Beragam peristiwa menyita perhatian pembaca di Jawa Barat hari ini. Mulai dari penjaga warung mirip Anya Geraldine hingga Ciayumaja terancam pisah dari Jabar.
Berikut rangkuman beritanya di Jabar Hari Ini:
Heboh Penjaga Warung di Cianjur Mirip Anya Geraldine
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penjaga warung cantik di Cianjur, Jawa Barat mendadak viral di media sosial. Bukan hanya karena parasnya cantik, gadis yang baru lulus kuliah ini juga disebut-sebut mirip artis sekaligus selebgram Anya Geraldine.
Mojang cantik dari Tatar Santri berusia 23 tahun ini memiliki nama lengkap Intan R Sintia Rose, atau lebih akrab disapa Intan Rose.
Intan viral setelah video TikToknya yang menunjukkan banyaknya pembeli di warungnya hingga larut malam. Pesona dan keramahan Intan membuat remaja hingga pria dewasa betah berlama-lama nongkrong di warungnya.
Bahkan dalam video berdurasi 29 detik itu menunjukkan Intan yang harus bersusah payah menyuruh beberapa orang remaja untuk pulang lantaran dirinya ingin istirahat.
"Jadi ini sudah jam setengah sepuluh (malam), dan aku tuh udah cape pengen tutup. Tapi liat, mereka mereka ini ngotot enggak mau pulang. Pulang... Pulang... Pulang..., ini alesannya aku gak bisa hidup sehat, karena tidurnya selalu larut malam," ucap Intan dalam videonya.
Di dalam video itu Intan juga menanyakan kenapa mereka tidak kunjung mau pulang. Dengan polosnya salah seorang remaja menjawab jika adanya Intan membuat mereka betah.
"Kenapa kalian enggak mau pulang?" ucap Intan.
"Karena ada teteh (Intan)," jawab remaja tersebut.
Siapa sangka videonya itu viral lantaran banyak yang berkomentar jika Intan mirip dengan Anya Geraldine. Videonya itupun banyak disebar ke berbagai akun media sosial.
Di akun instagram @Otakkanann misalnya, postingan gadis penjaga warung Cianjur mirip Anya Geraldine itu di tonton 8.700 pengguna dan dikomentari ratusan orang.
Intan yang merupakan nak bungsu dari tiga bersaudara ini mengaku tidak menyangka jika dirinya akan sangat viral dan disebut mirip dengan Anya Geraldine.
"Biasanya memang ada yang repost video tiktok Intan, karena memang kalau lagi sepi suka iseng bikin video tiktok atau posting foto di instagram. Tapi kalau sampai seviral ini tidak pernah nyangka. Apalagi disebut mirip Anya. Intan juga bingung kenapa banyak yang sebut mirip," ungkap Intan saat dihubungi melalui telepon seluler, Kamis (15/10/2020).
Sarjana Fakultas lmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bahasa Indonesia ini mengaku sejak viral, followernya yang semula hanya 2.000 naik pesat hingga 12 ribu follower.
Tak hanya terkenal di media sosial, warung tempatnya berjualan pun banyak yang datang untuk sekadar nongkrong atau belanja. Kedatangan mereka tidak lain penasaran dengan paras cantik Intan yang mirip selebgram Anya.
"Warung jadi rame, followers instagram juga bertambah banyak. Pastinya jadi senang," kata dia.
Meski senang dirinya viral dan banyak diundang sejumlah acara di stasiun televisi swasta, Intan mengaku tidak akan larut dalam keviralannya.
Ia mengaku tetap akan meneruskan hidup dan bersikap seperti biasanya. Bahkan ia berkeinginan untuk mengejar cita-citanya menjadi guru.
"Intan bakal tetap jadi Intan, gak akan berubah karena viral. Mungkin jadi akan aktif di media sosial, tapi tetap ingin jadi guru atau kerja untuk bantu-bantu mamah," pungkasnya.
