Dua Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) pasung di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat dibebaskan dan dibawa berobat, Rabu (28/10/2020). Namun ada pemandangan berbeda, dimana proses pembebasan ODGJ pasung itu dilakukan oleh anak-anak dan remaja.
Dua ODGJ pasung yang dibebaskan itu yakni DM (42) asal Kecamatan Karangtengah dan MR (31) asal Kecamatan Haurwangi. Keduanya sudah enam tahun dipasung keluarga lantaran sering mengamuk dan dianggap meresahkan warga sekitar.
Tetapi, tanpa ragu dan rasa takut, anak-anak yang tergabung dalam Milenial Bebas Pasung yang masih duduk di bangku SD hingga SMA itu mendatangi dan membebaskan ODGJ pasung tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bukan hanya mengeluarkan pasien ODGJ dari pasungan, para anak-anak dan remaja milenial bebas pasung ini juga turut menuntun pasien tersebut ke ambulans untuk selanjutnya dibawa ke layanan medis dan panti untuk diobati.
Pembebasan ODGJ pasung tersebut bukan yang pertama, melainkan sudah ada sekitar 20 ODGJ pasung yang dibebaskan oleh kaum milenial dari Yayasan Rumah Pulang Jiwa Cianjur ini.
"Sudah puluhan yang kami bebaskan, bahkan yang paling jauh kami bebaskan pasung di pelosok Cianjur di Kecamatan Agrabinta. ODGJ perempuan itu sudah dipasung belama belasan tahun," Nanda Pratiwi, Ketua Evakuasi Milenial Bebas Pasung Cianjur, Rabu (28/10/2020).
Ia mengaku tak takut berinteraksi dengan ODGJ, bahkan dengan yang dipasung. "Kenapa harus takut, kita sesama manusia. Bahkan kita tunjukan jika mereka juga manusia yang memiliki hak yang sama. Buktinya ketika warga anggap sering mengamuk, tetapi ketika dibebaskan ODGJ tersebut berperilaku baik," tuturnya.
Meski disibukan dengan kegiatan pembebasan pasung, Milenial Bebas Pasung ini tak mengenyampingkan kewajibannya sebagai pelajar. Mereka tetap mengikuti kegiatan sekolah daring.
"Saat sekolah tatap muka sebelum adanya pandemi juga kami tetap sekolah seperti biasa. Untuk kegiatan pembebasan pasung disesuaikan, biasanya di hari libur," ungkapnya.
Di sisi lain, Bendahara Milenial Peduli Nisya Nutiara Adiningsih mengaku senang bisa menjadi bagian dari milenial bebas pasung. Sebab dia bisa sejak dini turut membebaskan ODGJ yang dipasung karena anggapan yang keliru dari masyarakat.
"Kita jadi lebih tau bagaimana memanusiakan manusia, memberikan hak yang sama bagi sesama manusia. Karena ODGJ itu bukan berarti kita semena-mena pada pengidapnya, tidak untuk dijauhi orangnya apalagi dipasung," kata dia.
"Sebagai pemuda-pemudi Indonesia kita harus mempedulikan mereka, dan membuktikan jika mereka mampu kembali ke masyarakat hingga produktif untuk dirinya," ujarnya.
(mso/mso)