Seorang anggota DPRD Banten terlibat adu mulut dengan seorang polisi di Kabupaten Lebak. Anggota dewan itu disebut tidak terima ditegur petugas yang tengah menggelar razia masker.
Dalam video berdurasi 1 menit 9 detik, dewan yang bernama Ade Hidayat terlihat berdebat dengan anggota polisi. Di video itu Ade dan polisi berdebat terkait masker.
Polisi mengatakan soal tunjuk-menunjuk sesuatu sementara anggota DPRD mengatakan bahwa dirinya sudah memakai masker. Di situ juga terdengar percakapan antar keduanya yang tinggi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kan diingatkan saya pake toh, bapak jangan bentak-bentak," kata Ade di video sebagaimana dikutip detikcom, Kamis (12/11/2020).
Seorang anggota Damkar meminta agar anggota DPRD tidak ngotot. Ia menyampaikan bahwa razia dilakukan dengan baik-baik. Polisi yang saling berdebat juga mengatakan bahwa dirinya seorang komandan. Dari situ mereka kemudian berpindah tempat ke arah mini market.
Video kedua berdurasi 1 menit 37 detik. Di situ terlihat Ade dikerumuni polisi, Satpol PP dan terlihat anggota berpakaian TNI. Perdebatan terjadi antara mereka.
"Bapak memaksa saya keluar, dibentak-bentak. Salah saya apa. Bapak maksa saya keluar, saya pakai (sambil menunjuk masker). Apa salah saya. Apa salah saya sekarang, sehingga diberlakukan begini, pasal mana. Saya bisa komplain loh," ujar Ade di video.
Sementara itu, Kasatpol PP Kabupaten Lebak Dartim menyebut perdebatan antara anggota dewan dengan seorang polisi terkait penggunaan masker. Anggota dewan tersebut tidak terima ditegur petugas karena tidak menggunakan masker.
"Mau dikasih surat teguran, nggak terima. Apa-apaan ini, katanya gitu. Nggak terima ditegur intinya mah, begitu ceritanya," ujar Kasatpol PP Kabupaten Lebak Dartim saat dihubungi, Kamis (12/11/2020).
Adu mulut tersebut terjadi di daerah Mandala, Lebak sekitar pukul 11.00 WIB. Setelah terjadi perdebatan, tim katanya mempersilahkan anggota DPRD untuk pulang namun tidak menandatangani surat teguran.
"Dilepas, nggak mau tanda tangan, ya udah biarin saja. Yang penting datanya sudah tahu siapa," ujarnya.
Satpol PP katanya akan memberikan klarifikasi soal perdebatan antara polisi, Satpol PP dan Ade. Pihaknya juga sudah berkomunikasi dengan beberapa anggota partai.
"Ini juga kalau memang dipermasalahkan kita klarifikasi dengan partainya nanti, sudah ada anggota sudah komunikasi dengan partai yang bersangkutan," ujarnya.
Anggota DPRD Banten Ade Hidayat mengatakan videonya yang viral adu mulut dengan polisi terjadi bermula saat dirinya membenarkan posisi masker di dalam mobil pribadi. Ia diminta berhenti dan turun dari mobil saat ada operasi gabungan penerapan protokol kesehatan di Mandala, Lebak.
"Saya sudah pakai masker posisinya di dalam mobil, kemudian diminta turun. Saya bilang urgensinya saya turun untuk apa kan saya sudah pakai masker, kalau tadi memang saya merapikan masker kemudian saya pakai masker. Pokoknya kamu turun, katanya gitu," kata Ade menjelaskan saat dihubungi wartawan di Lebak, Kamis (12/11/2020).
Anggota yang memintanya turun dari mobil ia sebut sempat membentak-bentak. Di situ terjadi perdebatan antar petugas dan dirinya di dua lokasi sebagaimana video yang viral.
"Di mobil saya sudah pakai masker, cuma memang gerakan tangan saya di awal merapikan masker seolah-olah baru pakai. Saya bilang kan sudah pakai masker, kalau diingatkan saya terima. Tapi kalau untuk mencari salah, kan petugas bukan untuk mencari salah bahwa manusia kadang ada salah ada khilaf, patut diingatkan," tuturnya.
Memang menurutnya adu mulut terjadi awalnya karena dianggap ia tak ingin turun dari mobil. Karena Ade sendiri mengaku sudah pakai masker sejak di dalam mobil.
Setelah berdebat, ia kemudian menyerahkan KTP dan dicatat oleh petugas. Ia sempat menyarankan agar saat menertibkan warga tidak pakai masker agar diedukasi dan dingatkan dengan baik dan tidak mencari kesalahan.
Setelah itu, satu petugas katanya menanyakan identitas lengkapnya. Ade kemudian menjawab bahwa dirinya anggota DPRD Banten dan Wakil Ketua Komisi III dan Ketua DPC Gerindra Lebak.
"Sudah gitu hilang tuh satu satu. Akhirnya satu Satpol PP nganter saya kembali ke mobil," ujarnya.
Kejadian adu mulut tadi menurutnya dinamika di lapangan. Petugas katanya tidak bisa melakukan intimidasi saat melakukan razia kepada warga. Selain itu harus ada edukasi dan bila perlu ada pemberian masker gratis secara humanis.
"Tapi sudahlah itu dinamika di lapangan. Saya hanya khawatir saja kalau caranya intimidasi. Saya katakan ini kok saya dikerumunin, emang saya maling, saya tanya begitu. Kan saya bukan maling begitu, diserang banyak orang, saya bukan maling lho, apa-apaan," paparnya.