Terungkap! Pria Bersimbah Darah di Garut Dibunuh Pemilik Kandang Ayam
Teka-teki tewasnya Dadang (58) di sebuah kandang ayam milik warga di Garut terungkap. Dadang ternyata dibunuh sang pemilik kandang ayam. Polisi sudah menangkap pelakunya.
Panit Reskrim Polsek Garut Kota Ipda Amirudin Latif mengatakan pelaku, inisial HR (40), ditangkap pada Rabu (14/10). "Sudah berhasil kita amankan," ucap Amir saat dikonfirmasi detikcom, Kamis (15/10/2020).
Warga Bantarlebak, Sukamentri, Kecamatan Garut Kota, Rabu kemarin digegerkan dengan tewasnya Dadang di kandang ayam. Dadang terkapar bersimbah darah.
Hasil penyelidikan, polisi menyimpulkan Dadang tewas dibunuh. Polisi lantas menelusuri jejak pembunuh Dadang yang sebelumnya masih menjadi misteri.
"Pihak keluarga awalnya memang sempat menutupi keberadaan HR. Mereka ngaku enggak tahu. Akhirnya kita bujuk untuk dihubungi setelah itu nyambung dengan HR," ucap Amir.
HR kemudian berhasil diciduk tim Reskrim Polsek Garut Kota di rumah seorang temannya. Saat ditangkap, HR tidak melawan.
"Tersangka mengakui perbuatannya," kata Amir.
Saat ini, tersangka diamankan di Polsek Garut Kota untuk dimintai keterangan. Sementara jenazah korban berada di RSUD dr. Slamet Garut untuk diautopsi.
Kodam III Siliwangi Cek Handphone Anggota Cegah LGBT
Kodam III Siliwangi ikut mengawasi para prajurit agar tak terjerumus memiliki penyimpangan seksual LGBT. Salah satu caranya, dengan mengecek ponsel prajurit.
"Ada pengawasan tetap sewaktu-waktu dikumpulkan, pengecekan HP semua. Nggak setiap waktu, tapi kadang-kadang kita turun, kumpulkan semua (prajurit) dengan HP, kita cek antisipasi ada yang menyimpang," ucap Kapendam III Siliwangi Kolonel Infanteri FX Sri Wellyanto kepada detikcom, Kamis (15/10/2020).
Welly mengatakan Pangdam III Siliwangi Mayjen TNI Nugroho Budi Wiryanto juga sudah memberikan instruksi agar prajurit tak terjerumus memiliki perilaku menyimpang. Selain cek ponsel, sambung Welly, Pangdam sudah menginstruksikan komandan satuan guna memberi bekal mental kepada prajuritnya setiap waktu.
"Ya kalau antisipasi sudah ada perintah dari Pangdam untuk semua Dan Sat untuk sering-sering memberi jam komandan, jam pimpinan memberikan pembinaan mental. Untuk mencegah hal seperti itu," tuturnya.
Selain pembinaan mental, kata Welly, pemahaman kerohanian juga ditingkatkan. Sehingga, hal itu diharapkan dapat mencegah timbulnya pola perilaku menyimpang.
"Ya pembinaan mental jam pimpinan, jam komandan meningkatkan kegiatan kerohanian," katanya.
Welly menambahkan aturan sanksi dari ringan hingga berat bisa diberikan kepada prajurit yang memiliki perilaku menyimpang. Bahkan bila terbukti, sambungnya, prajurit dikenakan sanksi pemecatan.
"Sesuaikan aturan berlaku. Bisa sampai pemecatan, tergantung kasusnya kalau keterlibatan terlalu jauh, buat apa dipertahankan," kata dia.
Sebelumnya diberitakan, Pengadilan Militer II-10 Semarang memecat Praka P sebagai prajurit TNI karena terbukti melakukan hubungan seks sesama jenis. Selain dihukum 1 tahun penjara, Praka P dipecat dari dinas militer.
