Demonstran tergabung Barisan Aksi Barak Pemuda dan Mahasiswa menggelar unjuk rasa di depan Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat (13/11/2020). Mereka mendesak agar gelaran Pilkada serentak 2020 ditunda.
Mereka menilai pesta demokrasi itu berisiko tinggi menjadi momentum penularan COVID-19 selagi masa pandemi. Massa aksi yang terdiri dari puluhan orang ini berjalan ke Gedung Sate dengan membawa spanduk berisi tuntutan untuk menunda Pilkada serentak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka membawa kotak serupa kotak suara yang melambangkan diperbolehkannya Pilkada, namun larangan untuk kegiatan lainnya yang cenderung lebih aman. "Di sini kita menuntut keadilan, hari ini kita tahu pendidikan ditutup, ini seperti mau membodohkan. Yang kedua, kita tahu kegiatan atau kompetisi olahraga seperti sepakbola tidak diizinkan, padahal kita tahu sepakbola digelar tanpa penonton," ujar Koordinator Aksi Hagi Rizky.
"Pilkada serentak tetap berjalan, sangat aneh. Sangat tidak adil, kalau mau tunda-tunda semua, kami bukan mau menggagalkan tapi menunda. Demi keadilan, ini adalah gerakan moral dari teman-teman pemuda, kita berangkat dari situ," ujarnya menambahkan.
Hagi mengamati pada masa kampanye Pilkada Serentak 2020 terlihat sejumlah politisi mengumpulkan massa dalam jumlah banyak. Ia merasa heran, sebab jika kampanye dianggap lebih aman dari virus Corona, tetapi dalam tiap kegiatannya massa yang hadir abai dalam melaksanakan protokol kesehatan.
"Jelas bisa dilihat, karena saya memiliki kontak dari para pejabat atau bisa dibilang orang-orang partai, yang mana mereka melakukan kegiatan yang mengumpulkan orang dalam jumlah banyak. Mereka melakukan deklarasi secara rapat-rapat (tak menjaga jarak), apakah Corona pilih kasih dalam menyebarkan virusnya?" tuturnya.
"Corona tidak pilih kasih, pendidikan sebenarnya lebih enak dan mudah dikontrolnya karena dari kehadiran siswa bisa dibagi dua dalam satu kelas. Itu lebih gampang dalam mengontrol itu," ujar Hagi menambahkan.