol Kesehatan Warga Menurun
Tingkat kepatuhan masyarakat Kota Bandung terhadap protokol kesehatan COVID-19 terus menurun. Hal tersebut dikatakan oleh Wali Kota Bandung Oded M Danial.
Dari mulai Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hingga Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) diperketat, tingkat kesadaran terus menurun.
"Tingkat kepatuhan warga terhadap Perwal AKB terus menurun setiap periodenya," kata Oded di Balai Kota Bandung, Jumat (13/11/2020).
Oded berujar, penurunan itu terjadi terus dalam setiap periodenya.
"Berdasarkan data dari aplikasi pemantauan lapangan kepatuhan warga dari periode 1 ke periode 2 mengalami penurunan sebesar 2,08 %. Sedangkan kepatuhan warga dari periode 2 ke periode 3 hingga 12 November 2020 ini mengalami penurunan sebesar 8,24 %," ujarnya.
Saat disinggung mengapa tingkat kesadaran menurun, sedangkan sosialisasi hingga penegakan disiplin protokol kesehatan terus dilakukan, Oded menilai, masyarakat jenuh dengan kondisi CIVID-19.
"Kelihatannya di lapangan, yang disampaikan tim lapangan, masyarakat sudah seperti jenuh dan sudah merasa tidak ada lagi COVID-19, padahal angka menunjukkan ternyata COVID-19 masih ada," jelas Oded.
Oded imbau kepada masyarakat, agar terus meningkatkan protokol kesehatan. "Mang Oded mengingatkan untuk terus menerus menjaga protokol kesehatan dimanapun kita berada," imbaunya.
Sementara itu, untuk angka reproduksi COVID-19 di Kota Bandung Oded menyebut, masih fluktuatif dan Kota Bandung masih ada di zona orange.
"Hasil pemantauan, Kota Bandung berada pada zona resiko sedang atau orange. Nilai reproduction rate bergerak cukup dinamis berfluktuasi, per Tanggal 12 November hasil perhitungan Dinkes Kota Bandung sebesar 0.86 persen. Hasil ini masih dibawah angka 1 menunjukan bahwa pandemi COVID-19 ini masih terkendali," pungkasnya.