Hal itu tertuang dalam putusan Pengadilan Militer Semarang yang dilansir website Mahkamah Agung, Rabu (14/10). Praka P dipecat karena terbukti melakukan hubungan sesama jenis dengan Pratu M, yang ia kenal lewat media sosial.
Selain Praka P, seorang prajurit lainnya juga turut dipecat karena melakukan hubungan sejenis. Pengadilan Militer II-09 Bandung memecat Pratu H karena hubungan sesama jenis yang dilakukan berulang dengan sesama anggota TNI.
Ciayumaja Akan Pisah Kalau Provinsi Jabar Jadi Tatar Sunda?
Wacana perubahan nama Provinsi Jawa Barat menjadi Provinsi Tatar Sunda menyita perhatian sebagian masyarakat salah satunya pakar budaya dan bahasa.
Pakar Budaya dan Bahasa sekaligus Ketua Program Studi Sastra Sunda Universitas Padjadjaran (Unpad) Gugun Gunardi mengatakan, usulan perubahan nama provinsi bisa dikatakan sah-sah saja. Namun ada beberapa hal yang harus menjadi pertimbangan, salah satunya wilayah Ciayumaja (Cirebon, Indramayu, Majalengka) yang secara bahasa memiliki perbedaan dan diprediksi jika terjadi perubahan nama, maka Ciayumaja dan Cirebon akan keluar dari Jawa Barat.
"Tapi yang harus diingat, jika kita mengusulkan mengganti nama Provinsi Jabar menjadi Provinsi Sunda, maka prediksi saya Ciayumaja (Cirebon, Indramayu dan Majalengka) pasti keluar dari Jabar. Dari bahasa saja mereka (Ciayumaja) kan menggunakan bahasa Jawa. Apalagi Cirebon, kan kental dengan kultur Jawa. Dalam proses pendidikan bahkan bahasa ibu mereka kan menggunakan bahasa Jawa-Cirebon, atau bahasa Cirebon," kata Gugun saat dihubungi, Kamis (15/10/2020).
Dia mengatakan, perubahan ini bisa saja berlaku sebatas geografis, tapi besar kemungkinan akan terjadi penyempitan wilayah kebudayaan. Gugun juga sempat menyinggung pemisahan Banten sebagai provinsi.
"Dulu juga Banten lepas dari Jawa Barat. Maka, pengubahan nama provinsi ini bisa saja memicu lepasnya daerah, misalnya Ciayumaja menjadi provinsi tersendiri," ujarnya.
Daripada merubah nama sebuah provinsi, dia berpendapat lebih baik lagi jika memunculkan kembali kebudayaan di wilayah tersebut salah satunya melalui bahasa. "Sekarang, meski di Cirebon terdapat bahasa Cirebon, namun belajar bahasa Sunda. Jika diganti mungkin nanti mereka pun menuntut hak mereka untuk menjadi provinsi sendiri. Jadi, nanti Sunda semakin menyempit," tuturnya.
"Pelestarian kebudayaan Jawa Barat yang luas jangan sampai dikerdilkan oleh sebatas penggantian nama. Terkait nama juga kan masih dalam proses kajian yang masih berlanjut, misalnya, apakah benar Sunda itu nama etnis? Ini kan masih perdebatan juga. Bisa saja dulu nama agama kan. Jadi saya melihatnya dari wawasan kebudayaan saja," katanya.
Apalagi, kata dia, saat ini Jawa Barat sudah memiliki kekayaan budaya terlebih dari Cirebon. Padahal dari bahasa saja, Cirebon tidak seutuhnya menggunakan bahasa Sunda.
"Di Cirebon itu banyak kekayaan kebudayaan, misalnya terkait kesultanan. Kita punya istana kanoman, istana kasepuhan, istana kacirebonan. Nanti itu semua akhirnya bukan milih Jawa Barat. Hilang. Cirebon itu banyak menyumbang kekayaan budaya untuk jawa barat, batik, keraton, masiid. Makam Sunan Gunung Djati, sekarang itu milik Jabar," ujar Gugun.
