Beredar surat pernyataan dari Himpunan Advokat Universitas Islam Bandung (Unisba) yang menuntut institusi Polri untuk melakukan permintaan maaf secara resmi di media nasional. Reaksi itu buntut perusakan fasilitas kampus dan penganiayaan petugas keamanan oleh oknum polisi pada Kamis (8/10).
Pernyataan itu merupakan hasil musyawarah yang dilakukan Himpunan Advokat Unisba pada Jumat (9/10). Selain meminta polisi meminta maaf, himpunan juga meminta agar Polri untuk mengusut tuntas kasus tersebut dan meminta oknum polisi yang melakukan perusakan dan penganiayaan untuk diproses secara hukum yang berlaku.
Sekadar diketahui, insiden tersebut berlangsung setelah aksi unjuk rasa tolak UU Omnibus Law Cipta Kerja di depan DPRD Jabar dan Gedung Sate berujung ricuh. "Meminta agar pihak rektorat Unisba untuk memberikan pernyataan sikap yang sama," dalam salah satu poin langkah yang akan diambil oleh himpunan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menanggapi surat tersebut, Rektor Unisba Edi Setiadi mengatakan pernyataan yang meminta polisi meminta maaf adalah murni dari pihak himpunan. "Tidak ada (kaitannya), itu mereka sudah alumni, punya pandangannya sendiri. Itu memang nadanya sama dengan kita, tindakan berlebihan memang tidak dibenarkan," ujar Edi di Gedung Rektorat Unisba, Jalan Tamansari, Kota Bandung, Sabtu (10/10/2020).
Menurut Edi, polisi sedianya melakukan permohonan maaf kepada pimpinan yayasan yang menaungi Unisba. "Ya tidak eksplisit, tapi sudah (minta maaf) ke yayasan," kata Edi.
Sebelumnya, pemukulan terjadi kepada seorang anggota keamanan kampus Unisba. Satpam tersebut dipukul aparat yang berupaya membubarkan kerumunan mahasiswa di Jalan Tamansari, Kamis (8/10) malam. Polisi, yang dalam rekaman kamera CCTV menembakkan gas air mata ke arah Jalan Tamansari, juga mendekati petugas keamanan. Tak lama kemudian pemukulan pun terjadi.
Saat ini, ujar Edi, pihak kampus telah melakukan pemeriksaan medis kepada satpam tersebut. Kondisinya hanya mengalami memar dan tak ada cedera yang parah.
"Kita lakukan pemeriksaan kepada dokter umum, alhamdulillah tidak ada indikasi gegar otak," katanya.
"Satpam yang berjaga saat itu juga pasti mendapatkan uang kadedeuh dari kita," ucap Edi menambahkan.
Sebelumnya, polisi memberi penjelasan terkait hal tersebut. Kapolrestabes Bandung Kombes Ulung Sampurna Jaya mengatakan petugas berusaha membubarkan massa aksi lantaran sudah malam. Selain itu, petugas juga khawatir massa aksi melakukan perusakan fasilitas umum di Kota Bandung.
Ulung mengatakan pihaknya akan datang ke kampus Unisba untuk bicara dengan rektorat. Pihaknya juga akan mengkomunikasikan terkait insiden yang terjadi di Unisba. "Nah, dengan adanya kesalahpahaman itu maka nanti kita akan berkomunikasi baik dengan rektor maupun yayasannya," kata Ulung di Mapolrestabes Bandung, Jumat (9/10).