Kepala Unit Pelayanan Teknis Dinas (UPTD) Balai Perikanan Cidaun Kabupaten Cianjur Eli Muslihat mengomentari warga memakan daging hiu paus yang terdampar di Muara Ciwidig. Ia menyebut hiu paus mengandung merkuri berkadar tinggi.
Meski masih segar, Eli menegaskan, tetap tidak layak untuk dikonsumsi karena kandungan merkuri tinggi membuat hiu paus cepat membusuk. "Kandungan merkuri dan amonia saat pembusukan berisiko untuk kesehatan," ujar Eli kepada detikcom via telepon, Sabtu (26/9/2020).
Ia mengimbau kepada warga agar tidak menyantap hiu paus yang terdampar. Apalagi kondisi hiu paus itu sudah mati.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat masih hidup pun tidak boleh dikonsumsi, karena kan satwa dilindungi. Terlebih jika sudah mati," ucapnya.
Eli meminta warga sebaiknya menghubungi petugas saat menemukan hiu paus yang terdampar. "Segera laporkan agar kami bisa melakukan penanganan," kata Eli.
Syamsul Bahri (50), tokoh masyarakat Desa Kertajadi, Kecamatan Cidaun, mengatakan ada banyak warga yang turut mengambil daging hiu paus berukuran panjang 5 meter dan berat sekitar 1 ton itu.
Menurut dia, warga tidak mengetahui jika hiu paus banyak mengandung merkuri, sehingga berani untuk membawanya. Sampai saat ini pun belum ada warga yang mengeluhkan sakit akibat menyantap daging hiu paus.
"Tidak tahu ada kandungan berbahaya. Tapi belum ada yang mengeluhkan sakit. Kalau memang berbahaya, mungkin ke depannya tidak akan ada lagi yang berani memotong atau mengonsumsinya jika ada yang mati terdampar," ucap Syamsul.
Diberitakan sebelumnya, hiu paus atau rhincodon typus ditemukan mati terdampar di Muara Ciwidig, Kecamatan Cidaun, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Jumat (25/9) siang. Ikan besar tersebut dipotong dan dagingnya dibawa warga.