"Jadi, saya lebih setuju dengan nama Jawa Barat. Lebih baik konsentrasi kepemeliharaan budaya saja. Memperkenalkan budaya yang ada di Jabar yang begitu banyak di kita," pungkasnya.
KAMI Bantah Sekap Polisi Saat Demo Omnibus Law di Bandung
Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Jawa Barat membantah adanya penyekapan aparat kepolisian di posko medis. KAMI menjelaskan kronologi insiden itu menurut versinya. Seperti apa?
Presidium KAMI Jabar Sofyan Sjahril menjelaskan pihak KAMI memang mendirikan posko medis pada 8 Oktober 2020 lalu menyusul sehari sebelumnya banyak korban demonstran berjatuhan. Saat kejadian, dia mendapat laporan dari rekan-rekan di lapangan terkait insiden dugaan pemukulan itu.
"Suasana kondusif sampai Magrib, kita juga salat Magrib berjamaah, lalu tiba-tiba ada satu orang mengaku mahasiswa masuk situ (posko kesehatan), dia terlihat mengucek matanya seperti kena gas air mata, lalu dibantu tim kesehatan," ucap Sofyan kepada wartawan, Kamis (15/10/2020).
Usai seorang yang mengaku mahasiswa itu masuk, kata Sofyan, di belakangnya ada seorang lagi memakai baju hitam, berhelm dan membawa pentungan.
"Masuk ke situ secara provokatif narik tim medis di situ, tapi ditahan sama tim lainnya karena dikira yang ditarik itu mahasiswa itu," kata Sofyan.
Sofyan mengatakan para relawan yang berada di lokasi tak mengetahui bila pria berpakaian bebas itu anggota polisi. Sebab, saat ditanya, yang bersangkutan tak menjawab.
Singkat cerita saat itu, pria tersebut berusaha membuka gerbang. Namun para relawan menutup lagi gerbang itu.
"Akhirnya membalik lalu tim medis menutup gerbang. Satu petugas itu provokatif dengan tongkat pemukulnya dia buka gerbang sekencangnya oleh tim medis, ditutup lagi jatuh dia (petugas) kedorong, anak ini atau siapalah saya gak tahu akhirnya ada yang kesal dan marah. Jadi bukan disekap," katanya.
Seperti diketahui, Seorang anggota polisi berpakaian preman disekap dan dianiaya demonstran ricuh saat demo tolak UU Omnibus Law Cipta Kerja. Anggota polisi Brigadir A itu dianiaya menggunakan sekop dan batu.
"Anggota kita dianiaya kepalanya dengan menggunakan sekop kemudian menggunakan batu," ucap Kabid Humas Polda Jabar Kombes Erdi A Chaniago di Mapolda Jabar, Jalan Soekarno-Hatta, Kota Bandung, Senin (12/10/2020).
Erdi mengatakan polisi yang mendapatkan informasi langsung melakukan penelusuran. Polisi lalu mendapati Brigadir A dianiaya di sebuah bangunan di Jalan Sultan Agung.
Polisi kemudian menangkap 7 orang yang kemudian dijadikan tersangka. Dari tujuh orang, tiga orang di antaranya ditahan. Ketiganya yakni DR, DH dan CH.
"Tiga orang tersangka ditahan dan empat orangnya tetap berstatus tersangka," katanya.
Sementata itu, KAMI Jabar melalui Koordinator Lapangan Robby Win Kadir mengungkapkan ketiga orang yang diamankan tersebut merupakan simpatisan KAMI.
"Dia simpatisan, tapi anggota KAMI ini bisa dalam bentuk organisasi atau perorangan yang bersimpati terhadap KAMI dalam rangka kegiatan-kegiatan penyelamatan bangsa dan kemanusiaan. Itu simpatisan," ujarnya.